MOTIVASI SEBAGI MODEL PENDEKATAN PSIKOLOGI DAKWAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dakwah adalah usaha untuk mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku seperti apa yang di inginkan oleh da’i. sebagai makhluk psikologis, manusia adalah makhluk yang berfikir, merasa dan berkehendak. Kehendak manusia untuk menerima atau menolak suatu ajakan di pengaruhi oleh cara berfikir dan cara merasanya. Cara berfikir dan cara merasa yang salah dapat mempengaruhi persesepsi dan pengambilan keputusan. Setiap orang memiliki cara befikir dan cara merasa yang berbeda-beda, yang mana di pengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, da ufuk mental masing-masing. Oleh karena itu, mengajak orang pintar harus di bedakan caranya dengan mengajak orang awam. Tetapi secara umum orang hanya akan tertarik kepada ajakan kepada sesuatu yang mempunya nilai yang lebih. Adapun orang yang menolak suatu ajakan, yang mungkin di sebabkan karena tidak mampu memahami maksud ajakan tersebut. Berbeda dengan ajakan yang di lakukan secara terbuka, akan mampu memahamkan orang yang di ajak. Jika pekerjaan mengajak membutuhkan pengetahuan cara berfikir dan cara berfikir orang yang di ajak (mad’u), dakwah juga membutuhkan pengetahuan problem kejiwaan yang sedang di idap oleh orang yang di ajak (mad’u),begitu juga motivasi sehingga mad’u atau orang yang di ajak bisa lebih bersemangat dalam mengikuti dakwah yang kita sampaikan. Derdakwah dengan pendekatan psikologis (persuasif) memungkinkan orang mengikiti kehendak Mad’u, tetapi mereka merasa sedang mengikuti kehendak sendiri.
Di sini pemakalah mencoba menjelaskan secara ringkas da terperinci tentang motifasi sebagi model pendekatan psikologi dakwah. Karena pemakalah menganggap bahwa motivasi sebagi model pendekatan psikologi dakwah merupakan hal yang tidak kalah penting dan berpengaruh dalam usaha dakwah kita.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana awal motivasi sebagi model pendekatan psikologi dakwah?
2. Apakah yang di maksud teknik motivasi dalam pendekatan psikologi dakwah itu?
3. Apa yang di maksud dengan motivasi keagamaan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. MAKSUD DARI PENELITIAN DAN MOTIVASI.
Istilah motiv mengacu pada sebab atau mengapa seseorang berprilaku dan dari kata motiv inilah terbentuk kata motivasi yang mana motivasi tersebut mempunyai makna suatu pernyataan yang komplek di dalam suatu organism yang mengarahkan pada tingkah lakusesuatu atau perangsang. Bila di pakai dalam arti ini , maka motivasi akan meliputi segala aspek psikologi. Walaupun demikian para psikolog membatasi konsep motivasi pada factor-faktor yang menguatkan prilaku dan memberikan arahan pada prilaku tersebut. Suatu organism yang di motivasi akan melakukan aktivitasnya secara lebih giat dan lebih efesien di bandingkan dengan organism yang beraktivitas tanpa adanya motivasi. Selain menguatkan organism, motivasi cenderung mengarah pada suatu tingkah laku tertentu.
Istilah motivasi sendiri baru digunakan pada awal abad ke dua puluh. Selama berates-ratus tahun pandangan utama para pakar filsafat dan teologi ialah bahwa manusia adalah makhluk rasional dan intelek yang memilih tujuan dan menentukan sederetan perbuatannya secara bebas. Nalarlah yang menentukan apa yang dilakukan oleh manusia dan konsep motivasi tidaklah perlu tapi pada abad ke XVII para pakar filsafat mulai meninggalkan konsep rasional dan beralih menganut pandangan mekanistik tentang prilaku. Pandangan mekanistik ini antara lain menyatakan bahwa perbuatan timbul dari kekuatan internal dan eksternal di luar control manusia. Bagian terpenting dari pandangan mekanistik ini ialah teori naluri (insting), yaitu teori yang berpendapat bahwa kekuatan psikologi bawaan dapat mempengaruhi organisme untuk bertingkah laku dengan cara tertentu dalam keadaan yang tepat.
Dan selama tahun 1950-an, para psikolog mulai meragukan dorongan dari motivasi sebagai penjelasan tentang semua jenis prilaku manusia. Bagi mereka organism tidak di dorong untuk beraktivitas oleh dorongan internal semata-mata, stimuli eksternal yang di sebut insentif juga memegang peranan penting dalam menggugah prilaku. Motivasi akan di fahami secara baik sebagai interaksi antara stimuli dalam lingkungan dan keadaan fisiologi dari organism tersebut.
Pendekatan yang lebih baru tehadap teori motivasi ini mefokuskan perhatian pada peran insentif, yaitu keadaan lingkungan yang menjadi motivasi bagi organism. Suatu insentif positif menggugah organism itu untuk medekatinya dan insentif negative mengarahkan prilaku kea rah menjahuinya. Seseorang yang merasa haus, insentif positifnya akan mencari sesuatu yang dapat menghilangkan rasa hausnya yakni berupa air. Insentif negative akan menjauhkan seseorang dari suatu benda atau situasi yang dapat mengakibatkan rasa sakit.
No comments:
Post a Comment