BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Menuntut ilmu merupakan
suatu kewajiban bagi seluruh umat Islam. Sebagaimana yang kita ketahui dalam
lima ayat yang pertama kali diturunkan, di situ tertera adanya perintah untuk “membaca”.
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ
Artinya
: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S.
Al-Alaq : 1-5)[1]
|
Ayat di atas juga
memberikan penjelasan tentang perlunya alat dalam melakukan kegiatan.
Seperti halnya kalam yang diperlukan bagi pengembangan dan pemeliharaan
ilmu pengetahuan. Kalam tersebut tidak terbatas hanya pada arti sebagai alat
tulis yang banyak digunakan kalangan para santri di lembaga-lembaga pendidikan
tradisional, melainkan juga mencakup berbagai peralatan yang dapat menyimpan
berbagai informasi, mengakses dan menyalurkannya secara tepat dan akurat.[3]
Termasuk di dalamnya adalah perpustakaan sebagai tempat untuk menyimpan
berbagai informasi.
Membaca (sebagaimana
disebutkan dalam surat al-‘Alaq di atas) merupakan bagian dari proses
pendidikan.[4]
Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang
saling bekerja sama dan salah satu komponen dalam pendidikan adalah sumber
belajar.[5]
Perpustakaan merupakan
salah satu sumber belajar yang berpengaruh besar dalam dunia pendidikan.
Khususnya perpustakaan sekolah, mempunyai peranan yang sangat dominan dalam
pembangunan di bidang pendidikan. Salah satu peranan perpustakaan sekolah
adalah meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan adanya perpustakaan
diharapkan siswa dapat mengembangkan ketrampilan untuk mencari informasi bagi
keperluan mereka secara mandiri.
Hal ini tentunya dengan
cara memanfaatkan perpustakaan semaksimal mungkin, dengan cara membaca dan
memahami buku-buku yang tersedia, baik buku pelajaran, keagamaan maupun umum.
Pasal 45 UU No 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan
nasional menyebutkan bahwa “Setiap
satuan pendidikan formal dan non-formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan
sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik”.[6]
Salah satu sarana pendidikan
yang berpengaruh terhadap hasil pendidikan adalah perpustakaan, di mana
perpustakaan ini harus memungkinkan tenaga kependidikan dan para peserta didik
memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan
membaca bahan pustaka yang mengandung ilmu pengetahuan yang diperlukan.
Perpustakaan sekolah
sebagai sarana pendidikan yang amat penting harus diselenggarakan secara
efektif dan efisien.[7]
Lebih-lebih jika kita lihat perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
sekarang ini sedemikian pesatnya, maka peranan perpustakaan sebagai sumber
informasi sangat kuat dan mutlak diperlukan di sekolah-sekolah. Sedemikian
pentingnya perpustakaan, sehingga diibaratkan sebagai jantung pendidikan yang
memiliki kemampuan dan kekuatan yang langsung mempengaruhi hasil pendidikan.
Oleh karena itu baik
secara struktural maupun operasional perpustakaan sekolah perlu penanganan
lebih serius. Akan tetapi pada kenyataannya belum seluruh sekolah di negeri ini
yang memiliki perpustakaan yang memadai, dan yang lebih penting adalah
bagaimana agar murid-murid memiliki kegemaran membaca dan mampu memanfaatkannya
secara optimal perpustakaan yang ada betapapun sedikitnya koleksi.[8]
Berdasarkan penjelasan di atas, menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis
untuk mengkaji tentang Peran Perpustakaan Sekolah Terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VII dengan obyek penelitian SMP Assa’adah
Bungah Gresik. Hal ini dengan berbagai pertimbangan diantaranya yaitu:
1. Perpustakaan merupakan pusat informasi
yang ada di sekolah dan mempunyai peranan cukup besar dalam pendidikan
khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga perlu adanya
perhatian khusus dalam menanganinya.
2. Mengingat pentingnya peranan
perpustakaan di sebuah sekolah, akan tetapi selama ini kelihatannya belum
begitu banyak penelitian yang membahas tentang perpustakaan sekolah secara
spesifik.
3.
Penulis
mengambil obyek di SMP Assa’adah Bungah Gresik, sebab SMP Assa’adah Bungah
Gresik merupakan salah satu SMP model yang ada di gresik yang sudah memiliki
perpustakaan yang memadai.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun yang menjadi
pokok-pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perpustakaan sekolah di SMP
Assa’adah Bungah Gresik?
2. Bagaimanakah prestasi belajar PAI siswa
kelas VII di SMP Assa’adah Bungah Gresik?
3.
Bagaimna
peran perpustakaan sekolah SMP Assa’adah
Bungah Gresik dalam meningkatkan prestasi belajar PAI siswa?
1.3
Tujuan
Penelitian
Sebagaimana perumusan
masalah di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk:
1.
Bersifat Umum
a. Untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah di Institut Keislaman Abdullah Faqih (INKAFA)
Suci-Manyar-Gresik.
b. Untuk
melaksanakan salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi Khususnya Di bidang
Penelitian.
2.
Bersifat Khusus
a. Mengetahui
bagaimana keberadaan perpustakaan di SMP Assa’adah Bungah Gresik.
b. Mengetahui
bagaimana prestasi belajar PAI siswa kelas VII di SMP Assa’adah Bungah Gresik.
c. Mengetahui
peranan yang diberikan perpustakaan sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar PAI siswa SMP Assa’adah Bungah
Gresik.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari
penelitian ini nantinya dapat diharapkan menjadi acuan dalam pengembangan
perpustakaan sekolah pada umumnya dan perpustakaan pada lembaga-lembaga
pendidikan Islam pada khususnya, baik negeri maupun swasta. Hal ini mengingat
masih sedikit lembaga pendidikan Islam yang mempunyai perpustakaan sekolah yang
memadai. Oleh karena itu dengan penelitian ini diharapkan dapat menggugah hati
para pengelola sekolah ataupun pengelola perpustakaan untuk mengembangkan
perpustakaan sekolahnya semaksimal mungkin.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan
Teori
2.1.1
Pengertian Perpustakaan
2.1.1.1
Pengertian Perpustakaan Sekolah
Secara etimologis istilah perpustakaan berasal
dari kata dasar “pustaka” yang berarti buku, kitab.[9]
Dalam bahasa asing dikenal dengan istilah library (Inggris), liber
atau libri (Latin), bebliotheek (Belanda), bebliothek
(Jerman), bibilotheque (Perancis), biblioteca (Spanyol)
dan biblia (Yunani).[10]
Istilah Pustaka ini kemudian ditambah awalan “per” dan akhiran “an”
menjadi perpustakaan.
Perpustakaan mengandung arti (a)
tempat, gedung yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan dan sebagainya,
(b) koleksi buku, majalah dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk
dibaca, dipelajari dan dibicarakan.[11]
Dari kata dasar itu kemudian
menimbulkan istilah turunan lain seperti: bahan pustaka, pustakawan,
kepustakaan, dan ilmu pengetahuan.[12]
Ada beberapa definisi perpustakaan, di antaranya adalah sebagai berikut:
a.
Perpustakaan adalah
suatu unit kerja dari satu badan atau lembaga tertentu yang mengelola
bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book
material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat
digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.[13]
|
b.
Darmono
memberikan definisi perpustakaan sebagai salah satu unit kerja yang berupa
tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi bahan
pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi
sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan.[14]
c.
Menurut Sumardji,
perpustakaan adalah koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tertulis, tercetak
maupun grafis lainnya seperti film, slide, piringan hitam, tape, dalam ruangan
atau gedung yang diatur dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat
digunakan untuk keperluan studi, penelitian, pembacaan dan lain sebagainya.[15]
d.
Menurut
Milburga, dkk., perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat
menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara
tertentu untuk dipergunakan secara berkesinambungan oleh pemakainya sebagai
sumber informasi.[16]
Pengertian perpustakaan sekolah merupakan turunan dari pengertian perpustakaan
secara umum. Carter V. Good sebagaimana yang dikutip oleh Ibrahim Bafadal
memberikan definisi perpustakaan sekolah sebagai koleksi yang diorganisasikan
di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru, yang
dalam penyelenggaraannya diperlukan seorang pustakawan yang bisa diambil dari
salah seorang guru.[17]
Bafadal sendiri berpendapat bahwa
perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun
bukan buku (non book material) yang diorganisasikan secara sistematis dalam
suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses
belajar mengajar di sekolah.
Menurut Milburga, dkk, perpustakaan
sekolah ialah suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat
menyimpan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan yang diatur secara
sistematis, untuk dipergunakan secara berkesinambungan sebagai sumber informasi
untuk memperkembangkan dan memperdalam pengetahuan, baik oleh pendidik maupun
yang dididik di sekolah tersebut.[18]
Pendapat dari para ahli di atas,
meskipun terlihat ada sedikit perbedaan akan tetapi sebenarnya mengarah pada
satu pengertian. Dari ketiga pendapat di atas, yang memberikan penjelasan
paling lengkap adalah pendapat dari Bafadal, sebab dalam definisi tersebut
sudah dijelaskan bahwa koleksi yang ada di perpustakaan bukan hanya buku, akan
tetapi juga koleksi non buku (non book material). Hal inilah yang
membedakan pendapat Ibrahim Bafadal dengan pendapat-pendapat yang lain yang
hanya menyebutkan “bahan pustaka” sebagai koleksi yang ada di perpustakaan.
Penyebutan “bahan pustaka” yang belum
jelas ini dikhawatirkan akan memberikan pemahaman yang kurang tepat tentang
bahanbahan pustaka yang ada di perpustakaan. Dari beberapa definisi di atas
dapat penulis simpulkan bahwa secara garis besar perpustakaan adalah salah satu
unit kerja / lembaga tertentu yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengelola
dan mengatur koleksi bahan pustaka baik yang tertulis, tercetak, maupun grafis
lainnya, seperti film, slide, piringan hitam, tape, yang diatur dan
diorganisasikan secara sistematis untuk dipergunakan secara berkesinambungan
sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan
bagi setiap pemakainya.
Dengan demikian pengertian perpustakaan
sekolah tidak jauh beda dengan pengertian perpustakaan umum, hanya saja tempatnya
di sebuah lembaga pendidikan. Jadi, perpustakaan sekolah ialah suatu unit kerja
dari lembaga pendidikan yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan,
mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka baik yang tertulis, tercetak
maupun grafis lainnya (seperti film, slide, piringan hitam, tape) yang diatur
dan diorganisasikan secara sistematis untuk dipergunakan secara berkesinambungan
sehingga dapat membantu murid-murid dan guruguru dalam proses belajar mengajar.
2.1.1.2
Jenis-Jenis Perpustakaan
Pada umumnya jenis perpustakaan yang
berkembang di Indonesia kurang lebih sama dengan yang berkembang di Negara lain,
yang berbeda mungkin adalah perkembangannya. Hal ini dikarenakan perkembangan
perpustakaan sangat tergantung kepada masyarakat setempat dan penyelenggaranya.
Karena ada bermacam-macam golongan manusia yang memanfaatkan perpustakaan dan perpustakaan
dapat diarahkan untuk bermacam-macam tujuan atau kebutuhan, maka ada beberapa
jenis perpustakaan . Sulistyo-Basuki mengklasifikasikan perpustakaan menjadi 2,
yaitu:
a.
Menurut
fungsinya, perpustakaan dibagi menjadi perpustakaan khusus dan perpustakaan
umum.
b.
Menurut
jenisnya menghasilkan kelompok perpustakaan khusus, perpustakaan umum, perpustakaan
sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan nasional, dan perpustakaan
pribadi.[19]
Secara lebih lanjut, perpustakaan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
Berdasarkan
jenis koleksinya
1.
Perpustakaan
umum, yaitu perpustakaan yang koleksinya terdiri dari berbagai bidang ilmu
pengetahuan (bersifat umum)
2.
Perpustakaan
khusus, yaitu perpustakaan yang koleksinya hanya khusus mengenai bidang ilmu
pengetahuan tertentu, misalnya perpustakaan kedokteran, perpustakaan ilmu dan
tekhnologi, perpustakaan musik, perpustakaan hukum, perpustakaan theologi,
perpustakaan teknik mengarang dan sebagainya.[20]
3.
Perpustakaan
Digital
Sebenarnya
perpustakaan digital bukan merupakan salah satu jenis perpustakaan tersendiri,
akan tetapi merupakan pengembangan dalam sistem layanan perpustakaan. Misalnya
pada perpustakaan khusus atau perpustakaan perguruan tinggi.
Di dalam
sistem tersebut tidak tampak secara fisik sumber informasi atau koleksi bahan
pustaka, karena informasi tersebut sudah diubah bentuknya menjadi digital.
Para pemakai perpustakaan dapat mengaksesnya melalui suatu peralatan tertentu.
Oleh karena itu perpustakaan digital ada yang menyebut sebagai suatu
perpustakaan maya (virtual library). Cara akses informasi seperti itu
sudah banyak digunakan, karena sangat praktis dan efektif, namun belum secara
luas dapat dipakai oleh semua orang. Sebab memerlukan teknologi tinggi dan
relative mahal, sehingga belum semua perpustakaan mampu menyediakan fasilitas
tersebut.[21]
b.
Berdasarkan
pemakainya
Berdasarkan pemakai atau pengguna jasa
layanannya, perpustakaan dapat dibedakan menjadi:
1)
Perpustakaan
Sekolah
Perpustakaan
sekolah adalah perpustakaan yang dikelola oleh sekolah dan berfungsi untuk
sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian sederhana, menyediakan bahan
bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus rekreasi yang sehat
disela-sela kegiatan belajar.[22]
Pengguna perpustakaan ini terbatas pada civitas akademika yaitu guru, siswa dan
karyawan sekolah.
2)
Perpustakaan
Perguruan Tinggi
Perpustakaan
Perguruan Tinggi yaitu perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan
tujuan membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi.
Keberadaan,
tugas dan fungsi perpustakaan tersebut adalah dalam rangka melaksanakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.[23] Seperti
halnya perpustakaan sekolah, pengguna perpustakaan perguruan tinggi tersebut
yaitu mahasiswa, dosen, dan karyawan. Perpustakaan di perguruan tinggi biasanya
masih dibagi lagi menjadi perpustakaan fakultas dan jurusan sesuai dengan
fakultas dan jurusan yang ada di perguruan tinggi tersebut.
3)
Perpustakaan
Umum
Perpustakaan
umum merupakan perpustakaan yang. menjadi pusat kegiatan belajar, pelayanan
informasi, penelitian dan rekreasi bagi seluruh lapisan masyarakat.
Perpustakaan
umum merupakan satu-satunya perpustakaan yang masih dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu: (1) Perpustakaan umum kabupaten/ kota, (2) Perpustakaan
umum kecamatan, (3) Perpustakaan umum desa/ kelurahan, (4) Perpustakaan cabang,
(5) Perpustakaan taman bacaan rakyat / perpustakaan umum taman masyarakat dan
(6) Perpustakaan keliling.[24]
c.
Berdasarkan
pengelola/pemiliknya
1)
Perpustakaan
Internasional
Perpustakaan
Internasional yaitu perpustakaan yang dikelola oleh dua negara atau lebih, yang
koleksi dan pemakainya bersifat internasional.[25]
Contohnya ialah perpustakaan PBB dan perpustakaan ASEAN.
2)
Perpustakaan
Nasional
Perpustakaan
nasional berkedudukan di Ibu Kota negara, berfungsi sebagai perpustakaan deposit
nasional dan terbitan asing dalam ilmu pengetahuan, sebagai koleksi
nasional, menjadi pusat bibliografi nasional, pusat informasi dan referensi
serta penelitian, pusat kerjasama antar perpustakaan di dalam dan luar negeri.[26]
Perpustakaan nasional dikelola oleh pemerintah pusat.
3)
Badan
Perpustakaan Daerah
Badan
Perpustakaan Daerah disebut juga Perpustakaan Wilayah. Berkedudukan di Ibu Kota
propinsi, sebagai pusat kerjasama antar perpustakaan di wilayah propinsi, semua
terbitan di wilayah, pusat penyelenggaraan referensi, informasi dan penelitian dalam
wilayah propinsi serta menjadi unit pelaksana teknis pusat pembinaan
perpustakaan. Badan Perpustakaan Daerah dikelola oleh Pemerintah daerah
setempat, di bawah naungan perpustakaan nasional.
4)
Perpustakaan
Kantor Perwakilan Negara-Negara Asing
Perpustakaan
Kantor Perwakilan Negara-negara Asing yaitu perpustakaan yang dimiliki dan diselenggarakan
oleh lembaga-lembaga atau kantor perwakilan negara-negara asing. Perpustakaan tersebut
dapat ditemukan pada kedutaan besar negara-negara sahabat, atau lembaga-lembaga
tertentu. Contoh: perpustakaan British Counsil, perpustakaan Lembaga Kebudayaan
Jepang, Pusat Kebudayaan Perancis, dan lain-lain.[27]
5)
Perpustakaan
Lembaga Keagamaan
Perpustakaan
Lembaga Keagamaan adalah perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh lembaga-lembaga
keagamaan. Misalnya perpustakaan Masjid, perpustakaan Gereja, dan lainlain.
6)
Perpustakaan
Pribadi
Perpustakaan
Pribadi adalah perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh perorangan atau
orangorang tertentu.[28]
7)
Perpustakaan
Sekolah
Perpustakaan
sekolah dikelola oleh sekolah sebagai sarana penunjang kegiatan belajar
mengajar.
8)
Perpustakaan
Perguruan Tinggi
Perpustakaan
perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi sebagai
penunjang pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi.
2.1.1.3
Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah
Fungsi perpustakaan adalah suatu tugas
atau jabatan yang harus dilakukan di dalam perpustakaan tersebut. Sesuai dengan
unsur pengertian bahwa di dalam perpustakaan terdapat koleksi yang digunakan
untuk keperluan studi, penelitian, bacaan umum dan lainlainnya, maka
perpustakaan mempunyai pelbagai macam fungsi.
Milburga, dkk membagi fungsi
perpustakaan sekolah menjadi 7, yaitu:
a.
Membantu
para siswa melaksanakan penelitian dan membantu menemukan keterangan-keterangan
yang lebih luas dari pelajaran yang didapatnya di dalam kelas.
b.
Memupuk
daya kritis pada siswa.
c.
Membantu
memperkembangkan kegemaran dan hobi siswa.
d.
Tempat
untuk melestarikan kebudayaan.
e.
Sebagai
pusat penerangan.
f.
Menjadi
pusat dokumentasi.
g.
Sebagai
tempat rekreasi.[29]
Sementara dalam “Perpustakaan
Nasional” disebutkan bahwa secara garis besar perpustakaan sekolah
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a.
Sebagai
pusat belajar mengajar.
b.
Membantu
anak didik memperjelas dan memperluas pengetahuannya tentang suatu pelajaran di
kelas dan mengadakan penelitian di perpustakaan.
c.
Mengembangkan
minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan mandiri.
d.
Membantu
anak untuk mengembangkan bakat, minat dan kegemarannya.
e.
Membiasakan
anak mencari informasi di perpustakaan.
f.
Sebagai
tempat rekreasi.
g.
Memperluas
kesempatan belajar bagi murid-murid.[30]
Dari kedua pendapat di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:
a.
Fungsi
edukatif
Di
perpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik fiksi maupun non fiksi. Adanya
buku-buku ini dapat membiasakan murid-murid belajar mandiri dan dapat
meningkatkan interest membaca murid-murid.[31]
b.
Fungsi informatif
Perpustakaan
yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan pustaka yang berupa
buku-buku, akan tetapi juga bahan-bahan yang bukan berupa buku.[32]
Semuanya itu akan memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan oleh
murid-murid. Perpustakaan sebagai informasi ini menambah wawasan tentang segala
yang bermanfaat.
c.
Fungsi
tanggung jawab administratif
Hal ini
dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari di perpustakaan, yaitu melalui
pencatatan adanya peminjaman dan pengembalian. Adanya sanksi jika ada
keterlambatan ataupun menghilangkan buku juga membantu mendidik murid-murid
untuk bertanggung jawab dan tertib administrasi.[33]
d.
Fungsi
riset
Sebagaimana
penjelasan di muka bahwa perpustakaan menyediakan banyak bahan pustaka. Dengan
adanya bahan pustaka yang lengkap murid-murid dan guru-guru dapat melakukan
riset, yaitu mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan.[34]
e.
Fungsi cultural
Perpustakaan
bertugas menyimpan khasanah budaya bangsa atau masyarakat tempat perpustakaan
berada serta meningkatkan nilai dan apresiasi budaya dari masyarakat sekitar
perpustakaan melalui penyediaan bahan pustaka.[35]
f.
Fungsi
rekreatif
Perpustakaan
diharapkan dapat mengembangkan minat rekreasi melalui berbagai bacaan dan
pemanfaatan waktu senggang.[36]
Perpustakaan sekolah dapat digunakan sebagai tempat mengisi waktu luang pada waktu
istirahat dengan membaca buku-buku cerita, novel, roman, majalah, surat kabar,
dan sebagainya.
Di samping
fungsi perpustakaan sebagaimana yang dijelaskan di atas, perpustakaan juga
mempunyai peranan. Peranan perpustakaan merupakan bagian dari tugas pokok yang harus
dijalankan di dalam perpustakaan. Setiap perpustakaan yang dibangun akan
bermakna jika dapat menjalankan peranannya sebaikbaiknya.
Peranan
tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugasdan fungsi perpustakaan. Peranan
perpustakaan yang paling utama adalah memberi informasi dari berbagai ilmu dan
disiplin ilmu. Peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain
adalah:
a.
Perpustakaan
merupakan media atau jembatan yang menghubungkan antara sumber informasi dan
ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para
pemakainya
b.
Sebagai
sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai dan
antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.
c.
Sebagai
lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca
dan budaya baca melalui penyediaan berbagai bahan bacaan sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan masyarakat.
d.
Sebagai
fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari,
memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta pengalamannya.
e.
Perpustakaan
merupakan agen perubahan, agen pembangunan dan agen kebudayaan umat manusia.
f.
Sebagai
lembaga pendidikan non formal bagi anggota masyarakat dan pengunjung
perpustakaan.
g.
Sebagai
pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan
pemakai (user education).
h.
Menghimpun
dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik.
i.
Sebagai
ukuran (barometer) atas kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan
dan pemakaian perpustakaan.
j.
Secara
tidak langsung perpustakaan yang berfungsi dan dimanfaatkan dengan baik dapat
ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja.[37]
2.1.1.4
Perpustakaan sebagai Pusat Sumber
Belajar
Dalam arti luas, sumber belajar (learning
resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang
(peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.[38]
Menurut Hamalik, sumber belajar adalah
semua yang dipakai noleh siswa (sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan para
siswa lainnya) untuk memudahkan belajar.[39]
Dale sebagaimana yang dikutip oleh
Rohani menyatakan bahwa: Sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada
dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang
dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar. Maksudnya adalah
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan yang
telah ditentukan.[40]
Berangkat dari pengertian di atas,
selanjutnya AECT (Assosiation for Education Communication and Technology) sebagaimana
yang dikutip oleh Ahmad Rohani mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6,
yaitu:
a.
Pesan (messages),
yaitu informasi yang ditransmisikan (diteruskan) oleh komponen lain dalam
bentuk ide, fakta, arti dan data. Termasuk ke dalam kelompok pesan adalah semua
bidang atau mata kuliah yang harus diajarkan kepada peserta didik.
b.
Orang (peoples),
yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, penyaji pesan. Dalam
kelompok ini misalnya seorang Guru, Dosen, Tutor, peserta didik, tokoh
masyarakat atau orang-orang lain yang mungkin berinteraksi dengan peserta didik.
c.
Bahan (materials),
yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan
alat ataupun oleh dirinya sendiri. Berbagai program media termasuk kategori
bahan, misalnya transparansi, slide, film, film-strip, audio, video, buku,
modul, majalah, bahan instruksioal terprogram dan lain-lain.
d.
Alat (devices),
yaitu perangkat keras yang digunakan untuk penyampaian pesan yang tersimpan
dalam bahan. Misalnya, proyektor slide, overhead, video tape, pesawat radio,
pesawat televisi dan lain-lain.
e.
Teknik (techniques),
yaitu prosedur atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan,
orang dan lingkungan untuk menyampaikan pesan. Contohnya instruksional
terprogram, belajar sendiri, belajar tentang permainan simulasi, demonstrasi,
ceramah, Tanya jawab, dan lain-lain.
f.
Lingkungan (setting),
yaitu situasi sekitar di mana pesan disampaikan. Lingkungan bisa bersifat fisik
(gedung sekolah, kampus, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium,
museum, taman) maupun lingkungan non fisik (suasana belajar dan lain-lain).[41]
Wijaya, dkk., membedakan sumber belajar
menjadi lima jenis, yaitu orang, benda-benda material, ruang dan tempat (setting),
alat dan perabot, serta kegiatan.[42]
Selain klasifikasi di atas AECT juga
membedakan sumber belajar menjadi dua, yaitu:
a.
Sumber
belajar yang dirancang (by design) untuk tujuan belajar seperti misalnya
guru, dosen, pelatih, ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, bengkel kerja,
simulator, modul.
b.
Sumber
belajar yang dimanfaatkan (by utilization) yaitu dimanfaatkan untuk
tujuan belajar. Contohnya pejabat, tokoh masyarakat, orang ahli di lapangan,
pabrik, pasar, rumah sakit, surat kabar, radio, televisi dan lain-lain.[43]
Dari beberapa penjelasan di atas, jelas
kiranya bahwa perpustakaan termasuk di dalamnya koleksi, pengunjung dan pustakawan
termasuk dalam sumber belajar. Sumber-sumber belajar tersebut saling melengkapi
satu sama lain, meskipun bisa juga secara sendiri-sendiri berperan menimbulkan proses
belajar. Misalnya para pengunjung banyak mendapat informasi penting dari para pustakawan,
sehingga untuk saat itu mereka tidak memerlukan informasi jenis lainnya yang
tersimpan dalam jenis sumber lain.
Perpustakaan mempunyai fungsi ganda,
yaitu sebagai pusat sumber belajar yang tersedia untuk
penyimpanan dan untuk pemanfaatan sumber belajar yang berupa cetak
maupun non cetak.[44]
Perpustakaan yang lengkap dan dikelola
dengan baik memungkinkan peserta didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami
pengetahuan yang diperolehnya di kelas melalui belajar mandiri, baik pada
waktu-waktu kosong di sekolah maupun di rumah. Disamping itu, juga memungkinkan
guru untuk mengembangkan pengetahuan secara mandiri, dan juga dapat mengajar
dengan metode bervariasi. Misalnya belajar individual.[45]
Menurut Arsyad, agar perpustakaan dapat
berfungsi sebagai sumber belajar secara efektif, maka diperlukan ketrampilan-ketrampilan
sebagai berikut:
a.
Keterampilan
mengumpulkan informasi, yang meliputi keterampilan [1] mengenal sumber
informasi dan pengetahuan, [2] menentukan lokasi sumber informasi berdasarkan
sistem klasifikasi perpustakaan, cara menggunakan katalog dan indeks, [3]
menggunakan bahan pustaka baru, bahan referensi seperti ensiklopedia, kamus,
buku tahunan, dan lain-lain.
b.
Keterampilan
mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi, seperti [1] memilih
informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah, dan [2] mendokumentasikan
informasi dan sumbernya.
c.
Keterampilan
menganalisis, menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi, seperti [1]
memahami bahan yang dibaca, [2] membedakan antara fakta dan opini, dan [3]
menginterpretasi informasi baik yang saling mendukung maupun yang berlawanan.
d.
Ketrampilan
menggunakan informasi, seperti [1] memanfaatkan intisari informasi untuk
mengambil keputusan dan memecahkan masalah, [2] menggunakan informasi dalam
diskusi, dan [3] menyajikan informasi dalam bentuk tulisan.[46]
Berbicara mengenai perpustakaan sebagai
pusat sumber belajar tentunya berkaitan dengan belajar berdasarkan sumber (resource
based learning) yaitu segala bentuk belajar yang menghadapkan murid dengan
suatu atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan
segala kegiatan yang bertalian itu.[47]
Sumber belajar yang sejak lama
digunakan dalam proses belajar mengajar adalah buku-buku dan hingga sekarang
buku-buku masih memegang peranan yang amat penting. Oleh karena itu, ahli perpustakaan
mempunyai peranan yang penting sekali dalam resource based learning ini.
Belajar Berdasarkan Sumber (BBS) ini memanfaatkan sepenuhnya segala sumber
informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat-alat audio-visual dan member
kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan mempertimbangkan
sumber-sumber yang tersedia. Di sini siswa harus diajarkan tekhnik melakukan
kerja lapangan, menggunakan perpustakaan serta buku referensi, sehingga mereka
lebih percaya pada diri sendiri dalam belajar.
Dari keterangan-keterangan di atas,
jelas kiranya bahwa perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang
berpengaruh dalam proses belajar-mengajar. Selain itu perpustakaan juga
merupakan pusat sumber belajar yang berfungsi menyimpan berbagai macam
sumber belajar.
2.1.2
Pengertian Prestasi Belajar
2.1.2.1
Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi
belajar merupakan kelompok kata yang berasal dari kata prestasi dan belajar.
Adapun kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestati’e.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”.[48]
Dalam Kamus Psikologi disebutkan bahwa:
Prestasi
atau achievement adalah: (1) Pencapaian atau hasil yang telah dicapai,
(2) Sesuatu yang telah dicapai, (3) Satu tingkat khusus dari kesuksesan karena
mempelajari tugas-tugas atau tingkat tertentu dari kecakapan/keahlian dalam
tugas-tugas sekolah/akademis. Secara pendidikan atau akademis, prestasi
merupakan satu tingkat khusus perolehan/hasil keahlian dalam karya akademis
yang dinilai oleh guru-guru, lewat tes-tes yang dibakukan atau lewat kombinasi
kedua hal tersebut.[49]
Sedangkan
belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau
pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan.[50]
Ada beberapa pendapat para ahli berkenaan dengan pengertian belajar, yaitu:
a. Menurut Crow
“Learning
is modification of behaviour accompanying growth processes that are brought
about through adjustment to tensions initiated sensory stimulation”.[51] Belajar yaitu perubahan tingkah laku
yang diiringi dengan proses pertumbuhan yang ditimbulkan melalui
penyesuaian diri terhadap keadaan lewat rangsangan.
b. Menurut Morgan
“Learning
is relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”.[52] Belajar yaitu perubahan tingkah laku
yang relatif tetap yang merupakan hasil dari pengalaman.
c. Menurut Wittig
“Learning
can be defined as any relatively permanent change in an organism’s behavioral
repertoire that occurs as a result of experience”.[53]
Belajar
ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam /
keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
d.
Menurut
Slameto
“Belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.[54]
e.
Menurut
Sudjana
“Belajar
adalah suatu perubahan pada diri seseorang dalam hal pengalaman, keterampilan,
pemahaman, serta perubahan-perubahan lain.”[55]
Dari
beberapa definisi tentang belajar di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
belajar merupakan suatu perubahan pada tingkah laku seseorang. Proses perubahan
ini bisa dari belum mampu menjadi mampu, dari tidak tahu menjadi tahu dan
proses perubahan ini terjadi selama jangka waktu tertentu.[56]
Menurut
Slameto, perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
a.
Perubahan terjadi secara sadar
b.
Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
c.
Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
d.
Perubahan dalam belajar bersifat sementara
e.
Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
f.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.[57]
Selain
itu belajar juga merupakan pengembangan dari potensi yang dimiliki oleh setiap
orang sejak lahir. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam surat ar-Rum
ayat 30 yaitu:
óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym 4 |NtôÜÏù «!$# ÓÉL©9$# tsÜsù }¨$¨Z9$# $pkön=tæ 4 w @Ïö7s? È,ù=yÜÏ9 «!$# 4 Ï9ºs ÚúïÏe$!$# ÞOÍhs)ø9$# ÆÅ3»s9ur usYò2r& Ĩ$¨Z9$# w tbqßJn=ôèt ÇÌÉÈ
Artinya : Maka hadapkanlah wajah-wajah dengan lurus
kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. ar-Rum:
30).[58]
Menurut
Moedjiono dan Dimyati, prestasi belajar / hasil belajar adalah hasil dari suatu
interaksi dari tindak belajar dan mengajar.[59]
Sedangkan menurut Muchtar Buchari prestasi belajar yaitu hasil yang telah
dicapai / ditunjukkan oleh murid sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka
maupun huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil yang telah dicapai
masing-masing anak dalam prestasi tertentu.[60]
Prestasi
belajar siswa secara formal dapat dilihat dari buku raport. Hal ini sebagaimana
yang diungkapkan oleh Winkel dalam buku “Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Menengah”: “Buku Raport merupakan alat untuk melaporkan hasil belajar di
sekolah kepada orangtua murid, tetapi raport dapat digunakan juga sebagai alat menyimpan
data tentang hasil belajar dalam berbagai mata pelajaran selama murid belajar
di sekolah itu”.[61]
Dengan
demikian secara sederhana prestasi belajar dapat diartikan sebagai penguasaan
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa sebagai hasil dari
interaksi belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai tes dalam bentuk
raport. Prestasi belajar merupakan salah satu indikator dari sebuah keberhasilan.
Prestasi belajar terasa penting untuk dipermasalahkan karena mempunyai beberapa
fungsi utama, yaitu:[62]
a.
Prestasi
belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai anak didik
b.
Prestasi
belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu
c.
Prestasi
belajar sebagai bahan informasi dalam inofasi pendidikan
d.
Prestasi
belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.
2.1.2.2
Bentuk-Bentuk Prestasi Belajar
Setiap
proses belajar mengajar, keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil
belajar yang dicapai siswa, di samping dari prosesnya. Bentuk hasil belajar
yang diharapkan dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar guru
dapat merancang / mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti.
Howard
Kingsley membagi tiga macam
hasil belajar, yaitu [a] ketrampilan dan kebiasaan, [b] pengetahuan dan
pengertian, [c] sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi
dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.
Gagne
mengemukakan lima kategori tipe hasil belajar, yaitu [a] verbal information,
[b] intelektual skill, [c] cognitive strategy, [d] attitude, dan [e] motor
skill. Sementara Benyamin Bloom berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang
hendak kita capai digolongkan menjadi tiga bidang, yakni [a] bidang kognitif,
[b] bidang afektif, dan [c] bidang psikomotor. Masing-masing bidang dibagi lagi
menjadi beberapa tingkatan.[63]
Oleh
karena sistem pendidikan kita menganut teori yang dikemukakan oleh Benyamin
Bloom, maka hasil belajar dibedakan menjadi tiga, yaitu:[64]
a.
Tipe hasil
belajar bidang kognitif
1.
Knowledge
(pengetahuan, ingatan)
Tipe hasil belajar ini merupakan tipe hasil
belajar tingkat rendah. Tipe ini mencakup pengetahuan hafalan termasuk pula
pengetahuan yang sifatnya factual disamping pengetahuan mengenai hal-hal yang
perlu diingat kembali, seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, rumus dan
lain-lain. Tipe hasil belajar ini penting sebagai prasyarat untuk menguasai dan
mempelajari tipe hasil belajar lain yang lebih tinggi.
2. Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,
contoh)
Tipe hasil belajar ini lebih tinggi
satu tingkat dari tipe hasil belajar pengetahuan. Pemahaman memerlukan kemampuan
menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Ada tiga macam pemahaman, yaitu
pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran dan pemahaman ekstrapolasi.
3. Aplication (penerapan)
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan
dan mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru.
Aplikasi bukan ketrampilan motorik tapi lebih banyak ketrampilan mental.
4. Analysis (menguraikan, menentukan hubungan)
Analisis adalah kesanggupan memecah,
mengurai suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian
yang mempunyai arti, atau mempunyai tingkatan / hirarki. Analisis merupakan
tipe hasil belajar yang kompleks yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar
sebelumnya yaitu pengetahuan, pemahaman dan aplikasi. Analisis sangat
diperlukan bagi siswa sekolah menengah, apalagi di perguruan tinggi.
5. Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru)
Sintesis merupakan lawan dari analisis.
Sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas.
Sintesis memerlukan kemampuan hafalan, pemahaman, aplikasi dan analisis.
6. Evaluation (menilai)
Tipe hasil belajar ini dikategorikan
paling tinggi dan mengandung semua tipe hasil belajar yang lain. Evaluasi adalah
kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment
yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya. Di sini ditekankan pada pertimbangan
sesuatu nilai, mengenai baik tidaknya, tepat tidaknya, dengan menggunakan
kriteria tertentu.
b.
Tipe hasil
belajar bidang afektif
Bidang
afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak
pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti atensi / perhatian terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,
kebiasaan belajar, dan lain-lain.
Ada
beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar, yaitu:
1.
Receiving
/ Attending (sikap menerima),
yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang
datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi, ataupun gejala.
2.
Responding
(memberikan respons), yaitu
reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
3.
Valuing
(penilaian), yakni
berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi.
4.
Organization
(organisasi), yaitu
pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk menentukan
hubungan satu nilai dengan nilai lain dan kemantapan, serta prioritas nilai
yang telah dimilikinya.
5.
Characterization
(karakteristik nilai), yakni keterpaduan
dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang sedang mempengaruhi
pola kepribadian dan tingkah lakunya.[65]
c.
Tipe hasil
belajar bidang psikomotor
Hasil
belajar bidang ini tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan kemampuan
bertindak individu (seseorang). Tipe hasil belajar ini mempunyai 6 tingkatan
keterampilan, yaitu:
1.
Gerakan
refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
2.
Ketrampilan
pada gerakan-gerakan dasar
3.
Kemampuan
perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik
dan lain-lain.
4.
Kemampuan
di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, ketepatan.
5.
Gerakan-gerakan
skill, mulai dari ketrampilan sederhana sampai pada ketrampilan yang kompleks.
6.
Kemampuan
yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif,
interpretatif.[66]
Tipe
hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi
selalu berhubunganm satu sama lain bahkan ada dalam kebersaman. Jika dalam
kurikulum-kurikulum sebelumnya (kurikulum 1997-1999), penekanannya pada bidang
afektif, akan tetapi pada kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi[67]
sekarang ini ditekankan pada perpaduan ketiga ranah tersebut. Pengetahuan tentang
ketiga tipe hasil belajar ini sangat penting bagi guru sebagai dasar dalam
pencapaian sebuah kompetensi.
2.1.3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Prestasi Belajar
Prestasi
belajar merupakan suatu ketrampilan dan penguasaan mata pelajaran di mana
penguasaan mata pelajaran tersebut dinilai dengan angka sebagai perwujudan yang
telah dicapai oleh siswa dalam belajarnya. Prestasi merupakan hasil dari proses
interaksi dari berbagai komponen / faktor. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan / prestasi seseorang.
Menurut
Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor
intern dan faktor ekstern.
2.1.3.1
Faktor Intern
Faktor
intern merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
Faktor intern terdiri dari faktor jasmaniah, factor psikologis dan faktor
kelelahan.
Faktor
jasmaniah meliputi: faktor kesehatan dan cacat tubuh.
Faktor
psikologis meliputi: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan
dan kesiapan. Sedangkan faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan rohani.
2.1.3.2
Faktor Ekstern
Faktor
ekstern merupakan faktor yang ada di luar individu, yang terdiri dari: faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Siswa yang belajar akan
menerima pengaruh dari keluarga yang berupa: cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, serta latar belakang kebudayaan.
Faktor
sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan
waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah.
Sedangkan
faktor masyarakat yang berpengaruh terhadap prestasi belajar antara lain:
kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat.[68]
Wasty
Soemanto berpendapat bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar terdiri dari 3 macam, yaitu:[69]
a.
Faktor-faktor
stimuli belajar
Terdiri
dari: panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan
pelajaran, berat ringannya tugas dan suasana lingkungan eksternal (cuaca,
waktu, kondisi tempat dan lain-lain).
b.
Faktor-faktor
metode belajar
Terdiri
dari: kegiatan berlatih (praktek), overlearning dan drill, resitasi selama
belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar dengan keseluruhan dan
dengan bagian-bagian, penggunaan modalitas indra, penggunaan dalam belajar,
bimbingan dalam belajar dan kondisi-kondisi insentif.
c.
Faktor-faktor
individual
Terdiri
dari: kematangan, faktor usia kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin,
pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi
kesehatan rohani, dan motivasi.
Muhibbin
Syah membagi faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar menjadi 3, yaitu:[70]
a.
Faktor
internal, yang terdiri dari aspek fisiologis jasmaniah) dan aspek psikologis
(rohaniah). Aspek psikologis terdiri dari inteligensi siswa, sikap siswa, bakat
siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.
b.
Faktor
eksternal siswa, terdiri dari lingkungan sosial (guru, staf administrasi dan
teman-teman sekelas, orang tua, dan keluarga siswa), dan lingkungan non sosial
(gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal, alat-alat belajar, cuaca,
waktu belajar, dan sebagainya).
c.
Faktor
pendekatan belajar.
Dimyati dan
Mudjiono membagi faktor-faktor
yang mempengaruh belajar menjadi dua, yaitu:[71]
a.
Faktor Intern
Belajar
Faktor
intern ini terdiri dari: sikap terhadap mengajar, motivasi belajar, konsentrasi
belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, rasa
percaya diri siswa, inteligensi dan keberhasilan siswa, kebiasaan mengajar
serta cita-cita siswa.
b. Faktor ekstern Belajar
Faktor
ekstern ini terdiri dari guru sebagai pembina siswa belajar, sarana dan
prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di
sekolah, serta kurikulum sekolah.
Ngalim
Purwanto membuat ikhtisar
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu sebagai
berikut:[72]
2.2
Kerangka Konseptual
Dalam hal ini penulis akan
mempertegas kembali judul yang di angkat
yaitu “Peran
Perpustakaan Sekolah terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI
Siswa Kelas VII di SMP Assa’adah Bungah Gresik”
a. Pengertian Perpustakaan:
Secara etimologis
istilah perpustakaan berasal dari kata dasar “pustaka” yang berarti
buku, kitab. Dalam bahasa asing dikenal dengan istilah library (Inggris),
liber atau libri (Latin), bebliotheek (Belanda), bebliothek
(Jerman), bibilotheque (Perancis), biblioteca (Spanyol)
dan biblia (Yunani). Istilah Pustaka ini kemudian ditambah awalan
“per” dan akhiran “an” menjadi perpustakaan.
Perpustakaan mengandung
arti (a) tempat, gedung yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan dan
sebagainya, (b) koleksi buku, majalah dan bahan kepustakaan lainnya yang
disimpan untuk dibaca, dipelajari dan dibicarakan.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi
belajar merupakan kelompok kata yang berasal dari kata prestasi dan belajar.
Adapun kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestati’e.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”.
Dalam Kamus Psikologi disebutkan bahwa:
Prestasi
atau achievement adalah: (1) Pencapaian atau hasil yang telah dicapai,
(2) Sesuatu yang telah dicapai, (3) Satu tingkat khusus dari kesuksesan karena
mempelajari tugas-tugas atau tingkat tertentu dari kecakapan/keahlian dalam
tugas-tugas sekolah/akademis. Secara pendidikan atau akademis, prestasi
merupakan satu tingkat khusus perolehan/hasil keahlian dalam karya akademis
yang dinilai oleh guru-guru, lewat tes-tes yang dibakukan atau lewat kombinasi
kedua hal tersebut.
Sedangkan belajar
adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan.
2.3
Penelitian
yang Relevan
Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah menelusuri
beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan
penenlitian yang peneliti lakukan ini. Dari beberapa contoh judul penelitian
terdahulu memang memiliki keterkaitan dari segi masalah yaitu mencari tau
tentang Peran Perpustakaan Sekolah Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI.
Oleh karena itu peneliti memilih masalah tentang “Peran Perpustakaan Sekolah terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VII di SMP Assa’adah Bungah Gresik”.
BAB
III
METODOLOGI PENETILIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (sebagaimana yang
dikutip oleh Moleong), metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.[73]
Sementara itu, Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahannya.
Penulis menggunakan
metode kualitatif sebab (1) lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan
yang berdimensi ganda, (2) lebih mudah menyajikan secara langsung hakekat
hubungan antara peneliti dan subyek penelitian, (3) memiliki kepekaan dan daya
penyesuaian diri dengan banyak pengaruh yang timbul dari pola-pola nilai yang
dihadapi.[74]
3.1.1
Metode Pengumpulan Data
Dalam
mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa metode yang lazim digunakan
dalam berbagai penelitian ilmiah, yaitu library research dan field
research.
|
1)
Library
research / studi kepustakaan
Studi
kepustakaan yaitu usaha untuk memperoleh data dengan cara mengadakan research
kepustakaan.[75] Dengan
memanfaatkan perpustakaan yang berarti dengan melakukan penelusuran kepustakaan
dan menelaahnya. Manfaat yang diperoleh dari penelusuran kepustakaan ialah: (1)
Menggali teori-teori dasar dan konsep yang telah diketemukan oleh para ahli
terdahulu, (2) Mengikuti perkembangan penelitian dalam bidang yang akan
diteliti, (3) Memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai topik yang dipilih,
(4) Memanfaatkan data sekunder dan (5) Menghindari duplikasi penelitian.[76]
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan landasan teori yang diperlukan
berdasarkan buku-buku atau literatur yang terkait dengan skripsi ini.
2)
Field
research / studi lapangan
Studi
lapangan merupakan penelitian yang dilakukan di kancah lapangan terjadinya
gejala-gejala.[77] Studi
lapangan digunakan untuk memperoleh data yang ada di lapangan sehubungan dengan
pengembangan perpustakaan dan prestasi belajar yang diperlukan dalam penulisan
skripsi ini. Untuk mempermudah dalam melaksanakan studi lapangan, penulis
menggunakan beberapa metode untuk memperoleh data-data yang diperlukan, yaitu:
a.
Observasi
Observasi
adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak
pada obyek penelitian.[78]
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang situasi dan kondisi
umum SMP Assa’adah Bungah Gresik, khususnya pada perpustakaannya. Metode ini
juga digunakan untuk mengetahui sarana dan prasarana yang ada, letak geografis
serta untuk mengumpulkan data-data statistik lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Misalnya
menyangkut jumlah siswa, jumlah guru, dan sebagainya. Metode observasi juga
penulis gunakan untuk mengetahui peran dari perpustakaan ini terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini dilakukan dengan melakukan pengamatan
secara langsung ke perpustakaan. Dengan demikian akan diketahui apakah
perpustakaan tersebut sudah dimanfaatkan oleh para guru dan murid secara
maksimal atau belum.
b.
Dokumentasi
Metode
dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, dan sebagainya.[79]
Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang keadaan guru, jumlah
siswa, keadaan perpustakaan, jumlah koleksi, sarana dan prasarana perpustakaan
serta data-data lain yang bersifat dokumen. Metode ini dimaksudkan sebagai
tambahan untuk bukti penguat.
c.
Interview
Interview
disebut juga metode wawancara, yaitu pengumpul informasi dengan cara mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.[80]
Metode wawancara menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subyek
(responden).[81]
Metode ini
digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan keadaan umum SMP
Assa’adah Bungah Gresik temasuk gambaran umum perpustakaan SMP Assa’adah Bungah
Gresik. Dengan metode ini diharapkan juga dapat diperoleh data tentang
tanggapan/pendapat mengenai keadaan Perpustakaan SMP Assa’adah Bungah Gresik
dan pengembangannya, serta untuk mengetahui sejauhmana peran Perpustakaan SMP
Assa’adah Bungah Gresik yang sudah berkembang berpengaruh terhadap hasil
belajar PAI siswa.
Adapun
sebagai sumber informasinya adalah:
1.
Kepala
sekolah SMP Assa’adah Bungah Gresik
2.
Koordinator
Perpustakaan SMP Assa’adah Bungah Gresik
3.
Pegawai
Perpustakaan SMP Assa’adah Bungah Gresik
4.
Guru dan
siswa-siswi SMP Assa’adah Bungah Gresik
5.
Pihak-pihak
lain yang berkaitan dengan Perpustakaan SMP Assa’adah Bungah Gresik.
3.1.2
Metode Analisis Data
Analisis
data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil
observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang
kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan
untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya
mencari makna (meaning).[82]
Proses
analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia baik
dari hasil wawancara, pengamatan, maupun dari hasil dokumentasi. Data yang
dioperoleh tersebut tentunya banyak sekali.
Setelah
dibaca, dipelajari dan ditelaah kemudian langkah selanjutnya ialah dengan
mengadakan reduksi data dengan cara membuat abstraksi yaitu membuat
rangkuman inti dari proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga
tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam
satuan-satuan. Satuan-satuan itu dilakukan sambil membuat koding. Adapun
data-data yang diperoleh dari angket selanjutnya diolah dengan cara ditabulasi
dan diprosentasekan. Setelah itu di-cross-check dengan data-data lain
yang diperolah dari observasi maupun interview. Tahap akhir dari analisis data
ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.[83]
Sejalan
dengan pendapat Moleong, Miller dan Huberman sebagaimana yang dikutip oleh
Heribertus B. Sutopo menyebutkan, bahwa untuk menganalisis data yang bersifat
deskriptif kualitatif[84]
digunakan analisis interaktif yang terdiri dari 3 komponen, yaitu (1) reduksi
data, (2) sajian data, dan (3) penarikan kesimpulan/verifikasi, yang
digambarkan dalam suatu proses siklus.[85]
Untuk
membuat kesimpulan, penulis menggunakan metode induktif, yaitu suatu
pengambilan keputusan dengan menggunakan pola pikir yang berangkat dari
fakta-fakta yang sifatnya khusus kemudian digeneralisasikan kepada hal-hal yang
bersifat umum.[86] Dalam
metode induktif ini, orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dari
berbagai fenomena kemudian menarik kesimpulan bahwa ciri-ciri atau sifat-sifat
itu terdapat pada jenis fenomena.[87]
3.1.3
Tempat
Dan Waktu Penelitian
3.1.3.1
Tempat penelitian
Tempat penelitian adalah SMP
Assa’adah Bungah Gresik.
3.1.3.2
Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah penulis
mengagendakan 22 Juni 2012 s/d 22 Agustus 2012.
3.2
Sistematika
Penulisan Skripsi
Secara garis besar,
skripsi ini mencakup tiga bagian yang masing-masing terdiri dari bab dan
sub-bab, yaitu:
1.
Bagian muka
Bagian ini
berisi halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel/gambar dan lampiran.
2.
Bagian
isi/batang tubuh skripsi, terdiri dari:
Bab I
merupakan pendahuluan. Bab ini merupakan gambaran secara global mengenai
seluruh isi dari skripsi ini yang meliputi: Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Telaah Pustaka, Metodologi Penelitian,
dan Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II
merupakan landasan teori. Bab ini berisi teori yang berkaitan dengan skripsi,
yaitu pertama, Perpustakaan Sekolah yang meliputi: Pengertian
Perpustakaan Sekolah; Jenis-jenis perpustakaan; Fungsi dan Peranan Perpustakaan
sekolah yang terdiri dari fungsi edukatif, fungsi informatif, fungsi tanggung
jawab administratif, fungsi riset, fungsi rekreatif, dan fungsi kebudayaan;
serta berisi tentang perpustakaan sebagai pusat sumber belajar. Yang kedua adalah
Prestasi Belajar yang terdiri dari pengertian prestasi belajar, bentuk-bentuk
prestasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Bab III
Berisi Laporan Hasil Penelitian, yaitu peran perpustakaan sekolah terhadap
peningkatan prestasi belajar PAI siswa di SMP Assa’adah Bungah Gresik. Bab ini
terdiri dari empat sub bab. Pertama, Gambaran Umum SMP Assa’adah Bungah
Gresik yang meliputi tinjauan historis; letak geografis; struktur organisasi sekolah;
keadaan guru, siswa dan karyawan; sarana dan prasarana; serta pelaksanaan
pendidikan. Kedua, situasi Perpustakaan SMP Assa’adah Bungah Gresik yang
meliputi: gambaran umum perpustakaan SMP Assa’adah Bungah Gresik, pengelolaan, layanan,
sarana dan prasarana, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Perpustakaan SMP
Assa’adah Bungah Gresik. Ketiga, prestasi belajar PAI siswa SMP
Assa’adah Bungah Gresik, dan yang keempat adalah hasil angket peran
perpustakaan sekolah SMP Assa’adah Bungah Gresik dalam meningkatkan prestasi
belajar PAI siswa.
Bab IV
berisi analisis dari hasil penelitian, yang terdiri dari analisis keberadaan
perpustakaan sekolah di SMP Assa’adah Bungah Gresik dan analisis peran perpustakaan
sekolah SMP Assa’adah Bungah Gresik terhadap peningkatan prestasi belajar PAI
siswa.
Bab V
Merupakan penutup yang berisi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
3.
Bagian
akhir
Bagian
akhir yang berisi daftar pustaka, beberapa lampiran dan daftar riwayat hidup.
3.3
Gambaran Umum Hasil Penelitian
3.3.1 Letak
Geografis
SMP
Assaadah berada di lingkungan pondok pesantren, yaitu Yayasan Pondok Pesantren
Qomaruddin. Dengan demikian lingkungan tersebut sangat mendukung terwujudnya
warga sekolah yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah, terhindar dari
perbuatan-perbuatan asusila, kriminal yang menyimpang dari nilai-nilai agama.
Di samping itu SMP Assaadah berada di kota pelajar, yaitu daerah yang penuh
dengan lembaga pendidikan, seperti MA Assaadah, MA Negeri, SMK Assaadah, SMK
Muhammadiyah, SMA Muhammadiyah, SMP Negeri, SMA Assaadah, MTs Assaadah I, MTs
Assaadah II serta beberapa pondok pesantren yang memungkinkan terciptanya suasana
belajar yang kondusif.
3.3.2 Sejarah
Berdirinya Sekolah
Negara
Republik Indonesia bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan ini bisa
tercapai manakala dunia pendidikan cukup memadai baik segi kwalitas maupun
kwantitas. Maka itu, pemerintah mendirikan banyak sekolah di berbagai tempat
dalam berbagai jenjang.
Di Desa Bungah,
dimotori oleh tokoh-tokoh pendidikan yang berasal dari Desa Bungah. Mereka
mengadakan rapat dan dengan jiwa besar bermusyawarah, untuk mencapai mufakat.
Akhirnya memutuskan berdirinya sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP), hal ini
dengan pertimbangan dari segi kualitas dan kuantitas pendidikan yang ada.
Keputusan
rapat dari tokoh-tokoh pendidikan tentang akan didirikannya Sekolah Menengah Pertama
(SMP) yang akan berlokasi di Desa Bungah, akhirnya berkat keinginan masyarakat
untuk memajukan pendidikan di wilayah Desa Bungah, pendirian Sekolah SMP
tersebut disetujui oleh Pemerintah Setempat.
Akhirnya
berdasarkan persetujuan dari masyarakat itulah, tokoh-tokoh pendidikan yang ada
di Desa Bungah mengajukan permohonan tentang pendirian sekolah kepada Bupati
Kepala Daerah Tingkatn II Gresik. Berkat perjuangan dari tokoh-tokoh pendidikan
di Desa Bungah yang bekerjasama dengan Pemerintah Kecamatan, Dinas Pendidikan
Kabupaten Gresik, dan dukungan dari Kepala Desa Bungah serta dukungan penuh
dari masyarakat, akhirnya SMP mulai beroprasi.
3.3.3 Keadaan
Guru dan Karyawan
Guru atau
tenaga pendidik merupakan pelaksana program pendidikan, yang bertugas serta
bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan secara sadar terhadap pertumbuhan
dan perkembangan kepribadian serta kemampuan anak didik. Sedangkan kependidikan
disini merupakan seluruh karyawan yang ikut serta mengurus dan mengatur
administrasi yang ada di sekolah tersebut. Adapun keadaan guru SMP Asaa’adah
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel
3.1
Data
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
SMP
Assa’adah Bungah Gresik
NO
|
NAMA
|
BIDANG
STUDY
|
1
|
Munir, S.Pd
|
Pkn
|
2
|
Drs. H. M. Machfud,
M.Pd.I
|
Aswaja, Bahasa Indoesia
|
3
|
Ahmad Nawadlir, S.Pd
|
Aswaja, Matematika
|
4
|
H. Asnafi Arif, S.Ag
|
Bahasa Indonesia
|
5
|
Djani Wahono, S.Pd
|
Bahasa Daerah
|
6
|
Drs. Ahmad Munadhil
|
Sejarah, Ekonomi
|
7
|
Drs. Nur Hamid
|
PAI
|
8
|
Ainul Ma'arif, S.Pd
|
Seni Budaya
|
9
|
Rif'atun Nisa', S.Pd.
|
Bahasa Indonesia
|
10
|
M. Rodli, S.Pd
|
Fisika
|
11
|
Drs. Ilmal Yaqin
|
Olah Raga
|
12
|
M. Su'udi, S.P
|
Tik
|
13
|
Dra. Nurul Ahillah
|
Ipa ( Praktek ), Biologi
|
14
|
Drs. Abdurrohman, M.Pd
|
PAI
|
15
|
Dra. Hj. Suhuwah
|
Matematika
|
16
|
Ismatul Faizah, S.Pd
|
Bahasa Indonesia
|
17
|
Hj. Siti Zaenab, S.Pd
|
Bahasa Inggris
|
18
|
Zaenab Asyhar, S.Pd
|
Ketermpilan
|
19
|
Abdul Karim, S.Ag
|
PAI
|
20
|
Wasi'atur Rohmah, S.Pd
|
Bahasa Inggris
|
21
|
Dra. Fathonah
|
Pkn
|
22
|
Diana Novita
|
Bahasa Inggris
|
23
|
Nur Hamidah
|
Seni Budaya
|
24
|
Nur Syamsyuddin, S.Pd
|
Ipa
|
25
|
Wahyuni, S.Pd
|
Matematika
|
26
|
Fathur Rohman, S.Pd.I
|
PAI
|
27
|
Eni Kusniati, S.Pd
|
Geografi
|
28
|
Hj. Lilik Mughiroh
|
PAI, Asaja, Ubudiyah
|
29
|
M. Saikhu, S.Pd.I
|
Ubudiyah, Bahasa Arab
|
30
|
Firman Pribadi
|
Bp / Bk
|
31
|
Rohmatul Muayyadah,
S.Pd.I
|
Bahasa Arab
|
32
|
Atho' Imade, S.Pd.
|
Olah Raga
|
34
|
M. Muhajir, S.Pd.I
|
Bendahara
|
35
|
Malikan
|
Cleaning service
|
36
|
Mufasikin
|
TU Bag Perpustakaan
|
3.3.4 Keadaan Siswa
Jumlah
siswa SMP Assa’adah Bungah Gresik pada tahun 2012 ini sebanyak 402 siswa.
Adapun perinncian jumlah keadaan siswa disajikan dalam tabel 5.2. Sebagai
berikut.
Tabel
3.2
Data
Keadaan Siswa SMP Assa’adah Bungah Gresik
Tahun
pelajaran 2011 - 2012
Tahun
Pelajaran
|
Kelas
VII
|
Kelas
VIII
|
Kelas
IX
|
Jumlah
Kls
VII
+ VIII + IX
|
Siswa
|
Siswa
|
Siswa
|
Siswa
|
|
2011/2012
|
145
|
140
|
117
|
402
|
3.3.5 Visi Dan Misi
Visi Sekolah :
vBeriman, bertaqwa, menguasai IPTEK dan
berprestasi serta berwawasan lingkungan hidup.
Misi
Sekolah :
v Mewujudkan kesadaran terhadap islam
ahlusunnah waljamah
v Mewujudkan peserta didik
v Keadaan Fasilitasyang menguasai IPTEK,
mempunyai daya juang tinggi, kreatif dan inovatif.
v Mewujudkan budaya 5S dan BERSARI
v Mewujudkan standar penilaian yang
relevan
3.3.6 Struktur Organisasi
Struktur
organisasi sekolah merupakan suasana dan personalia yang ada dalam lingkup
tersebut. Dengan adanya struktur organisasi sekolah tersebut akan dapat
memudahkan dan menempatkan personalia untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawab yang diembannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama-sama.
Dan tanpa adanya tujuan organisasi dalam lembaga pendidikan maka tujuan
pendidikan tidak mungkin tercapai.
Adapun
struktur organisasi SMP Assa’adah Bungah Gresik adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Lembaga Pendidikan
SMP Assa’adah Bungah Gresik Tahun
Ajaran 2011 – 2012
Sumber
Data : dokomentasi SMP ASSA”ADAH Bungah
3.4
Hasil
Penelitian
Dalam
sub bab ini, penulis akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh dengan
menggunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi. Adapun permasalahan
yang akan diselidiki melalui kegiatan ini adalah Peran Perpustakaan Sekolah
terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VII di SMP Assa’adah
Bungah Gresik.
3.4.1 Peranan Perpustakaan Sekolah SMP
Assa’adah Bungah Gresik
Perpustakaan sekolah merupakan sarana yang ada disekolah guna
menunjang berlangsungnya Proses belajar mengajar dans ebagai sumber informasi.
Perpustakaan sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan
pendidikan sekiranya perlu digalakkan disetiap jenjang pendidika n baik SD,
SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi. Diantara peranan perpustakaan sekolah SMP
Assa’adah Bungah Gresik adalah :
1.
Sebagai
tempat informasi
Peranan perpustakaan sekolah sebagai
tempat sumber informasi dengan tujuan agar para siswa lebih mudah dalam mencari
informasi-informasi yang diperlukan dan dengan diperolehnya informasi tersebut
akan menambah pengetahuan.
2.
Sebagai tempat refreshing
(Hiburan)
Perana
perpustakaan sekolah SMP
Assa’adah Bungah Gresik selanjutnya adalah sebagai tempat rekreasi (mencari
hiburan) untuk mengetahui peranan perpustakaan sebagai tempat rekreasi (mencari
hiburan) dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Ach. Nawadlir, S.Pd. selaku Waka
Kesiswaan di SMP Assa’adah Bungah Gresik.
Peranan perpustakaan sekolah sebagai
tempat rekreasi (mencari hiburan) dengan tujuan agar para siswa yang merasa
bosan berada di kelas, mempunyai masalah. Perpustakaan sekolah dapat dijadikan
tempat untuk menghibur, dengan berada diperpustakaan bias menuangkan semua
masalah yang berada dalam pikiran dengan berada diperpustakaan para siswa bias
mencari dan meminjam, membaca buku yang di inginkan dan menyelesaikan tugas
yang mungkin guru berikan terhadap para siswa.
3.
Peranan perpustakaan sekolah juga dapat
dilihat dari banyaknya siswa yang dating keperpustakaan untuk membaca maupun
meminjam buku untuk tugas para siswa
Berkenaan
dengan peranan perpustakaan sekolah yang dilihat dari banyaknya siswa yang
berkunjung keperpustakaan, peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Munir, S.Pd.
selaku kepala sekolah di SMP
Assa’adah Bungah Gresik, dalam petikan wawancara tersebut beliau mengatakan :
“Menurut saya peranan perpustakaan sekolah itu dapat dilihat
dari banyaknya siswa yang dating ke perpustakaan, dengan banyaknya siswa yang
datang keperpustakaan baik itu membaca dan meminjam buku untuk tugas mereka
maka peranan perpustakaan sekolah dapat diketahui, dengan begitu perpustakaan
sekolah bukan dijadikan hanya sebagai gudang buku saja”.
4.
Pernanan perpustakaan sekolah juga
didukung dari cara pelayanan, pengelolahan perpustakaan yang baik, pengadaan
buku yang bagus dan fasilitas yang memadai.
Berkenaan
dengan peranan perpustakaan sekolah didukung dari cara pelayanan, pengelolahan
perpustakaan yang baik, pengadaan buku yang bagus dan fasilitas yang memadai,
peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Mufasikin selaku TU Bagian
Perpustakaan, dalam kutipan wawancaranya adalah sebagai berikut :
“Menurut saya pelayanan, pengelolahan perpustakaan yang
baik, pengadaan buku yang bagus, fasilitas yang memadai, dapat menarik minat
para siswa untuk lebih berkunjung ke perpustakaan baik untuk membaca atau
mencarai jawaban atas tugas yang di berikan pada mereka.
3.4.2 Data Prestasi Belajar Siswa Kelas VII
SMP Assa’adah Bungah Gresik dalam Pendidikan Agama Islam
Dalam
penggalian data mengenai prestasi belajar, peneliti mengambil datanya dari
dokumentasi sekolah yang mana data tersebut berupa nilai raport siswa SMP
Assa’adah Bungah Gresik Tahun Pelajaran 2011- 2012 Semester Genap
Langkah
penelitian ini berpijak pada standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) dari
setiap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang telah ditentukan sekolah. Di
SMP Assa’adah Bungah Gresik menetapkan SKBM Pendidikan Agama Islam sebesar 70,
sehingga dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwa siswa yang mendapat nilai lebih
dari 70 maka dikategorikan baik. Sebagai mana daftar nilai yang terdapat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 3.3
Nilai
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
Tahun
Pelajaran 2011- 2012
No
|
Nama
Responden
|
Nilai
|
Kategori
|
1
|
M. Syaeruddin
|
82
|
Baik
|
2
|
Wahyu Ajeng Puspitasari
|
80
|
Baik
|
3
|
Faniatul Baniyah
|
82
|
Baik
|
4
|
Alfian Gilang Ahmada
|
85
|
Baik
|
5
|
M. Yusuf Brilian
|
84
|
Baik
|
6
|
Fadlillah
|
80
|
Baik
|
7
|
Nur Indah K.W
|
80
|
Baik
|
8
|
Nofita Setiawati
|
82
|
Baik
|
9
|
Febiola Rizka
|
82
|
Baik
|
10
|
Halimatus Sa’diyah
|
80
|
Baik
|
11
|
Siti Mardianah
|
86
|
Baik
|
12
|
Mawardatun N.
|
80
|
Baik
|
13
|
Erlina Dwi Nur Vita
|
84
|
Baik
|
14
|
Tifan Firdausi Dwi P.
|
82
|
Baik
|
15
|
Nurliyatus Suroiyah
|
81
|
Baik
|
16
|
Muh WahyudiM. Al Farizi
|
82
|
Baik
|
17
|
M. Zidan E.A
|
85
|
Baik
|
18
|
M. Sholikhul Hadi
|
81
|
Baik
|
19
|
Moh. Milladun Hakimin
|
79
|
Baik
|
20
|
Najibur Rochman
|
80
|
Baik
|
21
|
Moh. Lutfi Mahendra
|
81
|
Baik
|
22
|
Lukman Baihaqi
|
80
|
Baik
|
23
|
Zukhruf Wabil Abuba
|
86
|
Baik
|
24
|
Alfin Faisal Z.
|
82
|
Baik
|
25
|
Machmudi
|
81
|
Baik
|
26
|
M. Irfan
|
87
|
Baik
|
27
|
Moh. Rizal Nurrudin
|
80
|
Baik
|
28
|
Arif Radika
|
85
|
Baik
|
29
|
Ahmad Mufid A.
|
84
|
Baik
|
30
|
Arina Saraswati
|
85
|
Baik
|
31
|
Binta Mahsunawi A.
|
75
|
Baik
|
32
|
Ayu Aghisnatul A.
|
72
|
Cukup
|
33
|
Widyawati Nur Sholikhah
|
78
|
Baik
|
34
|
Novi Dwi Rahmawati
|
76
|
Baik
|
35
|
Adelia Yovita
|
74
|
Baik
|
Jumlah
|
2843
|
|
3.4.3 Peran Perpustakaan Sekolah Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar PAI Siswa di SMP Assa’adah Bungah Gresik
Sebagaimana
dijelaskan di muka bahwa peranan perpustakaan merupakan bagian dari tugas pokok
yang harus dijalankan oleh sebuah perpustakaan. Setiap perpustakaan yang
dibangun akan bermakna jika dapat menjalankan peranannya dengan sebaik-baiknya.
Salah satu peran yang dapat diberikan oleh perpustakaan adalah meningkatkan
prestasi belajar siswa. termasuk di dalamnya meningkatkan prestasi
belajar mata pelajaran PAI.
Pendidikan
merupakan suatu proses yang memerlukan kerjasama dari beberapa komponen yang saling mempengaruhi. Salah satu
komponen yang harus diperhatikan dan memegang peranan penting dalam proses
belajar mengajar di sekolah adalah adanya sarana dan prasarana yang lengkap,
termasuk di dalamnya adalah adanya perpustakaan sekolah. Peran yang dapat
diberikan oleh perpustakaan diantaranya melalui peminjaman buku-buku yang
diperlukan oleh siswa. Buku-buku tersebut tentunya tidak sebatas pada buku-buku
pelajaran, akan tetapi juga buku-buku lain yang dapat menunjang proses belajar
siswa. Peminjaman buku-buku yang diperlukan ini sangat membantu proses belajar
mengajar di dalam kelas. PBM menjadi lebih efektif karena guru sudah tidak
perlu lagi mencatat di depan kelas. Guru tinggal mengulas pelajaran dan
merangsang siswa dengan pertanyaan-pertanyaan.
Perpustakaan
sekolah juga dapat meningkatkan cara pengajaran guru yaitu melalui penggunaan
koleksi yang ada sebagai media pengajaran. Koleksi yang ada di perpustakaan
sangat membantu guru dalam mempersiapkan pengajarannya dengan baik. Selain itu
perpustakaan juga dapat mendorong para guru untuk memberikan tugas kepada para
siswa dalam mencari suatu informasi ke perpustakaan. Hal inilah yang nantinya
akan mendorong siswa untuk belajar dan mencapai hasil yang baik, serta
meningkatkan kepercayaan diri siswa untuk mandiri dalam mencari informasi. Ini
salah satu bukti bahwa secara langsung maupun tidak langsung perpustakaan
sekolah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Hal
lain yang tak kalah penting sehubungan dengan peran perpustakaan di sekolah
adalah kualitas tingkat kunjungan siswa. Kualitas kunjungan ini dapat dilihat
dari aktivitas yang dilakukan oleh para siswa ketika mereka mengunjungi
perpustakaan; apakah mereka membaca, meminjam, melihat-lihat buku, ataukah
hanya mengobrol dengan sesama siswa. Kualitas kunjungan di Perpustakaan SMP
Assa’adah Bungah Gresik sudah bagus,
karena rata-rata aktivitas yang dilakukan siswa tidak hanya mengobrol atau
melihat-lihat buku, akan tetapi rata-rata dari mereka adalah membaca kemudian
meminjam buku. Berdasarkan observasi penulis, sebagian besar bahan bacaan yang
dibaca di perpustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang tidak dapat dipinjamkan
(seperti: kamus, koran, majalah, dan ensiklopedi). Sedangkan bahan bacaan yang
sering dipinjam adalah bahan pustaka non fiksi. Hal tersebut dikarenakan untuk
buku-buku pelajaran sudah dipinjamkan secara paket selama satu semester.
Aktivitas yang dilakukan oleh para siswa ketika di perpustakaan dengan membaca
merupakan salah satu indikator bahwa perpustakaan memiliki peran yang sangat
penting dalam sebuah sekolah. Karena dengan membaca dan memahami buku,
pengetahuan siswa, terutama pengetahuan dan penguasaan bahan pelajaran akan
bertambah. Oleh karena itu membaca buku, terutama buku pelajaran diharapkan
menjadi kewajiban rutin siswa, karena dengan membaca akan menambah wawasan ilmu
dan pengetahuan hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh The Liang Gie.
“Aktivitas membaca yang terampil akan membuka jendela pengetahuan yang luas,
gerbang kearifan yang dalam dan lorong keahlian yang lebar di masa depan”[88]
Persoalan
lain yang juga perlu diperhatikan adalah sejauh mana Perpustakaan di SMP
Assa’adah Bungah Gresik dimanfaatkan
sebagai tempat Proses Belajar Mengajar (PBM). Sebagaimana yang kita ketahui
bahwa perpustakaan juga merupakan sumber belajar, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai tempat belajar. Pemanfaatan perpustakaan untuk PBM di SMP Assa’adah
Bungah Gresik sudah mulai dijalankan meskipun
belum secara maksimal. Berdasarkan penelitian, yang sering memanfaatkan
perpustakaan untuk PBM adalah guru-guru PAI. Untuk pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI), biasanya para siswa disuruh mencari bahan-bahan pelajaran yang
akan diajarkan dari beberapa karangan kemudian dibuat rangkuman. Untuk
selanjutnya dipresentasikan di depan kelas dan didiskusikan bersama-sama.
Dengan demikian akan terlihat jelas siswa yang sering mengunjungi perpustakaan
dan siswa yang tidak. Untuk dapat menguasai materi tersebut tentunya siswa
harus membaca, dan tempat membaca yang paling lengkap dan paling murah tidak
lain adalah di perpustakan.
Dari
pemaparan di atas jelas kiranya bahwa perpustakaan sekolah di SMP Assa’adah
Bungah Gresik sangat berperan terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa. Apalagi dengan diberlakukannya kurikulum
2004 (KBK) sekarang ini yang mana penilaian hasil belajarnya tidak hanya
dilihat dari hasil, akan tetapi juga dilihat dari prosesnya. Jika demikian maka
pemanfaatan perpustakaan juga masuk pada salah satu kriteria penilaian.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Peranan
Perpustakaan Sekolah SMP Assa’adah Bungah Gresik
Peranan perpustakaan
sekolah SMP Assa’adah Bungah Gresik
adalah sebagai tempat informasi dalam menyelesaikan tugas sekolah dan
tempat refreshing (Mencari Hiburan).
Perpustakaan sekolah
adalah suatu unit atau sarana yang ada disekolah. Setiap sekolah (jenjang
pendidikan) diharuskan mempunyai sarana perpustakaan. Dengan adanya
perpustakaan sekolah, para siswa akan lebih mudah dalam mencari informasi.
Perpustakaan dan sekola
sangat berhubungan, sekolah tanpa perpustakaan akan membuat para guru sulit
untuk mengetahui tingkat minat baca dalam meningkatkan prestasi para siswa.
Walaupun kita tahu untuk menambah pengetahuan itu tidak hanya dengan
perpustakaan. Adanya perpustakaan sekola itu dengan tujuan agar para siswa
lebih mudah dalam mencari informasi, menambah wawasan pengetahuan yang tadinya
tidak tahu menjadi tahu dan dapat juga sebagai refreshing.
4.2 Prestasi Belajar
Siswa Kelas VII SMP Assa’adah Bungah Gresik dalam Pendidikan Agama Islam.
|
Langkah penelitian ini berpijak pada standar ketuntasan belajar
minimal (SKBM) dari setiap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang telah
ditentukan sekolah. Di SMP Assa’adah Bungah Gresik menetapkan SKBM Pendidikan
Agama Islam sebesar 70, sehingga dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwa siswa
yang mendapat nilai lebih dari 70 maka dikategorikan baik.
4.3 Peran Perpustakaan Sekolah Terhadap Peningkatan Prestasi
Belajar PAI Siswa di SMP Assa’adah Bungah Gresik
Pendidikan merupakan suatu proses yang memerlukan kerjasama dari
beberapa komponen yang saling
mempengaruhi. Salah satu komponen yang harus diperhatikan dan memegang peranan
penting dalam proses belajar mengajar di sekolah adalah adanya sarana dan
prasarana yang lengkap, termasuk di dalamnya adalah adanya perpustakaan
sekolah. Peran yang dapat diberikan oleh perpustakaan diantaranya melalui
peminjaman buku-buku yang diperlukan oleh siswa. Buku-buku tersebut tentunya
tidak sebatas pada buku-buku pelajaran, akan tetapi juga buku-buku lain yang
dapat menunjang proses belajar siswa. Peminjaman buku-buku yang diperlukan ini
sangat membantu proses belajar mengajar di dalam kelas. PBM menjadi lebih
efektif karena guru sudah tidak perlu lagi mencatat di depan kelas. Guru tinggal
mengulas pelajaran dan merangsang siswa dengan pertanyaan-pertanyaan.
Perpustakaan sekolah juga dapat meningkatkan cara pengajaran guru
yaitu melalui penggunaan koleksi yang ada sebagai media pengajaran. Koleksi
yang ada di perpustakaan sangat membantu guru dalam mempersiapkan pengajarannya
dengan baik. Selain itu perpustakaan juga dapat mendorong para guru untuk
memberikan tugas kepada para siswa dalam mencari suatu informasi ke
perpustakaan. Hal inilah yang nantinya akan mendorong siswa untuk belajar dan
mencapai hasil yang baik, serta meningkatkan kepercayaan diri siswa untuk
mandiri dalam mencari informasi. Ini salah satu bukti bahwa secara langsung
maupun tidak langsung perpustakaan sekolah berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa.
Hal lain yang tak kalah penting sehubungan dengan peran
perpustakaan di sekolah adalah kualitas tingkat kunjungan siswa. Kualitas
kunjungan ini dapat dilihat dari aktivitas yang dilakukan oleh para siswa
ketika mereka mengunjungi perpustakaan; apakah mereka membaca, meminjam,
melihat-lihat buku, ataukah hanya mengobrol dengan sesama siswa. Kualitas
kunjungan di Perpustakaan SMP Assa’adah Bungah Gresik sudah bagus, karena rata-rata aktivitas yang
dilakukan siswa tidak hanya mengobrol atau melihat-lihat buku, akan tetapi rata-rata
dari mereka adalah membaca kemudian meminjam buku. Berdasarkan observasi
penulis, sebagian besar bahan bacaan yang dibaca di perpustakaan adalah
bahan-bahan pustaka yang tidak dapat dipinjamkan (seperti: kamus, koran,
majalah, dan ensiklopedi). Sedangkan bahan bacaan yang sering dipinjam adalah
bahan pustaka non fiksi. Hal tersebut dikarenakan untuk buku-buku pelajaran
sudah dipinjamkan secara paket selama satu semester. Aktivitas yang dilakukan
oleh para siswa ketika di perpustakaan dengan membaca merupakan salah satu
indikator bahwa perpustakaan memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah
sekolah. Karena dengan membaca dan memahami buku, pengetahuan siswa, terutama
pengetahuan dan penguasaan bahan pelajaran akan bertambah. Oleh karena itu membaca
buku, terutama buku pelajaran diharapkan menjadi kewajiban rutin siswa, karena
dengan membaca akan menambah wawasan ilmu dan pengetahuan hal ini senada dengan
apa yang disampaikan oleh The Liang Gie. “Aktivitas membaca yang terampil akan
membuka jendela pengetahuan yang luas, gerbang kearifan yang dalam dan lorong
keahlian yang lebar di masa depan”
Persoalan lain yang juga perlu diperhatikan adalah sejauh mana
Perpustakaan di SMP Assa’adah Bungah Gresik
dimanfaatkan sebagai tempat Proses Belajar Mengajar (PBM). Sebagaimana
yang kita ketahui bahwa perpustakaan juga merupakan sumber belajar, sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai tempat belajar. Pemanfaatan perpustakaan untuk PBM
di SMP Assa’adah Bungah Gresik sudah mulai
dijalankan meskipun belum secara maksimal. Berdasarkan penelitian, yang sering
memanfaatkan perpustakaan untuk PBM adalah guru-guru PAI. Untuk pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI), biasanya para siswa disuruh mencari bahan-bahan
pelajaran yang akan diajarkan dari beberapa karangan kemudian dibuat rangkuman.
Untuk selanjutnya dipresentasikan di depan kelas dan didiskusikan bersama-sama.
Dengan demikian akan terlihat jelas siswa yang sering mengunjungi perpustakaan
dan siswa yang tidak. Untuk dapat menguasai materi tersebut tentunya siswa harus
membaca, dan tempat membaca yang paling lengkap dan paling murah tidak lain
adalah di perpustakan.
Dari pemaparan di atas jelas kiranya bahwa perpustakaan sekolah di
SMP Assa’adah Bungah Gresik sangat
berperan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Apalagi dengan
diberlakukannya kurikulum 2004 (KBK) sekarang ini yang mana penilaian hasil
belajarnya tidak hanya dilihat dari hasil, akan tetapi juga dilihat dari
prosesnya. Jika demikian maka pemanfaatan perpustakaan juga masuk pada salah
satu kriteria penilaian
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan penelitian
dan menganalisa data yang diperoleh baik data yang diperoleh dari literatur
maupun data dari lapangan, dengan pembahasan skrispsi yang berjudul “Peran
Perpustakaan Sekolah Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI Siswa di SMP
Assa’adah Bungah Gresik ”, maka
dapat ditarik suatu kesimpulan, yakni sebagai berikut:
1.
Keberadaan
sebuah perpustakaan di sekolah merupakan suatu keharusan. Hal ini mengingat
pentingnya perpustakaan yang diibaratkan sebagai jantung pendidikan dan
mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar mengajar. Keberadaan
perpustakaan sekolah di SMP Assa’adah Bungah Gresik sudah diakui kemajuannya. Secara keseluruhan
keadaan Perpustakaan SMP Assa’adah Bungah Gresik sudah memenuhi standar perpustakaan yang
baik. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, diantaranya adalah
penambahan referensi sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
penambahan sarana dan prasarana, peningkatan layanan dan peningkatan sumber
daya manusia
2.
Dari hasil penelitian
yang dilakukan penulis dapat diketahui bahwa hasil prestasi belajar PAI siswa
di SMP Assa’adah Bungah Gresik sudah
bagus. Hal ini dapat kita lihat dari nilai rata-rata dari pelajaran-pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu 70. Berdasarkan kriteria penilaian 0-10,
nilai 70 ini masuk pada kategori baik. Ini salah satunya disebabkan oleh peran
perpustakaan sekolah baik berupa peminjaman buku-buku yang dibutuhkan siswa
maupun dari layanan lain yang tersedia di perpustakaan tersebut.
|
3.
Peran
perpustakaan dalam rangka peningkatan prestasi belajar PAI di SMP Assa’adah
Bungah Gresik diantaranya melalui tersedianya koleksi bahan pustaka dan layanan
peminjaman serta layanan administrasi. Koleksi bahan pustaka yang lengkap
membantu para siswa untuk lebih mendalami apa yang telah mereka pelajari di
dalam kelas. Adapun peminjaman buku-buku baik yang sifatnya paket
tahunan/semesteran maupun secara individul juga sangat berperan dalam proses
belajar siswa. Selain itu perpustakaan di SMP Assa’adah Bungah Gresik juga sudah dimanfaatkan untuk Kegiatan
Belajar Mengajar dengan baik, terutama untuk pelajaran-pelajaran PAI dan mata
pelajaran umum lainnya.
5.2
Saran-Saran
Setelah pembahasan tema skripsi ini,
sesuai harapan penulis agar pikiran-pikiran dalam skripsi ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan beberapa saran
sebagai berikut:
1.
Saran untuk
Sekolah
Pihak
sekolah merupakan pihak yang berpengaruh terhadap maju tidaknya perpustakaan
sekolah. Kepala sekolah sebagai wakil dari pihak sekolah hendaknya mempunyai
perhatian yang serius terhadap perpustakaan terutama berkaitan dengan pengadaan
fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Perpustakaan sekolah dapat menjalankan
fungsinya dengan baik jika ditunjang dengan fasilitas yang lengkap, dan ini
menjadi tugas dari pihak sekolah.
2.
Saran untuk
Pengelola Perpustakaan
Pembina
perpustakaan sebagai koordinator harus dapat berkoordinasi dengan pihak sekolah
dengan baik dan juga harus sering berkoordinasi dengan staf-stafnya untuk
mengetahui apa kekurangan dan kebutuhan dari perpustakaan mereka. Demi
perbaikan perpustakaan ke depan, jika dirasa perlu pihak perpustakaan dapat
menyebarkan angket kepada para pengunjung untuk mengetahui apa yang diinginkan
oleh para pengunjung. Selain pembina perpustakaan, staf perpustakaan juga dapat
meningkatkan kualitas layanannya agar para siswa dapat lebih tertarik untuk
mengunjungi perpustakaan. Untuk dapat menarik minat siswa mengunjungi
perpustakaan, petugas perpustakaan bisa membuat kegiatan-kegiatan yang menarik
bagi siswa. Contohnya dengan mengadakan pameran, seminar, perlombaan dan
lain-lain.
3.
Saran untuk
Para Guru
Guru
merupakan suri tauladan bagi para siswa. Sehubungan dengan pemanfaatan
perpustakaan, guru seharusnya dapat memberikan contoh bagi para siswa dalam
mengunjungi perpustakaan. Seringnya guru mengunjungi perpustakaan dapat
menjadikan motivasi para siswa dalam mengunjungi perpustakaan. Selain itu guru
juga dapat lebih meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sebagai tempat kegiatan
belajar mengajar, selain di kelas. Pembinaan minat baca siswa juga dapat
dilakukan oleh guru ketika mereka sedang mengajar.
4.
Saran untuk
Para siswa
Siswa
merupakan salah satu faktor penentu sukses tidaknya perpustakan di sekolah.
Mengingat pentingnya peran perpustakaan, hendaknya siswa dapat membuat jadwal
kunjungannya ke perpustakaan. minimal 1-2 kali dalam satu minggu. Para siswa
hendaknya juga dapat memanfaatkan perpustakaan dengan baik dengan membaca dan
meminjam bahan-bahan pustaka yang disediakan secara maksimal.
5.3
Penutup
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT, yang telah memberikan anugerah berupa rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari, meskipun telah berusaha menyusun skripsi ini semaksimal
mungkin, namun di sini masih menerima upaya penyempurnaan.
Oleh karena itu saran dan kritik yang
bersifat konstruktif evaluatif dari semua pihak sangat penulis harapkan
sebagai penyempurnaan segala kekurangan dan kekhilafan penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Barry,
Dahlan. 1994. Kamus Ilmiah Populer,
Arkoala : Surabaya.
Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi Instruksional,
Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Organisasi dan Administrasi
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta
: Rineka Cipta.
Arno F. Wittig, 1981. Theory and
Problems of Psichology of Learning, Mc. Grow Hill Book Company.
Arsyad, Azhar. 2003. Media
Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Aziz, Sholeh Abdul dan Madjid, Abdul
Aziz Abdul. 1979. Al-Tarbiyah wa Thuruqu al-Tadris, Mesir: Darul
Ma’arif.
B. Suryosubroto, 1984. Dimensi-Dimensi
Administrasi Pendidikan di Sekolah, Yogyakarta: Bina Aksara.
Bafadal, Ibrahim. 2001. Pengelolaan
Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara.
Basuki, Sulistiyo. 1993. Materi
Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud.
Basuki,
Sulistiyo. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas
Terbuka, Depdikbud.
Buchori, Muhtar. 1983. Teknik-Teknik
Evaluasi dalam Pendidikan, Bandung: Jemmars.
C. Larasati Milburga, et.all. ,
1986. Membina Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: Kanisius.
Cece Wijaya, et.al. , 1992. Upaya
Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Crow
and Crow, 1956. Human Development and Learning, New York: American Book
Company.
Darmono, 2001. Manajemen dan Tata
Kerja Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Dimyati dan Moedjiono, 1999. Belajar
dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
E. Mulyasa, 2004. Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasi dan Inovasi, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
E. Mulyasa, 2004. Manajemen Berbasis
Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi.
Fahmi, Mushthafa.
Psychologiat al-Ta’allum, Mesir: Dar Mishr li al-Thab’ah, tt.
Fatah Syukur NC, 2004. Teknologi
Pendidikan, Semarang: RaSAIL.
Hamalik, Oemar. 1994. Media
Pendidikan, Bandung : Citra Aditya Bakti.
|
Noor, Muhammad dkk., 1996. Al-Qur’an
dan Terjemahnya, Semarang: CV. Toha Putra.
P. Chaplin, James. 2004. Kamus
Lengkap Psikologi,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
P. Sumardji, 1991. Perpustakaan
Organisasi dan Tatakerjanya, Yogyakarta: Kanisius.
Percival, Fred dan Ellington, Henry. 1998.
Teknologi Pendidikan, Jakarta: Erlangga.
Perpustakaan Nasional RI., 1996. Perpustakaan
Sekolah, Petunjuk Untuk Membina, Memakai dan Memelihara Perpustakaan di Sekolah,
Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.
Purwanto, Ngalim. 2000. Psikologi
Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rohani, Ahmad. 1997. Media
Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta.
S. Nasution, 2000. Berbagai
Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan
Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar,
Bandung: Alfabeta.
Sardiman, 2004. Interaksi dan
Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Shihab, M. Quraish. 1997. Wawasan
al-Qur’an, Tafsir Maudlu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan.
Slameto, 1995. Belajar dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.
Sudjatmo, 2002. Pengantar
Perpustakaan, Semarang: Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan
Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sutarno NS, 2003. Perpustakaan dan
Masyarakat, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya.
T. Morgan, Cliffort, 1971. Introduction to Psychology, Mc.
Hill Book Company.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002. Kamus
Umum Bahasa Indonesia, edisi 3, Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka.
Tim Redaksi Fokusmedia, 2003. Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (nomor 20 tahun 2003), Bandung: Fokusmedia.
W.S. Winkel SJ, 1996. Psikologi
Pengajaran, Jakarta: Grasindo.
W.S. Winkel, 1978. Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta: Gramedia.
Wasty. Soemanto, 1998. Psikologi
Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
[1] Muhammad Noor, et, al.,
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra, 1996), hlm. 479.
[2] M. Quraish Shihab, Wawasan
al-Qur’an, Tafsir Maudlu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung: Mizan,
1997), hlm. 433-434.
[3] Abuddin Nata, Tafsir
Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir al-Ayat al-Tarbawiy), (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002), hlm. 52.
[4] Syaiful Sagala, Konsep dan
Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar,
(Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 3.
[5] Ahmad Rohani, Media Instruksional
Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 102.
[6] Tim Redaksi Fokusmedia, Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (nomor 20 tahun 2003), (Bandung: Fokusmedia,
2003), hlm. 27-28.
[7] Suharsimi Arikunto, Organisasi
dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1993), hlm. 82.
[8] B. Suryosubroto, Dimensi-Dimensi
Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1984), hlm.
97
[9] Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 802.
[10] Sudjatmo, Pengantar
Perpustakaan, (Semarang: Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002),
hlm. 1-2.
[11] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,
Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002),
cet.2, hlm. 912.
[12] Fatah Syukur NC, Teknologi
Pendidikan, (Semarang: RaSAIL, 2004), hlm. 102.
[13] Ibrahim Bafadal, Pengelolaan
Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 3.
[14] Darmono, Manajemen dan Tata
Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia,
2001), hlm. 2.
[15] P. Sumardji, Perpustakaan
Organisasi dan Tatakerjanya, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), hlm. 13.
[16] C. Larasati Milburga, et.all.,
Membina Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1986), hlm. 17.
[17] Ibrahim Bafadal, op.cit.,
hlm. 4.
[18] C. Larasati Milburga, et.al.,
op.cit., hlm. 54.
[19] Sulistiyo
Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka,
Depdikbud, 1993), hlm. 91.
[20] P. Sumardji, op. cit., hlm.
14-15.
[21] Sutarno NS, Perpustakaan dan
Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), hlm. 49-50.
[22] Ibid., hlm. 37.
[23] Ibid., hlm. 35.
[24] Sutarno NS, op.cit., hlm.
33.
[25] Sulistiyo Basuki, Materi
Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka,
Depdikbud, 1993), hlm. 149.
[26] C. Larasati Milburga, et,al.,
op.cit., hlm. 33.
[27] Sutarno NS, op.cit., hlm.
45.
[28] Ibid., hlm. 47.
[29] C. Larasati Milburga, et,al.,
op.cit., hlm. 61-62.
[30] Perpustakaan Nasional RI., Perpustakaan
Sekolah, Petunjuk Untuk Membina, Memakai dan Memelihara Perpustakaan di Sekolah,
(Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 1996), hlm. 7.
[31] Ibrahim Bafadal, op.cit.,
hlm. 6-7.
[32] Ibrahim Bafadal, op.cit., hlm.
7.
[33] Ibid., hlm. 7-8.
[34] Ibid., hlm. 8.
[35] Fatah Syukur NC, op.cit.,
hlm. 104.
[36] Darmono, op.cit., hlm. 4.
[37] Sutarno NS, op.cit., hlm.
55-56.
[38] Ahmad Rohani, Media
Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 102.
[39] Oemar Hamalik, Media
Pendidikan, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1994), hlm. 195.
[40] Ahmad Rohani, loc.cit.
[41] Ibid., hlm. 108-109.
[42] Cece Wijaya, et.al., Upaya
Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1992), hlm. 34-35.
[43] Ahmad Rohani, op.cit., hlm. 109.
[44] Fred Percival dan Henry
Ellington, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 1998), hlm. 126.
[45] E. Mulyasa, Manajemen
Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi,
(Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 52.
[46] Azhar Arsyad, Media
Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 100-101.
[47] S. Nasution, Berbagai
Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),
hlm. 18.
[48] Zainal Arifin, Evaluasi
Instruksional, Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1991), cet. III, hlm. 2-3.
[49] James P. Chaplin, Kamus
Lengkap Psikologi,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 5.
[50] Ngalim Purwanto, Psikologi
Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 102.
[51] Crow and Crow, Human
Development and Learning, (New York: American Book Company, 1956), hlm.
251.
[52] Cliffort T. Morgan, Introduction
to Psychology, (Mc. Hill Book Company, 1971), hlm. 187.
[53]Arno F. Wittig, Theory and
Problems of Psichology of Learning, (Mc. Grow Hill Book Company, 1981),
hlm. 2.
[54] Slameto, Belajar dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 2.
[55] Nana Sudjana, CBSA Dalam
proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 5.
[56] W.S. Winkel SJ, Psikologi
Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), hlm. 50.
[57] Slameto, op.cit., hlm.
3-5.
[58] Muhammad Noor, dkk., Al-Qur’an
dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra: 1996), hlm. 220.
[59] Dimyati dan Moedjiono, Belajar
dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 3.
[60] Muhtar Buchori, Teknik-Teknik
Evaluasi dalam Pendidikan, (Bandung: Jemmars, 1983), hlm. 178.
[61] W.S. Winkel, Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta: Gramedia, 1978), hlm. 100
[62] Zainal Arifin, op.cit., hlm.
3.
[63] Nana Sudjana, Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 45-46.
[64] Sardiman, Interaksi dan
Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.
23.
[65] Ibid., hlm. 53-54.
[66] Ibid., hlm. 54.
[67] E. Mulyasa, Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasi dan Inovasi, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 39.
[68] Slameto, op.cit., hlm.
54-72.
[69] Wasty Soemanto, Psikologi
Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 113 121.
[70] Muhibbin Syah, Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.
132-139.
[71] Dimyati dan Mudjiono, op.cit.,
hlm. 239-254.
[72] Ngalim Purwanto, op. cit.,
hlm. 107.
[73] Lexy J. Moleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 3.
[74] S. Margono, Metodologi
Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet.4, hlm. 41.
[75] Sutrisno Hadi, Metodologi
Research Jilid I, (Yogyakarta: Andi Ofset, 1997), hlm. 9
[76] Masri Singarimbun dan Sofian Efendi,
Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989), hlm. 70.
[77] Sutrisno Hadi, op.cit., hlm.
10.
[78] S. Margono, op.cit., hlm.
10
[79] Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.
206.
[80] S. Margono, op.cit., hlm.
167.
[81] Yatim Riyanto, Metodologi
Penelitian Pendidikan Suatu Tinjaun Dasar, (Surabaya: SIC, 1996), hlm. 67
[82] Noeng Muhadjir, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998), hlm. 104.
[83] Lexy J. Moleong, op.cit., hlm.
190.
[84] Saifuddin Azwar, Metode
Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 5-6.
[85] Heribertus B. Sutopo, Metode
Penelitian Kualitatif, (Surakarta: Depdikbud RI UNS, 1996), hlm. 86
[86] Sutrisno Hadi, op.cit., hlm.
42.
[87] Saiful Sagala, op.cit., hlm.
77.
[88] The Liang Gie, Cara Belajar
Efisien, (Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna, 1994), hlm. 58.
Makasih min
ReplyDeleteSangat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan seputar peran perpustakaan sekolah. Dan memang sangat pemting
ReplyDelete