BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi bangsa Indonesia, bahasa arab bukan hanya sebagai bahasa asing, tetapi juga menyangkut ranah keagamaan yang tampak pada pesan-pesan illahi dalam Al-Qur’an-Hadits, karya-karya monumental ulama’ dan berbagai kegiatan ritual. Oleh sebab itu penguasaannya menjadi sangat penting terutama pada pembelajarannya.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa arab, para guru harus memiliki pembaharuan dalam metode, teknik dan juga pendekatan. Yang mana dengan pembaharuan tersebut dapat memotivasi para pelajar untuk selalu aktif dalam belajar bahasa arab.
Pada zaman sekarang ini, banyak guru yang mahir dalam bahasa arab, namun kebanyakan dari mereka belum bisa menciptakan suasana kelas belajar yang efektf yang bisa menarik minat belajar dan keaktifan para pelajar. Oleh sebab itu ada satu dari beberapa metode yakni metode komunikatif yang mana metode tersebut dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan membuat para pelajar menjadi aktif dan terampil dalam bahasa arab. Sehingga usaha-usaha standarisasi dalam proses pembelajaran bahasa arabpun dapat diwujudkan.
B. Rumusan Masalah
1) Apa Pengertian Metode Komunikatif?
2) Ada Berapa aktifitas yang mungkin dilakukan dalam metode komuniktif?
3) dimanakah metode komunikatif diterapkan?
4) Apa saja langkah-langkah penyajian metode kounikatif?
5) Apakah ada kekuatan dan kelemahan dalam metode komunikatif?
C. Tujuan dan Manfaat
Makalah ini kami buat agar mahasiswa bisa memahami dan memprktekkan metode komunikatif dalam kegiatan belajar mengajar anak didiknya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Komuikatif
metode komuikatif adalah sebuah metode yang lebih mengandalkan kreativitas para palajar dalam melakukan latihan. Pada tahap ini keterklibatan guru secara langsung mulai dikurangi untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk mngembangkan kemampuan sendiri. Para pelajar pada tahap ini ditekankan untuk lebih banyak berbicara dari pada guru. Secara pikologis setiap kelas mmiliki keendrungan, pandangan dan kemampuan kolektif yang tidak sama, oleh bab itu guru harus pandi memanfaatkan kondisi ini agar setiap embelajaran yang dilakukan setidaknya memberikan kegairahan kepada mereka.
B. Bebrapa Aktivitas Yang Meungkinkan Dilakukan Dalam Metode Komuikatif
Bebrapa aktivitas yang meungkinkan dilakukan dalam metode komuikatif secara bertahap adalah sebagai berikut:
a. Percakapan kelompok (al-khiwar al-jama’i)
Peralatan yang harus disediakan adalah tape-recorde untuk merekam semua perckapan. Dalam satu kelas para pelajar dibagi ke dalam kelompok-kelopmpok sesuai kebutuhan setiap kelpmpok dibero judul cerita yang sederhana. Sebelum latihan dilaksanakan para pelajar diperkenankan untuk berunding denga teman-teman skelompoknya. Didalam latihan ini para pelajar berganti-ganti mengatakan sesuatu yang disambung olh teman-teman sekelompoknya sehingga menjadi sebuah cerita yang lengap. Semua kegiatan perckapan direkam sehingga dapat didengarkan lagi. Guru dalam latihan ini berkeliling dari satu klompok ke kelompok lainnya dan menjawab pertanyan jika plajar memita. Setlah kegiatan selesai, rekaman selanjutnya diputar kembali untuk didiskusikan dengan para pelajar, baik mengenai isi, pola, intonasi dan sebagainya.
b. Bermain peran (at-tamsil)
Pada aktivitas ini guru memberiakn tuga peran tertentu yang harus dilakukian para pelajar. Peran yang diberikan harus disesuaikan dengan tingkat penguasaan bahasa para pelajar. Tentu sja peran yang diberikan pada tingkat pemula tidak sama dengan yang diberikan pada tingkat menengah dan lanjutan. Misalnya guru memberikan tugas: raga kagakanlah! Jika kamu seorang guru, dan maman sebagai muridmu. aPa yang akan dikatakan jiak kalian bertemu dijalan? Misalanya pcakapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
ما من : السلام عليكم. يا أستاذ.
المدرس: وعليكم السلام ورحمة لله وبركاتة الي أين تدهب يامامن؟
ما من : أريد ان أشترى الأدوات المدرسية , يا أستاذ
المدرس: ماذا تحتاج اليه يا مامن؟
مامن : أحباج الي الكراسات والقلم والمرسمة والمسطرة
المدرس: وافقتك السلامة
مامن : أمين.
Bermain peran ini merupakan tejknik yang sangat berguna dalam melatih perilaku berbahasa. Pemberian tugas ini dapat dilakukan dengan mulai dari cara yang sangat sederhana sampai kepada yang rumit yang memerlukan penguaaan pola-pola komplek.
c. Praktek ungkapan social (thatbiq at-ta’birot al-ijtima’iyyah)ungakapan sosial maksudnya adalah prilaku-prilaku social saat komunikasi yang diungkapakan ecara lisan, misalnya memberi hormat, mengungkpkan rasa kagum, gembira, ucapn perpisahan, memberi pujian, ucapan selamat, dan sebagainya. Pola-pola ungkapan ini dipraktekkan dalam rangkaian pembicaraan pada situasi-situasi tertentu pola-pola ungkapanm yang biasanya digunakan misalnya:
أجمل هذه الصورة
وافقتك السلامة
أتمنى لك النجاح
أهنئك بعيد الفطرالمبارك
d. Praktek lapagan (al-mumarossah fi al-mujtama’ )
Praktek lapangan maksudnya adalah berkomunikasi dengan penutur asli diluar kelas, tentu saja aktifitas ini hanya bia dilakukan ditempat-tempat yang ada penutur asli bahasa arab. Praktek lapangan ini sangat berrti bagi perkembangan kemampuan berbahasa arab, sebab berbicara dengan penutur asli secara tidak langsung dapat mengadakan koreksi berbahasa dalam berbagai aspek selain itu kegiatan berbicara didalam lapangan dapat dijadikan ujkuran perkembangan belajar bahasa tersebut. Penutur asli bahasa arab di Indonesia nampaknya tidak sebanyak bahasa inggris. Mungkin hanya ditempat atau instansi tertentu saja para pelajar bias menemui mereka, seprti dikedutaan-kedutaan atau lembaga-lmbag pndidikan yang mendatangkan penutur asli bahasa arab dari timur tengah.
e. Problem solving (hill al-musykilat)
Problem solving atau pemecahan masalah biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi. Aktivitas ini bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi, atau mengadakan sebuah kesepakatan tentang suatu rencana. Berdiskusi lebih tinggio tingkat kesulitannya dibandingkan dengan khiwar, sebab berdiskusi sudah melibatkan kemampuan menganalisa, menilai, menyimpulkan fakta. Dalam aktifitas ini guru juga harus melihat tingkat kemampuan plajar dalam berbahasa arab. Bagi tingkatan pemula tingktan permasalahan yang dipecahkan harus sedrhana , tidak menutup kemungkinan aktifitas yang harus dilakakukan pelajar berdasarkan bantuan imajinasi guru jika situasi menghendaki demikian. Tema yang diberikan, misalnya “ berkemah ke cirsaruah lembang”. Guru mengatkan : “apa saja yang harus disiapkan untuk berkemah itu?”. Dalam sekelas pelajar dibagi beberapa kelompok, masing-masing klompok memiliki ketua. Setiap kelopok hatru berdiskusi tentang persiapan itu dengan bahasa arab setip pelajar dalam kelompok harus memberikan saran, yng kemudian ditulis oleh ketuanya. Jika diminta, guru memberikan kosa kata atau pola-pola kalimat yang diperlukan. Kelompok yang dapat mengumpulkan butir-butir paling banyak diminta untuk menjelaskan hal-hal yang harus disiapkan dengan alasannya kepada kelompok lain didepan kelas. Misalnya, mengp harus membawa al-miknasa (sapu), al-hablu(tali), al-jakitah(jaket), as-sikkin(pisau), sedangkan as-saif (pedang) tidak, mengapa berangat harus naik al-hafilah (bus) dan sebagaiunya. Bimbingn guru tentu saja sangat penting dalam permainan ini.
Bagi tingakatan yang sudah lebih tinggi , permasalahan yang dipecahkan lebih rumit lagi, bhkan pelajar diberi kebebasan untuk mnentukan tema permasalahan yang dipecahkan. Guru dalam tingakatan ini mulai mengurangi keterlibatannya dalam aktifitas pelajar.
C. Penerapan metode komunikatif
Tahapan paling krusial dari kehadiran sebuah pendekatan atau metode adalh tahapan penerapannya. Sering terjadi, meskipun sebuah pendekatan atau metode baru telah ditetapjkan pengunaannya dalam kurikulum, tapi dala prakteknya pelaksanaan pengajaran tetap tidak beranjak dari pendekatn atau metode yang lama. Oleh karena itu pemahaman tehadap PK, yang menjadi tran saat ini, tidak cukup hanya pada tataran teoritis, melainkan perlu sampai pada tataran praktis.
Dalam tulisan ini akan disajikan bahasan mengenai penerapan PK dalam penyusun silabus, pemilihan dan pengembangan bahan ajar, serta pengembangan stategi belajar mengajar. Yang dimaksud silabus disini adalah garis-garis besar program pengajaran atau GBPP yang dala system pendidikan kita-bersifat nasional dan penyusuannya dilakukan oleh balit bank Department Pendidikan Nasional dan Department Agama, sementara pemilihan dan pengembangan bahan ajar dilakukan oleh penulis buku teks dan atau pengajar sedangkan strategi proses belajar mengajar menjadi kewenangan para pengajar.
Dalam kerangka Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) saat ini penyusunan “silabus” diserahkan pada para guru. Namun berdasarkan GBPP yang telah dittapkan dari pusat. hal ini, di stu sisi menuntut pemahaman para guru yang benar dan mendalam terhadap berbagai aspek pengahjaran bahsa, dn pada sisi lain memerlukan GBPP yang fleksibel (luwes) agar tersedi ruang bagi para guru untuk mengembangkan silabus yang sesuai dengan kondisi dan relevan dengan kebutuhan dilapangan.
D. Langkah-langkah penyajian metode komunikatif
Salah satu prosedur proses belajar belajar mengajar dalam MK dilukiskan oleh finochiaro dn brumfit (dlam huda, 1990) sebagi berikut:
a) Dialog pendek disajikan dengan didahului penjelasan tentang fungsi-fungsi ungkapan dalam dialog itu dan situasi diman dialog itu mugkin terjadi.
b) Latihan mengucapkan kalimat-kalimat pokok scara perorangan, kelompok atau klasikal.
c) Pertanyan diajukan tentang isi dan situasi dalam dialog itu, dilanjutkan pertnyaan serupa tetapi langsung mengeni situasi masing-masing pelajar. Disini kegiatan komunikatif yang sebenarnya dimulai.
d) Kelas membahas ungkapan-ungkapan komunikatif dlam dialog.
e) Siswa diharapkan menarik sendiri kesimpulan tentang aturan tata bahasa yang termuat dalam dialog. Guru menfasilitasi dan meluruskan apabila terjadi kesalahan dan penyimpulan.
f) Pelajar melakukan kegiatan menafsirkan dan menyatakan suatu maksud sebagai bagian dari latihan komuniki yang lebih bebas tidak sepenuhnayberstruktur
g) Pengajar melakukan evaluasi dngan mengambil sample dari penampilan pelajar dalam kgitan komunikasi bebas.
E. Kekuatan dan kelemahan metode komunikatif
Kekuatan
a. pelajar termotivasi dalam belajar karena pada hari pertama pelajaran, langsung dapat berkomunikasi dengan BT (dalam batas fungi nosi, kegiatan berbahasa, dan keterampilan tertentu)
b. pelajar lancar berkomunikasi, dalam arti menguasai kompetensi, gramatikal, sosiolinguistik, wacana, dan strategis.
c. Susana kelas hidup dngan aktivitas komunikasi antar pelajar dnagnberbagai model intraksi dan tingkat kenbbasan yang cukup tinggi, shingga tidak membosankan.
Kelemahan
a. Memerlukan guru yang menguasai keterampilan komunikatif secara memadai dalam BT.
b. Kemampuan membaca, dalam keterampilan tinggkat ambang, tidak mendapatkan porsi yang cukup.
c. Lonctan langsung keaktivitas komunikatif bias menyulitkan siswa pada tingkat permulaan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pemaparan makalh diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
v Metode komuikatif adalah sebuah metode yang lebih mengandalkan kreativitas para palajar dalam melakukan latihan
v Bebrapa aktivitas yang meungkinkan dilakukan dalam metode komuikatif secara bertahap adalah sebagai berikut:
a) Percakapan kelompok (al-khiwar al-jama’i)
b) Bermain peran (at-tamsil)
c) Praktek ungkapan social (thatbiq at-ta’birot al-ijtima’iyyah)
d) Praktek lapagan (al-mumarossah fi al-mujtama’ )
e) Problem solving (hill al-musykilat)
v Pengunaan metode komunikatif diterapkan dalam kurikulum
v Langkah-langkah penyajian:
a. Dialog pendek disajikan dengan didahului penjelasan tentang fungsi-fungsi ungkapan dalam dialog itu dan situasi diman dialog itu mugkin terjadi.
b. Latihan mengucapkan kalimat-kalimat pokok scara perorangan, kelompok atau klasikal.
c. Pertanyan diajukan tentang isi dan situasi dalam dialog itu, dilanjutkan pertnyaan serupa tetapi langsung mengeni situasi
masing-masing pelajar.
d. Kelas membahas ungkapan-ungkapan komunikatif dlam dialog.
e. Siswa diharapkan menarik sendiri kesimpulan tentang aturan tata bahasa yang termuat dalam dialog
f. Pelajar melakukan kegiatan menafsirkan dan menyatakan suatu maksud sebagai bagian dari latihan komuniki yang lebih bebas tidak sepenuhnayberstruktur
g. Pengajar melakukan evaluasi dngan mengambil sample dari penampilan pelajar dalam kgitan komunikasi bebas.
v Kekuatan
- pelajar termotivasi dalam belajar karena pada hari pertama pelajaran, langsung dapat berkomunikasi dengan BT (dalam batas fungi nosi, kegiatan berbahasa, dan keterampilan tertentu)
- pelajar lancar berkomunikasi, dalam arti menguasai kompetensi, gramatikal, sosiolinguistik, wacana, dan strategis.
- Susana kelas hidup dngan aktivitas komunikasi antar pelajar dnagnberbagai model intraksi dan tingkat kenbbasan yang cukup tinggi, shingga tidak membosankan.
v Kelemahan
e. Memerlukan guru yang menguasai keterampilan komunikatif secara memadai dalam BT.
f. Kemampuan membaca, dalam keterampilan tinggkat ambang, tidak mendapatkan porsi yang cukup.
B. Kritik dan Saran
Dalam pembuatan makalah diatas, mungkin masih terdapat banyak kesalahan atau kekurangan. Karena keterbatasan kemampuan kami oleh karena itu, kami mohon kepada teman-teman dan khususnya bapak pengampuh dalam bidang ini untuk membimbing kami dalam membuat makalah yang lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, asep. 2011. metode pembelajaran bahaa arab. Bandung: PT remaja rosda karya.
Efendi, ahmad Fuad. 2005. metode pengajaran bahasa arab. Malang: misykat
Mantap
ReplyDelete