Thursday, May 12, 2016

Diabetes Mellitus (DM)

BAB I
PENDAHULUAN 

1.1    Latar Belakang Masalah 
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita
          DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf, hati, mata dan ginjal.
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas. Ada 2 macam type DM :
DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini disebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena
kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita DM type ini berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar
insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM type II dengan obersitas atau ada sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.
DM tipe 3 atau disebut Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggrisgestational diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasanpatogenesisnya.GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup

1.2  Rumusan Masalah
       Berdasarkan latar belakang di atasdapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1.2.1  Apa pengertian Diabetes Militus(DM)?
            1.2.2  Apa saja type Diabetes Militus?
            1.2.3 Apa saja tanda – tanda dan gejala Diabetes Militus?
            1.2.4 Apa saja faktor penyebab Diabetes Militus?
1.2.5 Bagaimana cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus?
1.2.6 Bagaimana hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh?

1.3  Tujuan
       Berdasarkan rumusan masalah  di atastujuan yang dicapai dari 
penelitian ini adalah :
1.3.1  Untuk mengetahui  pengertian Diabetes Militus
1.3.2  Untuk mengetahui apa saja type Diabetes Militus
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja tanda – tanda dan gejala Diabetes Militus
            1.2.4  Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab Diabetes Militus?
            1.3.5  Untuk mengetahui cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus
            1.3.6  Untuk mengetahui hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi
Diabetes Mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemerikisaan dengan mikroskop elektron (Arief Manjoer, 280).
Diabetes mellitus adalam suata keadaan atau kumpulan karena adanya jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebab oleh infeksi.

B.     Etiologi
a.       Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat menyebabkan insufisiensi insulin tetapi determinan genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas diabetes mellitus, faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi diabetes mellitus adalah :
1.      Kelainan sel b pankreas, berkisar dari hilangnyaa sel b sampai kegagalan sel b melepas insulin.
2.      Faktor-faktor lingkungan yang mengubah fuingsi sel b antara lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.
3.      Gangguan sistem imunitas, sistem ini dapat dilakukan oleh automunitas yang disertai pembentukan sel-sel antibodi. Antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel-sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel b oleh virus.
4.      Kelainan insulin pada pasien obesitas terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel yang responsif terhadap insulin.

b.      Gangren kaki diabetik
Faktor-faktor yang berpengaruh atas terjadinya gangren kaki diabetik dibagi menjadi faktor endogen dan eksogen :
1.      Faktor endogen
1)      Genetik, metabolik.
2)      Angiopati diabetik.
3)      Neuropati diabetik.
2.      Faktor eksogen
1)      Trauma
2)      Infeksi
3)      Obat
Klasifikasi gangren kaki :
Warner (1983) membagi gangren kaki diabetik menjadi 6 tingkatan, yaitu :
1.      Derajat 0   : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti “Clow, cailus”.
2.      Derajat I    :  ulkus superfisial terbatas pada kaki.
3.      Derajat II   :  ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
4.      Derajat III :  abses dalam dengan atau tanpa osteomellitus.
5.      Derajat IV    :        gangren jari kaki atau bagian distal dengan atau tanpa seillitis.
6.      Derajat V :  gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.
Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi 2 golongan :
1.      Kaki diabetik akibat iskemia (KDI).
Disebabkan penurunan aliran darah ketungkai akibat makroangiopati (arteroskeloris) dari pembuluh darah besar, ditungkai terutama didaerah betis.
Gambaran klinis KDI :
a.       Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.
b.      Pada perabaan terasa dingin.
c.       Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.
d.      Didapatkan ulkus sampai gangren.
2.      Kaki diabetik akibat neuropati (KDN)
Terjadi kerusakan syaraf somatik dan atonomik, tidak ada gangguan dari sirkulasi klinis ini dijumpai kaki yang kering, hangat, kesemutan, mati rasa, oedem kaki dengan pulsasi pembuluh darah teraba baik.

C.    Patofisiologi
Ø  Gangguan pada pembentukan insulin.
Ø  Herediter ± 25%.
Ø  Gangguan pada otot.
¯
Sel b pankreas rusak
¯
Defisiensi insulin berat



Penurunan ambilan glukosa
¯

Peningkatan cipodisis
¯


Peningkatan katabolisme protein
¯
Hiperglikemik
Hiperosmolalitas
Peningkatan asam lemah hebat
Peningkatan gliserol
Peningkatan asam amino


¯


¯
Diuresis osmotik

Peningkatan ketogenesis
Peningkatan ketonuria
Glikoneogenesis
¯

¯


Vasokulopati
Kehilangan hipotonik

Ketoasidosis


¯
¯

¯


Gangguan
Penipisan volume

Asidosis metabolik


penyembuhan ulkus
¯

¯



Resiko syok hipovolemik

Nafas kasmaul





¯





Gangguan pola






nafas













Kehilangan elektrolit cairan












D.    Klasifikasi Diabetes Mellitus
1.      IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) atau Diabetes Mellitus Tergantung Insulin (DMTI)
Disebabkan oleh destruksi sel b pulau langerhans akibat proses autoimun atau produksi insulin tidak ada atau sangat kurang, karena kerusakan sel b yang luas (90%).
2.      NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) atau Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI)
Disebabkan kegagalan relatif sel b dan resistensi insulin. Resistensi insulin diikuti payah sel b kemudian terjadi resistensi insulin.

E.     Manifestasi Klinis
Diagnosa Diabetes Mellitus awalnya dipikirkan dengan adanya gejala khas berupa poliphagi (banyak makan), poliuria (banyak kencing), polidipsi (banyak minum) lemas dan berat badan turun. Gejala lain yang mungkin dikeluhkan klien adalah kesemutan gatal dan impotensi pada pria, serta protatus vulva pada wanita.

F.     Gejala Klinis
1.      Kesemutan.
2.      Gatal
3.      Mata kabur
4.      Impotensi pada pria

G.    Diagnosis Diabetes Mellitus
1.      Ada gejala klasik
(Poliuri, polidipsi, polipagi), pemeriksaan glukosa darah sewaktu (hasil > 200 mg% = DM).
2.      Tidak ada gejala klasik diabetes mellitus
Periksa tes toleransi glukosa bebas 75 gr glukosa.
Hasil    : -     Diabetes mellitus :  -     Puasa ³ 120 mg%
-          2 jam PP >> 200 mg%
Tes toleransi glukosa terganggu.
-          Puasa < 120 mg%
2 jam PP 140 – 200 mg%.

H.    Komplikasi
1.      Akut
a.       Koma hipoglikomi
b.      Ketoasidosis
c.       Koma hiperosmolar non ketotik.
2.      Kronik
a.       Makroangiopati mengenai pembuluh darah besar : pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.
b.      Mikroangipati, mengenai pembuluh darah kecil, retinapati diabetik, netropati diabetik.
c.       Neuropati diabetik.
d.      Rentan infeksi : Spt TBC, gingiutis dan ISK.
e.       Kaki diabetik.

I.       Pengobatan
a.       Diet / perencanaan makan.
b.      Obat
c.       Latihan
d.      Edukasi
e.       Cangkok pangkreas


J.      Pemeriksaan penunjang
Perlu dilakukan pada kelompok resiko tinggu untuk diabetes mellitus yaitu :
1.      Kelompok usia dewasa tua (74 tahun).
2.      Obesitas.
3.      Tekanan darah meningkat.
4.      Riwayat keluarga diabetes mellitus.
5.      Riwayat kehamilan dengan berat badan lahir bayi > 400 gr.
6.      Riwayat diabetes mellitus pada kehamilan.
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan gula darah sewaktu, kadar glukosa darah puasa diikuti TTGO standart untuk kelompok istri hasil pemeriksaan penyaringan (-), perlu pemeriksaan ulang tiap tahun, bagi pasien berusia > 45 tahun tanpa resiko, pemeriksaan penyaringan dapat dilakukan tiap 3 tahun.
Cara pemeriksaan TTGO :
1.      Tiap hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti biasa.
2.      Kegiatan jasmani sementara cukup tidak terlalu banyak.
3.      Pasien puasa semalam selama 10-12 jam.
4.      Pemeriksaan GDP.
5.      Berikan glukosa 75 gr yang dilarutkan dalam air 250 ml lalu diminum dalam waktu 5 menit, periksa GD 1 jam dan 2 jam sesudah beban glukosa.
6.      Selama pemeriksaan pasien yang diperiksa tetap istirahat dantidak merokok.







DATA DASAR PENGKAJIAN PASIEN
1.      Aktifitas / istirahat
Gejala     :  Lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan.
Tanda     : Taki kardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktifitas.
Penurunan kekakuan otot.
2.      Sirkulasi
Gejala     : Adanya riwayat hipertensi.
Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda     : Takikardia
Perubahan tekanan darah postural.
Nadi yang menurun atau tidak ada.
Disritmia.
3.      Integritas ego
Gejala     : Stres, tergantung pada orang lain.
Tanda     : Ansietas, peka rangsang.
4.      Eliminasi
Gejala     : Perubahan pola berkemih (Poliuria), nakturia, nyeri tekan abdomen.
Tanda     : Urine encer, pucat, kuning, poliuri.
Urine berkabut, bau busuk.
Abdomen keras, adanya asites.
5.      Makanan dan cairan
Gejala     : Hilang nafsu makan.
Mual muntah.
Penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu dan haus.
6.      Neurosensori
Gejala     : Pusing / pening.
Sakit kepala, kesemutan.
Tanda     : Disorientasi, mengamuk, letargi, stupor/kuma.
Aktifitas kejang.
7.      Nyeri / kenyamanan
Gejala     : Abdomen yang tenang/nyeri.
Tanda     : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.

8.      Pernafasan
Gejala     : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanpa sputum.
Tanda     : Lapas udara.
Batuk dengan atau tanpa sputum purulen, frekuensi pernafasan.
9.      Keamanan
Gejala     : Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
Tanda     : Demam, diaferosis.
Kulit rusak, lesi/ulserasi.
10.  Penyuluhan atau pembelajaran
Gejala     : Faktor resiko keluarga, Diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi, penyembuhan yang lambat.










DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1.      Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya obstruksi pembuluh darah.
Tujuan :
Mempertahankan sirkulasi perifer gar tetap normal.
Kriteria hasil :
1)      Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler.
2)      Warna kulit tidak pucat atau cianosis.
3)      Oedema tidak terjadi.
4)      Sensorik dan motorik membaik.
Intervensi / Rasional :
1)      Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasi.
Rasional    : Dengan mobilisasi meningkatkan darah.
2)      Ajarkan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran darah.
Rasional    : Meningkatkan melancarkan aliran darah balik sehingga tidak terjadi oedema.
3)      Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa ; hindari diet tingi kolesterol, tehnik relaksasi dan penggunaan obat vasokontriksi, menghentikan kebiasan merokok.
Rasional    :  Kolesterol tinggi dapat mempercepat terjadinya orteroklerosis, merokok dpaat menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah, relaksasi untuk mengurangi efek dari stress.
4)      Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasokilator pemeriksaan GD secara rutin dan terapi oksigen.
Rasional    : Vasodilator     : meningkatkan dilatasi pembuluh darah sehingga perfusi jaringan dapat diperbaiki.
Periksa GD     :  untuk mengetahui perkembangan dan keadaan pasien.
2.      Gangguan pemenuhan nutrisi (kurang dari) kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
Kriteria hasil :
1)      Berat badan dan tinggi badan ideal.
2)      Pasien mematuhi dietnya.
3)      Kadar gula darah dalam batas normal.
4)      Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia atau hipoglikemia.
Intervensi / Rasional :
1)      Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan.
Rasional    : Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien.
2)      Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan.
Rasional    : Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah komplikasi terjadinya hipoglikemia atau hiperglikemia.
3)      Timbang berat badan setiap seminggu sekali.
Rasional    : Mengetahui perkembangan berat badan pasien.
4)      Identifikasi perubahan pola makan.
Rasional    : Mengetahui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang ditetapkan.
5)      Kerjasama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian insulin dan diet yang ditetapkan.
Rasional    :  Pemberian insulin akan meningkatkan pemasukan glukosa kedalam jaringan sehingga gula darah menurun.
3.      Perubahan sensori persepsi resiko tinggi terhadap kerusakan sensori berhubungan dengan ketidakseimbangan glukosa/elektrolit.
Kemungkinan dibukti oleh :
Tidak dapat diterapkan adanya tanda dan pembuat aktual.
Hasil yang diharapkan :
1)      Mempertahankan tingkat mental.
2)      Mengenali dan mengkompensasi adanya kerusakan sensori.
Intervensi / Rasional :
1)      Pantau tanda-tanda vital dan status mental.
Rasional    : Sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal seperti suhu yang meningkat dapat mempengaruhi fungsi mental.
2)      Jadwalkan intervensi kesehatan agar tidak mengganggu waktu istirahat pasien.
Rasional    : Memperbaiki daya pikir.
3)      Berikan tempat tidur yang lembut.
Rasional    : Meningkatkan rasa nyaman dan menurunkan kemungkinan kulit.
4)      Pantu pasien dan ambulasi atau perubahan posisi.
Rasional    :  Peningkatan keamanan pasien utamanya ketika rasa keseimbangan dapat dipengaruhi.








FORMAT PENGKAJIAN

Tanggal Pengkajian : 16 Oktober 2014

A.    DATA DEMOGRAFI
Nama                                                     :  Tn. A                            L  /  P
Tempat, tanggal lahir                            :  Halmahera-Maluku Utara,  05 Mei 1947
Pendidikan terakhir                               :  SD.
Golongan Darah                                    : O  /  A  /  B  /  AB
Agama                                                   : Islam
Status Perkawinan                                 :  Cerai (mati)              (cerai : hidup/mati)
Alamat                                                   :  Halmahera-Maluku Utara
Alamat sekarang                                    : Desa Blongsong, Baureno-Bojonegoro.
Orang terdekat yang dapat dihubungi   :  Tn. M. Kayat
Hubungan dengan usila                         :  Saudara Ipar
Alamat                                                   :  Desa Blongsong, Baureno-Bojonegoro
B.        RIWAYAT KELUARGA
a.       Genogram
 







Keterangan   :
                     = Laki-laki
Px
 
                     = Perempuan
X
 
                     = Pasien
X
 
                     = Laki-laki meninggal
                     = Perempuan meninggal
C.     DESKRIPSI KEKHUSUSAN
1.      Kebiasaan ritual
Pasien rajin melaksanakan sholat 5 waktu.
2.      Status kesehatan yang umum selama setahun yang lalu :
Pasien pernah mengalami Diabetes Mellitus.
3.      Status kesehatan yang umum selama lima tahun yang lalu :
Sehat.
4.      Keluhan utama
Pasien merasa kepalanya pusing.
a.      Provokatif paliatif
-
b.      Quality / Quantity
-
c.      Regio
-
d.      Severity scale
-
e.      Timming
-
f.       Alergi (catatan agen reaksi spesifik).
1)      Obat-obatan                : Pasien tidak pernah megalami alergi obat-obatan.
2)      Makanan                     : Pasien tidak pernah mengalami alergi makanan.
3)      Faktor lingkungan      : Pasien tidak alergi terhadap ligkungan.
g.      Penyakit yang diderita
Pasien mengalami penyakit Diabetes Mellitus.



D.     AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)
Indeks – Kazt :
1.      Aktivitas
Klien bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari tanpa bantuan. 
2.      Istirahat dan tidur
Klien bisa tidur ± 8 jamtanpa ada gangguan. 
3.      Personal hygiene
Klien mandi 2 x/hari, ganti baju 2 x/hari dan keramas 2 x/seminggu.
4.      Seksual
Pasien masih mempunyai istri, tapi belum dikaruniai anak.  
5.      Rekreasi
Klien tidak pernah melakukan rekreasi. 
6.      Psikologis
a.       Persepsi klien
Klien merasa optimis terus.  
b.      Konsep diri
Klien mengatakan bahwa dirinya patut di hargai. 
c.       Emosi
Pasien jarang marah-marah dan senang tinggal dipanti.
d.      Adaptasi
Hubungan klien dengan perawat, karyawan, mahasiswa dan pasien lain baik. 
e.       Mekanisme pertahanan diri
Apabila pasien merasa jenuh maka dia berkumpul dengan pasien lain dan menonton televisi.



E.     TINJAUAN SISTEM
1.      Keadaan umum
Baik.
2.      Tingkat kesadaran
Composmentis.
3.      Skala koma glasgow
456
4.      Tanda-tanda vital
a.      TD         : 140/90 mmHg.
b.      N            : 86 x/menit
c.      S            : 360C
d.      RR         : 20 x/menit
5.      Sistem pernafasan
a.       Keluhan
Pasien tidak merasakan sesak nafas.
b.      Irama nafas
Irama nafas pasien teratur.
c.       Suara nafas
Vesikuler
d.      Terpasang O2
Pasien tidak terpasang O2
Lain-lain : Sistem pernafasan pasien baik, karena tidak mengalami gangguan sesak nafas.
6.      Sistem kardiovaskuler
a.       Keluhan nyeri dada
Pasien tidak mengalami nyeri dada.
b.      Suara jantung
Suara jantung pasien normal lup-dup
c.       CRT
< 3 detik.
d.      Bunyi jantung
S1/S2 tunggal.
e.       JVP
Vena jugularis bila ditekan tidak ada bendungan.
Lain-lain : Sistem kardio vaskuler pada pasien normal karena tidak mengalami gangguan.
7.      Sistem persyarafan
a.       Keluhan pusing
Pasien mengeluhkan pusing.
b.      Pupil
Isokor
c.       Reflek pupil
Ada reflek pupil
d.      Kaku kuduk
Pasien tidak mengalami kaku kuduk
e.       Kelumpuhan
Terdapat kelumpuhan di ekstrimitas atas dan bawah sebelah kiri.
f.        Gangguan persepsi sensori
Pasien tidak mengalami gangguan persepsi sensori.
Lain-lain : ---.

8.      Sistem perkemihan
a.       Keluhan
Pasien sering kencing / poli uri. 
b.      Produksi urine
Urine pasien berbau khas
c.       Intake cairan
Oral 200 cc/ hari.
Lain-lain : Sistem perkemihan pasien normal dan tidak mengalami gangguan.

9.      Sistem pencernaan
a.       Mukosa mulut
Lembab
b.      Abdomen
Peristaltik 15 x/menit.
c.       BAB
1 x/hari, konsisten lunak. 
d.      Diet padat
-
Lain-lain   : Pasien biasa makan 3x/hari dengan menu yang disediakan oleh panti.
10.  Sistem muskoloskeletal dan integumen
a.       Pergerakan sendi
Pergerakan sendi normal.
b.      Kelainan ekstrimitas
Tidak terdapat kelainan pada ekstrimitas.
c.       Kelainan tulang belakang
Tidak ada
d.      Fraktur
Tidak ada
e.       Traksi/spalk/gips
Tidak ada
f.        Kompartemen sindrome
Tidak ada
g.      Kulit ikterik
Tidak ada
h.      Akral
Hangat
i.        Luka
Tidak ada
j.        Turgor
Baik-baik
Lain-lain   : ----

11.  Sistem endokrin
a.       Pembesaran kelenjar tyroid
Tidak ada
b.      Pembesaran kelenjar getah bening
Tidak ada
Lain-lain : Sistem endokrin pasien normal karena tidak mengalami gangguan

F.      STATUS KOMUNITIF / AFEKTIF / SOSIAL
1.      Short Portebh Mental Status Questionare (SPMSI)
Tidak ada kerusakan intelektual sedang.
2.      Mini Mental State Exam (MMSE)
Tidak adanya kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut.
3.      Inventaris depresi beck
Normal (tidak ada depresi). 
4.      APGAR Keluarga
Normal. 

G.     DATA PENUNJANG
Cek Gula Darah atau GDA (165).



H.     PROSES KEPERAWATAN
1.   Dx. Kep 1     :  Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan
Tujuan          :  Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
Kriteria         : Berat badan dan tinggi badan ideal.
Pasien mematuhi dietnya.
INTERVENSI
Therapy keperawatan : Beri penjelasan dan informasi tentang penyakitnya.
Health education         : -     Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan.
-          Ajurkan klien untuk menimbang berat badan setiap seminggu sekali.
Kolaborasi                    : Kerjasama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian insulin dan diet yang ditetapkan.
Observasi monitoring  :  Observasi tanda-tanda vital dan menimbang berat badan setiap minggu.

2.   Dx. Kep 1     :  Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan informasi.      
Tujuan           :  Klien bisa mengetahui tentang penyakitnya.  
Kriteria          : Pengetahuan klien bertambah.  
INTERVENSI
Therapy keperawatan : Beri penjelasan dan informasi tentang penyakitnya.
Health education         : -     Berikan  informasi yang adekuat dan nyata tentang apa yang dilakukan.
-          Bantu klien mengidentifikasi perilaku koping yang digunakan pada masa lalu.
-          Dorong klien untuk ungkapkan perasaannya. 
Kolaborasi                   : - 
Observasi monitoring  : Observasi tanda-tanda vital.




PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

No.
Hari/Tgl
Jam (WIB)
Diagnosa keperawatan
Perkembangan keperawatan
1
2
3
4
5
1.
Selasa
20-02-‘07
08.00
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan.
S : Pasien mengatakan malas makan dan muntah saat makan.
O : Pasien hanya menghabiskan ¼ dari porsi yang disedikan rumah sakit.
Pasien tampak lemah.
BB : 44 Kg
TB : 159 Cm
A : Masalah belum teratasi.
P : Rencana dilanjutkan.
2.
Rabu
21-02-‘07
08.00
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. 
S  : Klien selalu bertanya tentang penyakitnya.  
O : Klien bertanya apakah penyakitnya bisa sembuh.
A : Masalah belum teratasi.
P  : Rencana tindakan dilanjutkan.
3.
Kamis
22-02-’07
09.00
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan.
S : Pasien mengatakan masih malas makan.
O : Pasien hanya menghabiskan ½ dari porsi yang disedikan rumah sakit.
Pasien tampak lemah.
BB : 44 Kg
TB : 159 Cm
A : Masalah belum teratasi.
P : Rencana dilanjutkan.
4.
Jum’at
23-02-’07
09.00
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. 
S  : Klien selalu bertanya tentang penyakitnya.  
O : Klien bertanya apakah penyakitnya bisa sembuh.
A : Masalah belum teratasi.
P  : Rencana tindakan dilanjutkan.

5.
Sabtu
24-02-’07
08.30
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan.
S :  Pasien mengatakan makannya sudah bertamab dan tidak malas lagi. 
O : Pasien hanya menghabiskan 1 dari porsi yang disedikan rumah sakit.
BB : 46 Kg
TB : 159 Cm
A : Masalah belum teratasi.
P : Rencana dihentikan.

6.
Senin
26-02-’07
08.00
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. 
S  : Klien sudah tidak menanyakan tentang keadannya.  
O : Klien sudah mengerti tentang penyakitnya.
A : Masalah teratasi.
P  : Rencana dihentikan. 













EVALUASI HASIL
No.
Hari/Tgl
Jam (WIB)
Diagnosa keperawatan
Perkembangan keperawatan
1
2
3
4
5
1.
Sabtu
24-02-’07
08.30
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan.
S :  Pasien mengatakan makannya sudah bertambah dan tidak malas lagi. 
O : Pasien hanya menghabiskan 1 dari porsi yang disedikan rumah sakit.
BB : 46 Kg
TB : 159 Cm
A : Masalah belum teratasi.
P : Rencana dihentikan.
2.
Senin
26-02-’07
08.00
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. 
S  : Klien sudah tidak menanyakan tentang keadannya.  
O : Klien sudah mengerti tentang penyakitnya.
A : Masalah teratasi.
P  : Rencana dihentikan. 





DAFTAR PUSTAKA
Arief Manjoer, (2001), Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I, Media Aesculapius, Jakarta.

Doengoes Marilyn, E (1993), Rencana Asuhan Keperawatan Edisi III, EGC, Jakarta.

Noer Syaifulah, (1996),  Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 3, FKUI, Jakarta.

















INVENTARIS DEPRESI BECK
Nama Klien     : Tn. A
Jenis Kelamin  : Laki-laki
Agama             : Islam
Alamat            : -

Skor

Pernyataan
A.      Kesedihan
3
Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana tidak dapat menghadapinya
2
Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1
Saya merasa sedih
0
Saya tidak merasa sedih
B.      Pesimis
3
Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2
Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan.
1
Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan.
0
Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C.     Rasa kegagalan
3
Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri).
2
Bila melihat kehidupan kebelakang semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan.
1
Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya.
0
Saya tidak merasa gagal.
D.     Ketidakpuasan
3
Saya tidak puas dengan segalanya.
2
Saya tidak lagi mendapatkan kepuasaan dari apapun.
1
Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan.
0
Saya tidak merasa tidak puas.
E.      Rasa bersalah
3
Rasa merasa seolah-olah sangat buruk atau tidak berharga.
2
Saya merasa sangat bersalah.
1
Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik.
0
Saya tidak merasa benar-benar bersalah.
F.      Tidak menyukai diri sendiri
3
Saya benci saya sendiri. 
2
Saya muak dengan diri saya sendiri.
1
Saya tidak suka dengan diri saya sendiri.
0
Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri.
G.     Membahayakan diri sendiri
3
Saya akan membunuh saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan.
2
Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri.
1
Saya merasa lebih lebih mati.
0
Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri saya.
H.     Menarik diri
3
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli pada mereka semuanya.
2
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit perasaan pada mereka.
1
Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya.
0
Saya tidak kehilangan minat pada orang lain.
I.        Keragu-raguan
3
Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali.
2
Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan.
1
Saya berusaha mengambil keputusan.
0
Saya membuat keputusan yang baik.
J.       Perubahan gambaran diri
3
Saya merasa bahwa jelek atau tampak menjijikan.
2
Saya mempunyai banyak ada perubahan-perubahan yang permanen dalam penampilan saya dan ini membuat saya tidak menarik.
1
Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik.
0
Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya.
K.     Kesulitan kerja
3
Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali.
2
Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu.
1
Saya memerlukan uapaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu.
0
Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya.
L.      Keletihan
3
Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu.
2
Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu.
1
Saya merasa lelah dari yang biasanya.
0
Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya.
M.    Anoreksia
3
Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali.
2
Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang.
1
Nafsu makan saaya tidak sebaik sebelumnya.
0
Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.

Keterangan :
0-4       = tidak ada depresi.
5-7       = depresi ringan.
8-15     = depresi sedang.
>16      = depresi berat.
Nilai 3 (tidak ada depresi).













BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
  Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit  Diabetes Militus (DM) ini sangat brrbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang menderita penyakit Diabetes Militus. Seperti contohnya, Obesitas (berat badan berlebih),faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah raga), kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.

4.2 Saran
Dengan dibuatnya asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan Krisis Tyroid ini diharapkan mahasiswa untuk lebih bisa memahami, mengetahui dan mengerti tentang cara pembuatan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan Diabetes Mellitus.



No comments:

Post a Comment