Monday, June 20, 2011

Pengertian Metode Drill, Conversation, Dan Writing

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dunia pembelajaran Bahasa Inggris terdapat beberapa metode pembelajaran diantaranya adalah metode drill, conversation, dan writing dan metode inilah yang telah diterapkan dipondok pesantren mamba’us sholihin sejak dahulu hinga saat ini, karena dianggap sebuah metode yang pas dan cocok untuk pembelajaran atau penyaluran kosa kata bahasa Inggris-Arab, akan tetapi metode ini juga terdapat kelebihan dan kekurangannya. Factor apa yang menyebabkan para santri MBS kurang sekali mengaplikasikan kosakata yang telah didrillkan sehingga bahasa yang dipakai adalah bahasa pasaran yang amburadul. Padahal setiap harinya telah diberi / didrillkan kosa kata yang belum di ketahui santri untuk diterapkan. Karena keinginan pengasuh Pondok Pesantren untuk mencetak santri yang mahir dalam dua bahasa yakni B. Inggris dan B. Arab. Oleh karena itu kami membuat makalah ini adalah untuk menganalisis apa penyebabnya dan metode apa yang paling cocok untuk digunakan di pp Mamba’us Sholihin dan yang akan kami bahas adalah apa sih metode drill, conversation, dan writing itu dan sudah cocokkah metode yang selama ini digunakan untuk tetap diaplikasikan dipondok pesantren Mamba’us Sholihin.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Metode Drill, Conversation, Dan Writing itu?

2. Bagaimana tahap-tahap penerapan dari masing-masing metode?

3. Apa sajakah kelebihan dan kelemahannya?

4. Bagaiamana analisis masalah tentang metode yang diterapkan dan bagaimana solusinya?

C. Tujuan

Pembuatan makalah ini adalah bertujuan untuk memberikan analisis tentang metode pembelajaran kosa kata apa yang telah diterapkan dipondok pesantren Mamba’us Sholihin dan apakah sudah baik untuk tetap diaplikasikan

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian metode drill

Drill adalah suatu kegiatan santri untuk memperoleh kosa kata baru. Semua santri wajib berkumpul dikamarnya masing-masing guna melaksanakan kegiatan ini. Kegiatan ini dilaksanakan setiap dua kali dalam seminggu. Adapun orang yang menyajikan kosa kata disebut dengan pengedrill, dan biasanya yang mengedrill adalah pengurus bahasa dan pengurus dari masing-masing kamar.

Conversation adalah latihan berbicara (bercakap-cakap) dalam bahasa inggris. Para santri saling berpasang-pasangan untuk membicarakan suatu topic dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan waktunya (inggris atau arab). Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap seminggu sekali.

Writing adalah pemberian kosa kata dengan cara santri menulis kosa kat tersebut kedalam sebuah kalimat atau sebuah percakapan (conversation.)

B. Tahap-Tahap Dalam Penerapan Metode

Drill

1. pemberian konteks

yakni guru memberi arti makna dari kata itu dengan salah satu atau beberapa tenik.

2. pengulangan kata

yakni anak harus mengulang lafal kata itu tanpa konteks sampai mereka mampu melafalkannya dengan cukup baik.

3. pengecekan arti kata

yakni dengan memberi peratanyaan mengenai kata itu, dan dari respon anak, guru dapat mengetahui apakh itu kata itu sudah menjadi bagian dari miliknya atau belum

4. pemberian kalimat contoh atau model

yakni guru mamberi kalimat contoh yang mengingatkan anak tentang bagaimana manggunakan kosa kata dalam kalimat dengan konteks yang benar.

Writing

1. Pengurus department bahasa terlebih dahulu menuliskan kosa kata/mufrodat yang sudah disesuaikan dengan keadaan hari itu. Di papan tulis khusus bahasa.

2. Para santri wajib membuat conversation secara tertulis setiap seminggu dua kali dibuku yang telah disediakan oleh department bahasa

3. Dan kemudian dikumpulkan kepada ketua kelas untuk dievaluasi para pengurus bahasa baik itu B. Arab dan B. Inggris.

Conversation

1. Para santri berkumpul di musholla untuk melaksanakan pengedrillan masal

2. Para santri memilih pasangan masing-masing untuk conversation/muhadatsah

3. Para pengurus memeriksa para santri ketika conversation/muhadatsah berlangsung

  1. Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan

a) Santri mendapat latihan yang cukup banyak dalam kosakata

b) Santri mendapat latihan yang cukup banyak tentang penulisan (writing)

c) Santri terampil menyimak (listening) dan berbicara (speaking)

d) Santri menguasai pelafalan dengan baik sebagaimana pengedrill

e) Santri mengetahui peletakan kosa kata dalam suatu kalimat

Kekurangan

a) Hasil belajar kurang sedikit maksimal sebab tidak semua santri andil dalam pembuatan contoh kalimat seketika itu juga

b) Memerlukan pengedrill yang ideal dari segi keterampilan berbahasa dan kelingahan dalam penyajian kosa kata

c) Proses penyajian kosa kata terbilang membosankan sebab hanya dikomunikasikan lewat mulut saja

d) Waktu pelaksanaan drill kurang bisa mengkodisikan dengan keadaan santri

e) Waktu pengumpulan buku drill terlalu lama sehingga dimungkinkan santri tidak langsung mempraktekkan kosa kata yang baru saja diterimanya

f) Terlalu menekan santri jika tidak menggemari mengarang mengakibatkan santri tidak memperhatikan.

  1. Analisis

Setelah menganalisis metode yang digunakan dipondok pesantren Mamba’us Sholihin, kami dapat menyimpulkan bahwa metode-metode yang telah digunakan disini adalah baik, karena sudah sesuai dengan langkah-langkah yag telah dirancang oleh para ahli metode bahasa, akan tetapi salah satu factor yang mungkin terjadi adalah karena kurangnya santri yang mengaplikasikan kosa kata adalah mereka belum memiliki kosa kata tersebut dalam artian belum nyantol, dan kebanyakan mereka yang hadir hanya untuk mendengerkan tanpa berkonsentresi untuk dapat memiliki kosa kata tersebut dan untuk mengikuti peraturan saja. Sehinga baru ditinggal saja sudah lupa apa yang baru saja didrillkan, juga karena kurangnya perhatian dari pengedrill alangkah baiknya kalau kita tambahkan tahapan pelengkap berikut ini yaitu: membagi santri menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok satu pengurus dan maksimal 10/15 santri. Memilih pengedrill yang ideal (terampil) dalam penyajian kosa kata sehingga tidak membosankan. Mendapatkan makna kata yakni berikan arti kata kepada santri dengan sedapat mungkin menghindari terjemahan, kecuali tidak ada jalan lain. Sebab yang sering terjadi selama ini bahawa pengedrill atau guru-guru sering kali mengartikan dengan menggunakan bahasa ibu siswa sehingga tidak akan terjadi komunikasi langsung dalam bahasa yang sedan dipelajari, sementara itu makna kata akan lebih cepat dilupakan oleh santri atau siswa.

Berikut ini beberapa tehnik yang dapat digunakan pengedrill atau guru untuk menghindari penerjemahan.

Ø Konteks untuk menerangkan arti kata-kata

Contoh: tree; I am a green

I am a birth home

Ø Definisi

Pemberian definisi untuk menerangkan arti kata ini dapat efektif kalau ungkapan yang digunakan untuk pendefinisian itu telah dikenal /difahami oleh siswa

Contoh: Father :Male Parent

Ø Sinonim

Kalau kata yang didrillkan itu mempunyai sinonim yang dikenal siswa maka ini bisa digunakan untuk menjelaskan makana tersebut.

Contoh: Table =Disk

Ø Antonim

Seperti halnya sinonim.

Contoh: Tall x Short

Ø Peragaan

Berbagai gerakan atau tindakan dapat diperagakan untuk memperjelas arti sebuah kata terutama kata kerja.

Contoh: sweep, sleep, etc

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Drill adalah suatu kegiatan santri untuk memperoleh kosa kata baru.

Conversation adalah latihan berbicara (bercakap-cakap) dalam bahasa inggris

Writing adalah pemberian kosa kata dengan cara santri menulis kosa kat tersebut kedalam sebuah kalimat atau sebuah percakapan (conversation.)

Tahap-Tahap Dalam Penerapan Metode, yaitu :

· Drill adalah pemberian konteks, pengulangan kata, pengecekan arti kata, pemberian kalimat contoh atau model

· Writing adalah Pengurus department bahasa terlebih dahulu menuliskan kosa kata/mufrodat yang sudah disesuaikan dengan keadaan hari itu. Di papan tulis khusus bahasa, Para santri wajib membuat conversation secara tertulis setiap seminggu dua kali dibuku yang telah disediakan oleh department bahasa, Dan kemudian dikumpulkan kepada ketua kelas untuk dievaluasi para pengurus bahasa baik itu B. Arab dan B. Inggris.

· Conversation adalah Para santri berkumpul di musholla untuk melaksanakan pengedrillan masal, Para santri memilih pasangan masing-masing untuk conversation/muhadatsah, Para pengurus memeriksa para santri ketika conversation/muhadatsah berlangsung

· Analisis

Setelah menganalisis metode yang digunakan dipondok pesantren Mamba’us Sholihin, alangkah baiknya kalau kita tambahkan tahapan pelengkap berikut ini yaitu: membagi santri menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok satu pengurus dan maksimal 10/15 santri. Memilih pengedrill yang ideal (terampil) dalam penyajian kosa kata sehingga tidak membosankan. Mendapatkan makna kata yakni berikan arti kata kepada santri dengan sedapat mungkin menghindari terjemahan.

B. Saran

Dari pemaparan makalah diatas, pemakalah mengharapkan kesadaran dari pembaca tentang pentingnya memahami metode-metode pembelajaran kosa kata yang tepat. Dari pemakalah sendiri minta maaf banyak jika banyak kekurangan. Maka kami harapkan saran dan kritikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, ahmad fuad. 2005. Metodologi pengajaran bahasa arab. Malang : miskat

Izzan, ahmad. 2009. Metodologi pembelajaran bahas arab. Bandung : humaniora

2 comments: