BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekian ratus tahun telah berlalu sejak musafir pedagang muslim mulai menginjakkan kakinya di bumi nusantara, kemudian membangun komunitas islam pertama (sebagaimana terbukti adanya batu-batu nisan) sampai akhirnya membentuk pusat-pusat kekuasaanya,yang berbentuk kerajaan-kerajaan. Sekian ratus tahun sejarah itu telah dalam proses dinamika waktu. Dan islam adalah juga konsep sejarah yang terlibat.islam adalah impian para pedagang /penyebar islam, kemudian menjadi cita-cita akhirnya menjadi sebuah kenyataan dengan terbentuknya kerjaan islam. Meskipun terusik oleh hegemoni kolonialisme barat kenyataan itumakin menjadi cita-cita sehingga pecah perlawanan terhadap kolonialisme barat (belanda)yang mengusikya lalu menjadi kenyataan baru yang melahirkan cita-cita dan begitu seterusnya sampai sekarang.
Sejarah merupakan catatan yang berusaha merekonstruksi hari lampau yang harus di bahas secara cermatdan jujur untuk mendapatkan fakta sejarah yang tersembunyi. Karena dari pengalaman sejarah kita dapat bercermin dan mendapat I'tibar dalam menata dan mengatur serta memperjuangkan islam di masa kini dan mendatang.
Oleh Karen itulah sejarah islam di pelajari namun pemakalah hanya membahas sub bab diantara beberapa subbab yang di bahassebagai tugas kelompok dengan judul " kerajaan islam pada masa penjajahan belanda ".
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana situasi dan kondis kerajaan–kerjaan islam di Indonesia ketika belanda datang?
2) Apa yang melatarbelakangi belanda datang ke Indonesia?
3) Apa yang dilakukan belanda terhadap nusantara ?
4) Bagaimana reaksi kerajaan atas penjajahan belanda?
5) Bgaimana tanggapan / tindak lanjut belanda setelah di lakukan berbagai perlawanan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Situasi dan Kondisi Kerajaan-Kerajaan Islam Di Indonesia Ketika Belanda Datang
Keadaan kerajaan-kerajaan islam menjelang datangnya Belanda di akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17 ke indonesia berbeda-beda bukan hanya berkenaan dengan kemajuan politik, tetapi juga proses islamisasinya.
Di Sumatra, setelah malaka jatuh ketangan portugis percaturan politik di kawasan selat malaka merupakan pertjuangan segitiga: Aceh, Portugis, dan Johor. Pada abad ke16 tampaknya aceh menjadi dominan terutama karena para pedagang muslim menghindar dari malaka dan memilih aceh sebagai pelabuhan transit. Selain itu ekspansi aceh ketika itu berhasil menguasai perdagangan pantai barat Sumatra. Ketika itu aceh memang sedang berada dalam masa kejayaan dibawah pimpinan Sultan Iskandar Muda. Dan ketika sultan iskandar muda telah wafat kemudian di gantikan oleh Sultan Iskandar Tsani. Sultan ini masih mampu mempertahankan kebesaran aceh. Setelah ia meninggal dunia aceh secara bedrturut-turut di pimpin oleh tiga orang wanita selama 59 tahun. Ketika itulah aceh mulai mengalami kemunduran.
Di jawa, pusat kerajaan islam sudah pindah dari pesisir kedalam, yaitu dari Demak ke Pajang kemudian Ke Mataram. Berpindahnya pusat pemerintahan itu membawa pengaruh besar yang sangat menentukan perkembangan sejarah islam di Jawa.
Sementara itu di Banten, di pantai Jawa Barat muncul sebagai simpul penting antara lain karena perdagangan adanya dan tempat penampungan pelarian dari pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mrosotnya peran pelabuhan-pelabuhan Jawa Timur akibat politik mataram dan munculnya makasar sebnagai pusat perdagangan membuat jaringan perdagangan dan rute pelayaran dagang di Indonesia bergeser.
Di sulawesi, pada akhir ke 16 pelabuhan makasar berkembang dengan pesat akan tetapi ada factor- factor historis lain yang mempercepat perkembangan.
B. Latar Belakang Kedatangan Belanda, VOC, Hindia Belanda
Tujuan Belanda datang ke Indonesia, untuk mengembangankan usaha perdangan, yaitu mendapatkan rempah-rempah yang mahal harganya di Eropa. Dan perseruan Amsterdam mengirim beberapa armada kapal dagangannya ke Indonesia, dan diikuti banyak perseroan lain yang juga ingin berdagang dan berlayar ke Indonesia. Kemudian perseroan-perseroan itu bergabung dan di sahkan oleh Staten General Republik dengn satu piagam yang memberi hak kusus untuk berdagang, berlayar dan memegang kekuasaan di kawasan Kepulauan Nusantara. Perseroan itu bernama VOC.
Dalam usaha mengembangkan usaha perdagangannya. VOC nampak ingin melakukan Monopoli, karena itu, aktivitas ingin menguasai perdagangan Indonesia menimbulkan perlawanan pedagang-pedagang pribumi karena merasa terancam. Pada tahun 1798 VOC dibubarkan karena sebelumnya pada 1795 izin operasinya di cabut. Dibubarkannya VOC disebabkan beberapa factor. Dengan bubarnya VOC pada pergantian abad ke 18 secara resmi Indonesia berpindah ketangan pemerintahan Belanda, karena pemerintahan belanda memanfaatkan daerah jajahan untuk memberi keuntungan sebanyak-banyaknya kepada negri induk, guna menanggulangi masalah ekonomi Belanda yang sedang mengalami kebangkrutan akibat perang. Pada tahun 1830 pemerintah hindia-belanda menjalankan system tanam paksa. Dan pada tahun 1901 belanda menerapkan politik etis atau politik balas budi.
C. Penetrasi Politik Belanda
VOC sejak semula memang diberi izin oleh pemerintah belanda untuk melakukan kegiatan politik dalam rangka mendapatkan hak monopoli dagang di Indonesia. Oleh karena itu, VOC dibantu oleh kekuatan militer dan armada tentara serta hak-hak yang bersifat kenegaraan mempunyai wilayah mengadakan perjanjian politik, dan sebagainya. Dengan perlengkapan yang lebih maju VOC, melakukan politik ekspansi. Dengan kata lain abad ke 17 dan 18 adalah priode ekspansi dan monopoli dalam sejarah kolonial di Indonesia. Menjelang akhir abad ke 18 ekspansi di wilayah iniberhasil di jawa.
Penetrasi politik belanda juga terjadi di kerajaan banjarmasin. Belanda pertama kali datang ke kerajaan ini pada abad ke 17. untuk memperkokoh kedudukannya belanda mengangkat seorang gubernur di daerah itu. Ini berarti secara de facto, belanda sudah menjadi penguasa politik. Ini pula yang menjadi latar belakang terjadinya perang banjarmasin yang di pimpin pangeran Antarsari.
D. Perlawanan Terhadap Penjajahan Belanda
Terdapat beberapa perlawanan-perlawanan dan perlawanan yang terbesar dan terlama ada empat :
1. Perang Paderi di Minang Kabau
Pada perang paderi ini Balanda berkali-kali mendapatkan kesulitan dalam melawan kaum paderi, dan kaum paderi sendiri lolos berkali-kali dari tipuan penghianatan Belanda. Akan tetapi pada akhirnya kaum paderi itu kalah karena Belanda membuat tipuan muslihat dengan jebakan-jabakannya.
2. Perang Diponegoro
Perang Diponegoro adalah perang terbesar yang dihadapi pemerintah colonial Belanda di jawa. Pemicu terjadinya perang ini adalah rencana pemerintah Hindia Belanda untuk membuat jalan yang menerobos tanah milik pangeran diponegoro dan harus membongkar makam keramat. Patok-patok yang ditanam oleh pemerintah dicabut oleh pihak Diponegoro. Pihak Belanda ingin mengadakan perundingan dengan pangeran Diponegoro, setelah itu pangeran Diponegoro pindah ke selarong untuk memimpin perlawanan Belanda dengan menggariskan maksud dan tujuan. Dalam perang Diponegoro di nobatkan sebagai pemimpin tertinggi jawa dengan gelar Sultan Ngabdulhamid Herucakra Kabiril Mukminin Kholifatullah Ing Tanah Jawa.
Pada suatu keteka pangeran Diponegoero diundang oleh risiden untuk melanjutkan rundingan.akan tetapi pada rundingan ini pangeran Diponegoro malah di tangkap dan diasingkan karena ingin tetap mempertahankan agar di beri kebebasan untuk mendirikan Negara yang merdeka berdasarkan islam
3. Perang Banjarmasin
Perang banjarmasin ini dilatar belakangi karma adanya campur tangan belanda dalam pemilihan sultan muda, karena sultan yang berkuasa pada masa itu sudah tua. Yang mana jabatan itu akan diserahkan pada putranya yang bernama Abdurrahman akan tetapi ia tidak berusia panjang. Dan sebagai penggantinya sultan menunjuk cucunya yang bernama Hidayat. Akan tetapi belanda kurang setuju drngan pilihan sultan yang mana belanda lebih berpihak pada pangeran Tamjid. dari terpilihnya pangeran Tamjid ini rakyat kurang setuju timbullah kericuan diberbagai wilayah banjarmasin. Ketika itulah perang banjarmasin di anggap dimulai.
4. Perang Aceh
Pada awal abad ke 19, sebenarnya hegemoni kerajaan aceh di Sumatra utara sudah sangat menurun, tatapi kedaulatanya masih di akui oleh Negara-negara barat. Pada tanggal 30 maret 1857 di tanda tangani kontrak antara aceh dan pemerintah hindia belanda yang berisi kebebasan perdagangan kontrak itu memberi kedudukan kepada belanda disana dan di perkuat oleh traktat siak yang di tanda tangani pada tahun itu juga.
Setelah terusan suez dibuka, pelabuhan aceh menjadi sangat strategis, karena berada dalam urat nadi pelayaran internasional. Berdasarkan traktat Sumatra 2 nopember 1871, pihak belanda di beri kebebasan memperlus daerah kekuasaany di aceh, sedangkan inggris memperoleh kebebasan berdagang di daerah siak.
Itulah awal perang aceh yang menurut waktu dan ruang tdak ada taranya dalam sejarah perlawanan terhadap kekuasaan colonial perang ini disebut juga perang rakyat, karena seluruh rakyat aceh terlibat secara aktiv melawan colonial. Pejuang aceh dipersenjatai oleh idiologi perang sabil sepanjang berlangsungnya perang yang jelas mempersulit belanda.
E. Politik Islam Hindia Belanda
Indonesia merupakan negeri berpenduduk mayoritas muslim. Agama islam secara terus menerus menyadarkan pemeluknya bahwa mereka harus membebaskan diri dari cengkraman pemerintah kafir. Perlawanan dari raja-raja islam terhadap pemerintahan colonial bagai tak pernah henti. Padam di suatu tempat muncul di tempat lain. Belanda menyadari bahwa perlawana itu di inspirasi oleh ajaran islam.
Oleh karena itu, agam islam dipelajari secara ilmiah di negeri belanda. Seiring dengan itu, disana juga di selenggarakan indologie, ilmu untuk mengenal lebih jauh seluk beluk penduduk Indonesia. Semua itu di maksudkan untuk mengukuhkan kekuasan belanda di Indonesia. Hasil dari pengkajian itu, lahirlah apa yang di kenal dengan "politik islam". Tokoh utama dan peletak dasarnya adalah Prof. Snouck hurgronje . dia berada di Indonesia antara tahun 1889 dan 1906.
Berdasarkan analisisnya, islam dapat dibagi menjadi dua bagan, yang satu islam religius dan yang lain islam politik terhadap masalah agama, pemerintah belanda di sarankan agar bersikap toleran yang di jabarkan di dalam sikap netral terhadap kehidupan keagamaan.
Dalam rangka membendung pengaruh islam, pemerintah belanda mendirikan lembaga pendidikan bagi bangsa Indonesia, terutama untuk kalangan bangsawan. Mereka harus di tarik kea rah westernisasi.
Analisa snouck hurgronje tentng potensi pribumi dan teotrinya tentang pemisahan unsure agama dari unsure politik, tidak sejalan dengan perkembangan situasi, terutam 20 tahun terahir kekuasaan belanda di Indonesia. oleh karena itu, peranan politik kantoor voor islandsche zaken semakin menghilang pada tahun-tahun terakhir, meskipun wewenangnya mengawasi gerakan politik lebih dipertegas sejak tahun 1931. Kantoor ini memang harus menjamin kelangsungan pemerintah hindia Belanda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
v Keadaan kerajaan-kerajaan islam menjelang datangnya Belanda di akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17 ke indonesia berbeda-beda bukan hanya berkenaan dengan kemajuan politik, tetapi juga proses islamisasinya
v Tujuan Belanda datang ke Indonesia, untuk mengembangankan usaha perdangan, yaitu mendapatkan rempah-rempah yang mahal harganya di Eropa, sampai tujuan itu berubah yaitu menguasai Indonesia.
v Penetrasi politik di lakukan VOC dibantu oleh kekuatan militer dan armada tentara serta hak-hak yang bersifat kenegaraan mengadakan perjanjian politik untuk melakukan politik ekspansi.
v Perlawanan terhadap belanda sebagai reaksi kerajaan yaitu: Perang Paderi di Minang Kabau, Perang Diponegoro, Perang Banjarmasin, dan perang aceh.
v Agam islam dipelajari secara ilmiah di negeri belanda. Seiring dengan itu, disana juga di selenggarakan indologie, ilmu untuk mengenal lebih jauh seluk beluk penduduk Indonesia. Semua itu di maksudkan untuk mengukuhkan kekuasan belanda di Indonesia.
B. Saran
Kita, sebagai generasi penerus perjuangan islam, tidaklah pantas menelantarkan sejarah, karena dengan sejarah kita bias belajar dari pejuang-pejuang masa lampau untuk di jadikan pelajaran dan pengalaman dalam menghadapi berbagai tantangan zaman sebab experience is the best teacher. Dan semoga makalh ini bermanfaat bagi kita semua Amin ya mujibbassailin.
DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri. 1993 . Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada
Abdullah, Taufiq dan Hisyam, Muhammad. 2003. Sejarah Umat islam Indonesia. Jakarta: PT Intermasa
bagus babgt ......untuk lebih baik lg d panjangi
ReplyDeletemenulisx lagi ...yaaa
Jazakallah khairan kak ,artikel nya masya allah bermanfaat sekali
ReplyDeleteterima kasih sebelumnya,semoga makin sukses kak karirnya,,amin ya mujibassailin