Di antara karakteristik yang mengokohkan kelebihan Islam dan membuat umat manusia sangat membutuhkan agama Islam adalah sebagai berikut.
[1]. Islam datang dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa yang menjadi mashlahat (kebaikan) bagi hamba-hamba-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
“Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui.” [Al-Mulk: 14]
[2]. Islam menjelaskan awal kejadian manusia dan akhir kehidupannya, serta tujuan ia diciptakan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan Nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” [An-Nisaa': 1]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman
“Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain.” [Thaahaa: 55]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” [Adz-Dzaariyaat: 56]
[3]. Islam adalah agama fitrah. Islam tidak akan pernah bertentangan dengan fitrah dan akal manusia.
Allah Azza wa Jalla berfirman
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” [Ar-Ruum: 30]
Islam memperhatikan akal dan mengajaknya berfikir, mencela kebodohan dan taqlid buta.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman
“Katakanlah, ‘Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” [Az-Zumar: 9]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Rabb kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari adzab Neraka.” [Ali ‘Imran: 190-191]
Juga firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung-jawabannya.” [Al-Israa’: 36]
Islam meliputi ‘aqidah dan syari’at (keyakinan dan pedoman hidup). Islam telah sempurna dalam ‘aqidah, ajaran syari’atnya dan seluruh aspek kehidupan.
[4]. Islam adalah ilmu syar’i. Ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah, dan ilmu mengangkat derajat orang-orang yang memilikinya ke derajat yang paling tinggi.
Firman Allah Azza wa Jalla
“...Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat...” [Al-Mujadilah: 11]
[5]. Allah Azza wa Jalla menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan kemenangan bagi orang yang berpegang teguh kepada Islam dan menerapkannya dalam kehidupan, baik bagi perorangan maupun masyarakat.
Allah Azza wa Jalla berfirman
“Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antaramu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, setelah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) beribadah kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nuur: 55]
[6]. Dalam agama Islam terdapat penyelesaian bagi segala problematika, karena syari’at dan dasar-dasar ajarannya mencakup segala hukum bagi segala peristiwa yang tidak terbatas.
[7]. Syari’at Islam adalah syari’at yang paling bijak dalam mengatur semua bangsa, paling tepat dalam memberikan solusi dari setiap masalah, memperhatikan kemaslahatan dan sangat memperhatikan hak-hak manusia.
[8]. Islam adalah agama yang fleksibel (cocok untuk semua tempat, zaman, bangsa dan berbagai macam situasi). Bahkan dunia tidak akan menjadi baik melainkan dengan agama Islam. Oleh karenanya, semakin modern zaman dan semakin majunya bangsa selalu muncul bukti baru yang menunjukkan keabsahan Islam dan ketinggian nilainya.
[9]. Islam adalah agama cinta, kebersamaan, persahabatan dan kasih sayang sesama kaum mukminin.
Allah Azza wa Jalla berfirman
“Sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” [Al-Hujuraat: 10]
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
ãóËóáõ ÇáúãõÄúãöäöíäó Ýöí ÊóæóÇÏöøåöãú æóÊóÑóÇÍõãöåöãú æóÊóÚóÇØõÝöåöãú¡ ãóËóáõ ÇáúÌóÓóÏö. ÅöÐóÇ ÇÔúÊóßóì ãöäúåõ ÚõÖúæñ¡ ÊóÏóÇÚóì áóåõ ÓóÇÆöÑõ ÇáúÌóÓóÏö ÈöÇáÓøóåóÑö æóÇáúÍõãøóì.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam (sikap) cinta men-cintai, sayang-menyayangi dan menaruh rasa simpati, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan demam dan tidak bisa tidur.” [2]
Juga sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam
ÇóáÑøóÇÍöãõæúäó íóÑúÍóãõåõãõ ÇáÑøóÍúãÇóäõ ÊóÈóÇÑóßó æóÊóÚóÇáóì¡ ÇöÑúÍóãõæúÇ ãóäú Ýöí ÇúáÃóÑúÖö íóÑúÍóãúßõãú ãóäú Ýöí ÇáÓøóãóÇÁö.
“Orang-orang yang saling sayang-menyayangi akan di-kasihi oleh Allah Yang Maha Pengasih, Maha Perkasa lagi Mahatinggi, maka sayangilah orang yang ada di muka bumi, niscaya kalian disayangi oleh Allah yang ada di langit.” [3]
[10]. Islam adalah agama kesungguhan, keseriusan dan amal.
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
ÇóáúãõÄúãöäõ ÇáúÞóæöíøõ ÎóíúÑñ æóÃóÍóÈøõ Åöáóì Çááåö ãöäó ÇáúãõÄúãöäö ÇáÖøóÚöíúÝö¡ æóÝöì ßõáòø ÎóíúÑñ¡ ÇöÍúÑöÕú Úóáóì ãóÇ íóäúÝóÚõßó æóÇÓúÊóÚöäú ÈöÇááåö æóáÇó ÊóÚúÌóÒú¡ æóÅöäú ÃóÕóÇÈóßó ÔóíúÁñ ÝóáÇó ÊóÞõáú: áóæú Ãóäöøí ÝóÚóáúÊõ ßóÇäó ßóÐóÇ æóßóÐóÇ¡ æóáóßöäú Þõáú: ÞóÏøóÑó Çááåõ æóãóÇ ÔóÇÁó ÝóÚóáó¡ ÝóÅöäøó áóæú ÊóÝúÊóÍõ Úóãóáó ÇáÔøóíúØóÇäö.
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah dalam menuntut sesuatu yang bermanfaat bagimu dan mohonlah per-tolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, ‘Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu,’ tetapi katakanlah, ‘Ini telah ditakdir-kan Allah, dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki,’ karena ucapan ‘seandainya’ akan membuka (pintu) per-buatan syaitan.” [4]
[11]. Islam adalah agama yang sangat jauh dari kontradiksi.
Allah Azza wa Jalla berfirman
“Maka apakah mereka tidak menghayati (mendalami) Al-Qur-an? Kalau kiranya (Al-Qur-an) itu bukan dari sisi Allah, pastilah mereka menemukan pertentangan yang banyak di dalamnya.” [An-Nisaa': 82]
[12]. Islam itu sangat jelas dan sangat mudah, tidak sulit, dan Islam mudah difahami oleh setiap orang.
[13]. Islam mengajak kepada akhlak mulia dan amal shalih.
Allah Azza wa Jalla berfirman
“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari orang-orang bodoh.” [Al-A’raaf: 199]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman
“...Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang antaramu dan antara dia ada per-musuhan seolah-olah menjadi teman yang sangat setia.” [Fushshilat: 34]
[14]. Islam memelihara kesehatan. Banyak sekali dalil dari Al-Qur-an dan As-Sunnah tentang pemeliharaan kesehatan.
Allah Azza wa Jalla berfirman
“...Dan makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” [QS. Al-A’raaf: 31]
Para ulama mengatakan, “Sederhana dalam makan dan minum merupakan faktor utama terpeliharanya kesehatan.”
Di antara isyarat pemeliharaan kesehatan, Islam meng-haramkan makanan yang berbahaya bila dikonsumsi oleh manusia.
Allah Azza wa Jalla berfirman
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah...” [Al-Ba-qarah: 173]
Allah berfirman tentang khamr (minuman keras).
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan itu) agar kamu mendapat keberuntungan.” [Al-Maa'idah: 90]
Khamr diharamkan karena di antara bahayanya adalah merusak akal, melemahkan jantung, merusak hati dan ber-bagai penyakit lainnya.
Allah Azza wa Jalla berfirman tentang madu yang berkhasiat menyembuhkan penyakit.
"Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.” [An-Nahl: 69]
[15]. Islam seiring dengan penemuan ilmiah. Oleh karena itu tidak mungkin penemuan ilmiah yang benar ber-tentangan dengan nash-nash syari’at Islam yang jelas.
Demikianlah karakteristik Islam yang mengokohkan agama ini serta menunjukkan kemuliaannya.
[Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Psutaka At-Taqwa Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan ke 2]
_________
Foote Note
[1]. Dinukil dan diringkas dari ath-Thariiq ilal Islaam oleh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd, cet. I, Darul Wathan, th. 1412 H dan kitab-kitab lainnya.
[2]. HR. Al-Bukhari (no. 6011), Muslim (no. 2586 (66)) dan Ahmad (IV/270) dari Nu’man bin Basyir Radhiyallahu 'anhu, lafazh ini milik Muslim
[3]. HR. Abu Dawud (no. 4941), at-Tirmidzi (no. 1924), Ahmad (II/160), al-Hakim (IV/159) dan adz-Dzahabi menshahihkan serta menyepakati hadits ini. Lihat dalam Silsilah al-Ahaadits ash-Shahiihah (no. 925).
[4]. HR. Muslim (no. 2664 (34)) dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu
No comments:
Post a Comment