Sunday, April 10, 2011

Devinisi Ijaz Hadzaf

PEMBAHASAN

A. Devinisi Ijaz Hadzaf

Ijaz hadzaf adalah ijaz dengan cara membuang bagian dari pernyataan dengan tetap tidak mengurangi makna yang dimaksudkan. Selain itu pula dengan terdapat qarinah yang menunjukkan perkataan yang dibuang. Apabila tidak ada qarinah yang menunjukkan pembuangan bagian dalam pernyataan tersebut, maka hal itu merupakan suatu haldapat merusak pernyataan tersebut dan tidak bisa dibenarkan.

B. Macam-Macam Ijaz Hadzaf

Ungkapan yang dibuang dalam kalimat ijaz bisa bermacam-macam, antara lain :

1. Huruf, seperti firman Allah dalam surat Maryam ayat 20 :

و لم أك بغيا

Artinya : “Dan aku bukan (pula) seorang pezina” (QS.Maryam:20)

Pada ungkapan ayat di atas tepatnya pada kata أك ada huruf yang dibuang yaitu ن , yang aslinya ولم أكن

2. Kata isim yang berfungsi sebagai mudhof, seperti firman Allah SWT :

و جهدوا في الله حق جهاده

Artinya : “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.”(QS.Al-Hajj:78)

Pada ayat di atas terdapat kata yang dibuang, yaitu kata سبيل yang terdapat pada ungkapan في سبيل الله . Kata yang di buang pada ayat tersebut berfungsi sebagai mudhof.

3. Kata isim berfungsi sebagai mudhof ‘ilaih, seperti firman Allah SWT :

و واعدنا موسى ثلاثين ليلة و اتممناها بعشر

Artinya : “Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam,dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (mlam lagi).”(QS.Al-A’raf:142)

Pada ayat di atas terdapat kata yang dibuang yaitu pada ungkapan بعشر ليال. Pada ungkapan tersebut kata yang di buang adalah ليال . Kata tersebut berfungsi sebagai mudhof ‘ilaih.

4. Kata isim yang berfungsi sebagai maushuf, seperti terdapat dalam firman Allah SWT :

إلا من تاب و عمل سالحا

Artinya : “Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal dengan amal yang salih.”(QS.Maryam:60)

Kata yang di buang terdapat pada ungkapan و عمل صلحا . Kata yang dibuang adalah عملا sehingga kalimat lengkap pada ayat tersebut adalah عملا صالحا و عمل . Kata عملا pada ayat di atas berfungsi sebagai.

5. Kata isim yang berfungsi sebagai sifat, seperti firman Allah SWT :

فزادتهم رجسا إلي رجسهم

Artinya : “Maka dengan surah itu bertambah kekafiran mereka di samping kekafirannya (yang telah ada).” (QS.At-Taubah:125).

Kata yang dibuang pada ayat di atas adalahمضافا , sehingga lengkapnya adalah مضافا إلي رجسهم

6. Adat syarat, seperti firman Allah :

إتبعوانى يحببكم الله

Artinya : ”Ikutilah Aku, (bila kamu mengikuti aku), niscaya Allah mengasihi kamu.”(QS.Ali Imran:31)

Pada ayat di atas kata yang dibuang adalah إن, sehingga lengkapnya adalah فإن تتبعون

7. Frase jawab syarat, seperti firman Allah SWT :

ولو تري إذ وقفوا علي النار

Artinya : “Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan.”(QS.Al-A’raf:27)

Pada ayat di atas ungkapan yang dibuang adalah لرأيت امر فظيعا yang berfungsi sebagai jawab syarat.

8. Kata sebagai musnad, seperti firman Allah SWT :

و لئن سألتهممن خلق السماوات والارض ليقولن الله

Artinya : “Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka :”siapakah yang menciptakan langit dan bumi ?” tentu mereka akan menjawab: (yang menciptakannya) Allah.”

Pada ayat di atas lafal yang dibuang adalah خلقهن الله . Ungkapan خلقهن merupakan musnad dan lafadz الله menjadi musnad ‘ilaih.

9. Berupa lafadz yang bersandar, seperti firman Allah :

لا يسأل عما يفعل و هم يسئلون

Artinya : “Dia tidak ditanya tentang aapa yang diperbuat-Nya,dan merekalah akan ditanyai (tentang apa yang mereka perbuat).”(QS.Al-Anbiya’:23)

Lafadz yang dibuang pada ayat di atas adalah عما يفعلون

10. Lafadz yang dibuang berupa jumlah, seperti firman Allah SWT :

كان الناس أمة واحدة فبعث الله النبيين

Artinya : “Manusia itu adalah umat yang satu, (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi.”(QS.Al-Baqarah:213)

Lafadz yang dibuang diperkirakan فاختلفوا فبعث

11. Lafadz yang dibuang berupa beberapa jumlah, Seperti firman Allah :

فأرسلون يوسف أيها الصديق

Artinya : ”Maka utuslah aku (kepadanya). (setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf, dia berseru) :Yusuf, hai orang yang amat terpercaya.”(QS.Yusuf:45)

Pada ayat di atas terdapat beberapa jumlah yang di buang yaitu

فأرسلوني الي يوسف لأستعبره الرؤيا فأرسلوه فأتاه و قال له يا يوسف

C. Tujuan dan Keadaan Ijaz

Dalam praktek berbahasa, kalam ijaz mempunyai tujuan sebagai berikut :

1) Untuk meringkas

2) Untuk memudahkan hafalan

3) Mendekatkan pada pemahaman

4) Sempitnya konteks kalimat

5) Menyamarkan suatu hal terhadap selain pendengar

6) Menghilangkan perasaan bosan dan jenuh

7) Memperoleh makna yang banyak dengan lafadz yang sedikit

Suatu ungkapan akan dinilai baik jika memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti benarsecara struktural, tepat dalam pemilihan diksi, dan ungkapan tersebut diucapkan pada kondisi yang tepat.

Kalam ijaz dianggap tepat jika diucapkan pada tempat-tempat sebagai berikut :

1) Dalam keadaan mohon belas kasihan

2) Mengadukan keadaan

3) Permohonan ampun

4) Bela sungkawa

5) Mencerca sesuatu

6) Mencela

7) Janji dan ancaman

8) Surat-surat penarikan pajak

9) Surat-surat para raja kepada para penguasa pada waktu perang

10) Perintah-perintah dan larangan-larangan kerajaan

11) Mensyukuri nikmat

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ijaz hadzaf adalah membuang sebagian kata/kalimat padasuatu ungkapan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan keringkasan kata dan kekayaan makna. Ijaz hadzaf banyak ditemukan di dalam Al-Qur’an. Sehingga Al-Qur’an memiliki nilai sastra yang begitu tinggi dan tidak ada seorangpun yng dapat menandinginya.

B. Saran

Demikianlah makalah ilmu balaghah yang khusus membahas ijaz hadzaf yang dapat kami sampaikan. Memang banyak terdapat kekurangan disana-sini dikarenakan kterbatasan rung dan waktu. Sehingga saran, kritik dan masukan dari bapak Dosen Pengampu dan teman-teamn sekalian sangatlah kami harapkan demi kemajuan dan kebaikan kami dalam mengerjakan tugas-tugas selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Al-Jarim Dan Musthofa Usman. 2006. Balaghotul Wadhihah. Bandung : Sinar Baru Algensindo.=

No comments:

Post a Comment