Wednesday, May 5, 2010

Peran Seorang Guru

A. PERAN GURU

1. Guru sebagai pendidik

guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

2. Guru sebagai pengajar

Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Oleh karena itu, guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik, dan berusaha lebih terampil dalam memecahkan masalah. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran

1. membuat ilustrasi

2. mendefinisikan

3. menganalisis

4. mengsintesis

5. bertanya

6. merespon

7. mendengarkan

8. menciptakan kepercayaan

9. memberikan pandanganyang bervariasi

10. menyediakan media untuk mengkaji materi standar

11. menyesuaikan materi pembelajaran

12. memberikan nada perasaan

3. Guru sebagai pembimbing

sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut:

pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai.

Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta didikdalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniyah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.

Ketiga, guru harus memaknai kegiatan belajar

Keempat, guru harus melaksanakan penilaian.

4. guru sebagai pelatih

Guru harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas untuk melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan kompetensi masing-masing. Pelatihan yang dilakukan, di samping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik, dan lingkungannya. Untuk itu guru harus banyak tahu, meskipun tidak mencakup semua hal, dan tidah setiap hal secara sempurna, kerena hal itu tidaklah mungkin.

5. guru sebagai penasihat

Guru adalah seorang penasihat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasihatdan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasihati orang.

Menjadi guru pada tingkat manapun berarti menjadi penasihatdan menjadi oran kepercayaan, kegiatan pembelajaranpun meletakkannya pada posisi tersebut. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan, dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Dan, makin efektif guru menangani setiap permasalahan, makin banyak kemungkinan peserta didik berpaling kepadanya untuk mendapatkan nasihat dan kepercayaan diri.

6. guru sebagai model atau teladan

Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagi guru.

Sebagi teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagi guru. Sehubungan itu, beberapa hal di bawah ini perlu mendapat perhatian, dan bila perlu didiskusikan para guru.

1. sikap dasar

2. bicara dan gaya bicara

3. kebiasaan bekerja

4. sikap melalui pengalaman dan kesalahan

5. pakaian

6. hubungan kemanusiaan

7. proses berpikir

8. selera

9. keputusan

10. kesehatan

11. gaya hidup secara umum

7. guru sebagai pribadi

Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih berat disbanding profesi lainnya. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa "guru bisa di gugu dan di tiru". Di gugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bias dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat, tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.

8. guru sebagai peneliti

Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaanya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang di dalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu, guru adalah seorang pencari atau peneliti. Dia tidak tahu dan dia tahu bahwa dia tidak tahu, oleh karena itu dia sendiri merupakan subyek pembelajaran. Dengan kesadaran bahwa ia tidak mengetahui sesuatu maka ia berusaha mencarinyamelalui kegiatan penelitian. Usaha mencari sesuatu itu adalah mencari kebenaran, sepertiseorang ahli filsafat yang senantiasa mencari, menemukan dan mengemukakan kebenaran[1]

9. guru sebagai motivator

Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak didik . penganekaragaman cara belajar memberikan penguatan dan sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada anak didik untuk lebih bergairah dalam belajar.[2]

10. guru sebagai pendorong kreativitas

Sebagai orang yang kreatif, guru menadari bahwa kreatifitas merupakan yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya di topang, di bombing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu, ia sendiri adalah seorang creator dan motivator, yang berada di pusat proses pendidikan. akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilainya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih bik dari yang telah di kerjakan sebelumnya dan apa yang akan di kerjakan di masa mendatang lebih baik dari sekarang.

11. guru sebagai pembangkit pandangan

Dunia ini panggung sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa, mulai dari kisah nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta dididiknya. Mengemban fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya di laksanakan untuk menunjang fungsi ini. Guru tahu bahwa ia tidak dapat membangkitkan pandangan tentang kebesaran kepada peserta didik jika ia sendiri tidak memilikinya. Oleh karena itu, para guru perlu dibekali dengan ajaran tentang hakekat manusia dan setelah mengenalnya akan mengenal pula kebesaran allah yang menciptakannya.

12. guru sebagi pekerja rutin

Guru bekerja dengan keterampilan, dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat di perlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, mak bias mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya.

Sedikitnya terdapat 17 kegiatan rutin yang sering dikerjakan guru dalam pembelajarn di setiap tingkat, yaitu:

1. bekerja tepat waktu baik diawal maupun akhir pembelajaran

2. membuat catatan dan laporan sesuai dengan standar kinerja, ketepatan dan jadwal waktu

3. membaca, mengevaluasi dan mengembalikan hasil kerja peerta didik

4. mengatur kehadiran peserta didik dengan penuh tanggung jawab

5. mengatur jadwal, kegiatan harian, mingguan, semesteran dan tahunan

6. mengembangkan peraturan dan prosedur kegiatan kelompok, termasuk diskusis

7. menetapkan jadwal peserta didik

8. mengadakan pertemuan dengan orang tua dan dengan peserta didik

9. mengatur tempat duduk peserta didik

10. mencatat kehadiran peserta didik

11. memahami peserta didik

12. menyiapkan bahan-bahan pembelajaran, kepustakaan, dan media pembelajaran

13. menghadiri pertemuan dengan guru, orang tua peserta didik dan alumni

14. menciptakan ikhlas kelas yang kondusif

15. melaksanakan latihan-latihan pembelajaran

16. merencanakan program khusus dalam pembelajaran, misalnya karyawisata

17. menasehati peserta didik

13.guru sebagai seorang aktor

Sebagai seorang aktor, guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada penonton. Penampilan yang bagus dari seorang actor akan mengakibatkan para penonton tertawa, mengikuti dengan sungguh-sungguh, dan bisa pula menangis terbawa oleh penampilan sang actor. Untuk bisa berperan sesuai dengan tuntutan naskah, dia harus menganalisis dan melihat kemampuannya sendiri, persiapannya, memperbaiki kelemahan, menyempurnakan aspek-aspek baru dari setiap penampilan, mempergunakan pakaian, tat arias sebagaiman yang diminta, dan kondisinya sendiri untuk menghadapi ketegangan emosinya dari malam ke malam serta mekanisme fisik yang harus ditampilkan[3]

14. guru sebagai evaluator

Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik.

15. guru sebagai pengawet

Salah satu tugas pendidikan adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang maupun di masa depan. Hal ini disebabkan oleh keberhasilan tugas pendidikan yang lain, yaitu pembekalan individu agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat dan mampu memberikan sumbangan bagi kehidupan di masa depan. Upaya pelestarian dilakukan melalui pembekalan terhadap calon-calon guru.[4]

Untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengawet terhadap apa yang telah dicapai manusia terdahulu, dikembangkan salah satu sarana pendidikan yang disebut kurikulum, yang secara sederhana diartikan sebagai program pembelajaran

16. guru sebagai fasilitator

sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaiman menyediakan fasilitas, sehingga akan tercipta lingkunganbelajar yang menyenangkan anak didik[5]

17. guru sebagai supervisor

Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. Tehnik-tehnik supervisi harus guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik. Untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya karena pengalamannya, pendidikannya, kecakapannya, atau keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, atau karena memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol daripada orang-orang yang disupervisinya.[6]

B. Tugas Guru

Guru adalah figure seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik, guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membanhun kepribadian anak didik menjadi seorang yangnberguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia yang cakap yang dapat diharapkan mem bangun dirinya dan membangun bangsa dan Negara.[7]

Jabatan guru mempunyai banyak tugas, baik yang terkait dengan dinaa ataupun diluar dinas dalam bentuk pengabdian. Imam Ghozali mengemukakan bahwa tugas pendidik adalah menyempunakan, membersikan, mensucikan, serta membawa hati manusia untuk taqorrub ila Allah, dengan, bahasa lain an-Nahlawi menyimpulkan tugas utama pendidik adalah tazliyatun nafs, yaitu mengembangkan, membersikan, mengangkat jiwa peserta didik kepada Khaliq-Nya, menjauhkan dari kejahatan dan menjaganya agar tetap dalam fitrahnya yang hanif.[8]

Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa Guru adalah Pendidik professional dengas tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah.[9]

Adapun tugas pendidik secara umum adalah mendidik, dalam oprasianalisasinya, mendidik adalah rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, membentuk contoh dan membisakan.[10]

Sedangkan tugas khusus guru adalah

v Sebagai pengajar (Intruksional) : Merencanakan progam pengajaran dan melaksanakan progam yang telah disusun dan penilaian setelah progam itu dilaksanakan

v Sebagai pendidik (Edukator) : Mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian sempurna.

v Sebagai pemimpin (Manageral) : Memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas progam yang dilakukan.[11]

Disamping memilik tugas utama sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih, maka tugas utama guru menurut Depdikbub[12]

* Tugas professional

Mendidik dalam rangkah menyumbangkan kepribadian, nengajar dalam rangkah menyimbangkan kemampuan berfikir, kecerdasan dan melatih dalam rangkah membinah keterampilan. Mendidik, mengajar dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai professional.[13]Tugas guru sebagai mendidik : Meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik.Tugas guru sebagai pengajar : Meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik.

- Tugas guru sebagai pelatih : Menggabungkan keterampilan dan menerapkanya dalam kehidupan demi masa depananak didik.

* Tugas kemanusiaan

Membina anak didik dalam ramgkah meningkatkan dan mengembangkan martabat diri sendiri, kemampuan manusia yang optimal serta pribadi yang mandiri.

* Tugas kemasyarakatan

Mengembanhkan akn terbentuknya masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Menurut Roesyyah N. K. yang dikutib oleh Djamarah, bahwa pendidik dalam mendidik anak didik bertugas untuk :

1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalaman

2. Membentuk kepribadian anak didik yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negarah kita pancasilah

3. Menyiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik.

4. Sebagai pelantara dalam belajar

5. Pendidik sebagai pembimbing untuk membawa anak didik kearah kedewasaan

6. Pendidik sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat

7. Pendidik sebagai penegajk disiplin

8. Pendidik sebagai administrator dan manager

9. Pendidik sebagai suatu profesi

10. Pendidik sebagai perencana kurikulum

11. Sebagai pemimpin

12. Pendidik sebagai sponsor kegiayan anak-anak[14]

Jamal ma’mur asmani dalm bukunya yang berjudul tips menjadi “Guru inspiratif, kreatif, dan inovatif” [15] , memaparkan tugas-tugas guru :

1) Edukator (pendidik)

Tugas pertama guru adalah mendidik anak didik sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai educator, ilmu adalh sangat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti inormasi dan responsive terhadap masalah kekinian sangat menunjang peningkatan kualitas ilmu guru

2) Leader (pemimpin)

Guru juga sebagai pemimpin kelas, karena itu ia harus bisa menguasai, mengendalikan. Dan mengarahkan kelas enuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang pemimpin, guru harud terbuka, demokratis, egaliter, dan mengjhindari cara-cara kekerasan. Dan guru juga harus pandai membaca potensi anak didiknya uan beragam, dan mampu menggunakan multi pendekatan dalam mengajar demi menyesuaikan potensi dan spesifikasi yang beragam dari anak didiknya, serta memberikan saksi kepda anak didiknya yang melanggar aturan dengan tegas, adil, dan bijaksana.

3) Fasilitator

Guru bertugas menfasilitasi anak didik untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Menurut E. Mulyasa (2000), guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki 7 sikap seperti yang telah diidentifikasi Roger (dalam Knows, 1984) yaitu :

1. Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya atau kurang terbuka

2. Dapat lebih mendengarkan peeserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaanya

3. Mau dan mampu menerima ide peserta didik yan inovatif, dan kreatif bahkan yang sulit sekalipun

4. Lebih meningkatkan perhatianya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran

5. Dapat menerima komentar balik (feed back), baik yang bersifat positif atau negative, dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif terhadp diri sendiri dan perilkunya

6. Toleran terhadap kesalahan yang dibuat peserta didik selama proses pembelajkaran

7. Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tah prestasi yang dicapainya

4) Motivator

Seorang guru harus mampu membangkitkan semangat dan mengukur kelemahan anak didik bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun kelam masa lalumya, dan bagai manapun berat tantangannya

Menurut Oemar Hamalik (2008), memoyivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena berfungsi mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar siswa.

5) Administrator

Disamping mendidik, guru harus dapat mengerjakan urusan tata usaha seperti membuat daftar induk, raport, serta dapat mengkordinasi segala pekerjaan disekolah secara demokratis

6) Evaluator

Dalam evaluasi ini, guru bisa memakai banyak cara, dengan merenungkan sendiri proses pembeljaran yang diterpkan, meneliti kelemahan dan kelebihan, atau denag cara yang obyektif, meminta pendapat orang lain, misalnya kepala sekolah, guru yang lain, dan murid-muridnya.



[1] E. Mulyasa, menjadi guru professional, PT. remaja rosdakrya, bandung.2007, Hal:37-51

[2] syaiful bahri djamarah. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, Rineka cipta , Jakarta , 2005, Hal.45

[3] Opcit.Hal:58-59

[4] Ibid, Hal: 61-63

[5] Lopcit, Hal: 46

[6] Ibid, Hal: 48

[7] syaiful bahri djamarah. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, Rineka cipta , Jakarta , 2005, Hal.35

[8] Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar, Alfabeta , Bandung , 2009 , Hal. 40

[9] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen , Pasal 1 ayat (1 )

[10] M. Suparta dan Herry Noer Aly . Metodologi Pengajaran Agama Islam , Amisco , Jakarta , 2008 , Hal. 2

[11] Ramayulis . Ilmu Pendidikan Islam , Kalam Mulia , Jakarta , 2008 , Hal. 63

[12] Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar, Alfabeta , Bandung , 2009 , Hal.56

[13]syaiful bahri djamarah. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, Rineka cipta , Jakarta , 2005, Hal.37

[14] Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar, Alfabeta , Bandung , 2009 , Hal. 41

[15] Jamal Ma’ruf Asmani. Tips menjadi guru inspiratif, kreatif, dan inovatif , Diva press , Jogjakarta , 2009 , Hal . 39

1 comment: