Saturday, January 1, 2011

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum Islam masuk ke Spanyol, sekitar abad ke-5 Masehi, bangsa Jerman mendatangi Semenanjung Iberia. Theodoric, Raja Ostogost, mendirikan istananya di Toledo sekitar tahun 513M. kemudian, pada tahun 569M, Leovigildo, seorang raja Vidigoth Spanyol. Sejal itulah, Toledo mengalami kejayaan yang pertama. Pada tahun 689M, Raja Recaredo menjadikan Khatolik sebagai agama resmi di Spanyol.

Pada awal abad ke-8 Masehi, para pendatang baru berdatangan ke Eropa(Spanyol). Pendatang tersebut adalah bangsa Arab yang membawa agam Islam. Sejak ekspansi Bani Umayah Spanyol pada tahun 711M, yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad, Spanyol menjadi bagian wilayag\h kekuasaan Islam (Ira M. lapidur, 1993: 3790). Umat Islam berkuasa di Spanyol hampir delapan abad, yaitu dari tahun 711-1492M.

Untuk mengetahui lebih lanjut, pemakala berusaha untuk memahami proses penguasaan Islam atas Spanyol, kemajuan peradaban Islam si Spanyol, kemundiran dan kehancuran,ya, dan faktor-faktor yang mendukung tewujudnya tiga poin tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah singkat penguasaan Islam atas Spanyol ?

2. Apa penyebab kemajuan Islam di Spanyol ?

3. Apa penyebab kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol ?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Penguasa Islam Atas Spanyol

Sebelum menaklukkan Spanyol, umat Islam terlebih dahulu menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Bani Umayah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara terjadi pada zaman Khalifah Malik (685-705M). Afrika Utara dipimpin oleh seorang gubenur, yaitu Husna ibn Nu’man, kemudian di gantikan oleh Musa ibn Nusyair. Tampaknya, tujuan uamt Islam mengusai Afrika Utara adalah membuka jalan untuk mengadakan ekspedisi lebih besar ke Spanyol karena dari Afrika Utara itulah, ekspedisi ke Spanyol lebih mudah di lakukan.

Ekspansi umat Islam ke Spanyol terjadi pada masa Al-Walid menjadi Kholifah (705-715M). Al-Walid mengizinkan gubenurnya untuk mengirimkan pasukan militer ke Spanyol. Pada awalnya, Musa bin Nusyair mengutus Thoriq bin Malik untuk memimpin pasuka ekspedisi yang bertujuan menjajahi daerah-daerah sasaran. Musa ibn Nusyair menugaskan Thoriq bin Malik untuk memimpin pasukan tentara sebanyak 7.000 orang. Tentara tersebut sebagian besar terdiri atas orang Barbar. Pada tahun 711M, Thoriq berlayar melalui laut Tengah menuju daratan Spanyol dan berhasil mendarat di sebuah bukit yang kemudian di beri nama Gibraltar (Jabal Thoriq) (ibn Al-Atsir, IV, 1965: 56).

Ketika Roderick mengetahui bahwa Thoriq dengan pasukannya telah memasuki negeri Spanyol, ia mengumpulkan pasulkan penangkal sejumlah 25.000 tentara. Menyadari jumlah yang jauh berbeda, Thoriq meminta bantuan kepada Musa ibn Nusyair, akhirnya Thoriq mendapat tambahan pasukan sebanyak 12.000 tentara (Ibn Al-Atsir, IV, 1965: 56).

Pasa hari Minggu tanggal 18 juli 711M, kedua pasukan bertemu di Danau Janda dekat mulut sungai Barbate. Pertemuan berlangd\sung selama 8 hari dan kemenangan berada di pihak Thoriq. Tentara Thoriq dakam pertempuran itu mendapat bantuan dari pasukan Roderick yang membelot, Thoriq kemudian meneruskan penaklukan ke Toledo. Kemudian Archidona dan Granada dapat ditundukkan, dan satu detasemen yang dipimpin oleh Mughitr Ar-Rumi dapat menaklukan kota Cordova yang kemudian dijadikan ibukota pemerintahan Iskam (Hutti, 1970: 494).

Kdatangan Islam suda tentu membawa kultur baru yang memperkaya Spanyol pada umumnya. Oleh karena itu, akhirnya Spanyol (Andalusia) menjadi salah satu prsat peradaban dunia, mengimbangi kejayaan Dinasti Umayah di Damsyik (Damaskus) dan Dinasti Abbassiyah di Bagdad. Tak salah apabila dikatakan Andalusia turut berperan merintis jalan menuju zaman Renaisans di Eropa.

Setelah Spanyol dengan kota-kota pentingnya jatuh kr tangan umat Islam, sejak data itu secara politik Spanyol berada di bawah kekuasaan Kholifah Bani Umayah. Dan untuk memimpin wilayah baru tersebut, pemerintahan pusat yang berpusat di Dimaskus mengangkat seorang wali (gubenur).

Dalam melakukan .ekspansi di Spanyol, umat Islam dengan mudah dapat meraih berbagai kemenangan sehingga dalam waktu yang relative singkat, umat Islam dapat menguasai Spanyol. Ada beberapa factor yang mendukung proses penguasaan umat Islam atas Spanyol.

Pertama, sikap penguasa Ghotic-sebutan lazim kerajaanVisghotie-yang tidak toleran terhadap aliran agamanya kepada masyarakat.penganut agama Yahudi yang merupakan komunitas terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa di baptis menurut agama Kristen, dan mereka yang tidak bersedia akan disiksa dan di bunuh (Syek Mahmudunnasir, 1981: 231). Dalam kondisi tertindas secara teologis, kaum tertindas menanti ledatangan juru pembebas. Dan juru pembebas tresebut mereka temukan dari orang Islam. Demi kepentingan mempertahankan keyakinan, mereka bersekutu dengan tentara Islam melaean penguasa.

Kedua, perselisihan antara Raja Roderick denganWitiza (Walikota Toledo) di satu pihak dann Ratu Julian di pihak lain. Oppas dan Achila, kakek dan anak Witeza, menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick., bahkan berkoalisi dengan kaum muslimin di Afrika Utara. Demikian pula, Ratu Julian, ia bahkan memberikan pinjaman 4 buah kapal yang di pakai oleh Thorif, Thoriq, dan Musa (Ahmad Salabi III, 1965: 30).

Ketiga, factor lain yang tak kalah pentingnya adalah bahwa tentara Roderick tidak menpunyai semangat perang (Shmad Aalabi, jilid III, 1965: 30).

B. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan

Dalam rentang selama kurang lebih tujuh setengah abad, uamat islam di spanyol telah mencapai kemajuan yang sangat pesat., baik dibidang ilmu pengetahuan maupun kebudayaan. Hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan figure- figure ilmuan yang cemerlang dibidangnya masing- masing dan bahan pikiran mereka pun menjadi bahan rujukan para akademisi. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan tersebut diantaranya:

1) Filsafat

Sejak abad ke- 9, minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangan yakni selama pemerintahan bani umayah yang ke-5 muhammad ibn abd ar-rohman, lalu dilanjutkan oleh penguasa berikutnya yakni al-Hakam.

Tokoh –tokoh filsafat yang lahir pada masa itu antara lain: Ibnu Bajah, Abu BakarIbn Thufail yang menulis banyak karya yaitu masalah kedokteran , astronomi dan filsafat. Para filosof lainnya adalah Ibnu Maimun, Ibnu Arabi, Sulaimn bin Yahya dan Ibnu rusd yang dikenal juga dengan ahli fiqih.

2) Sains

Dalam bidang matematika, pakar yang sangat terkenal adalah Ibnu Sina. Selain ahli dalam bidang tersebut, ia juga dikenal sebagai teknorat dan ahli ekologi. Selain Ibnu Sina juga ada Ibnu Saffat dan Al-Kimmy yang mana keduanya juga terkenal dalam ahli teknik.

Dalam bidang fisika, pakar yang sangat terkenal adalah Ar-Razi yang meletakkan dasar ilmu kimia dan menolak kegunaan yang bersifat takhayul. Dia jugalah yang menemukan rumusan klasifikasi binatang dan numerial.

Dalam bidang kimia dan astronomi selain Abbas Ibnu Farmas, juga dikenal Ibrahim Ibn Yahya An- Naqaossh. Yang pertama dikenal sebagai penemu pembuatan kaca dari batu dan yang kedua sebagai orang yang dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari. Dalam berbagai disiplin ilmu yang lain, Spanyol Islam juga banyak melahirkan pakar, seperti Zahrawi (kedokteran), yang menemukan pengobatan lemah syahwat, pembedahan, dan lain-lain.

3) Bahasa sastra dan musik

Bahasa Arab dengan ketinggian sastra dan tata bahasanya telah mendorong lahirnya minat yang besar masyarakat Spanyol. Hal ini membuktikan dengan dijadikannya bahasa ini mejadi resmi, bahasa pengantar, bahasa ilmu pengetahuandan administrasi.

Berangkat dari kenyataan tersebut, lahirlah para tokoh atau pakar dalam bidang bahasa dan sastra, seperti Al-Qali dengan karyanya Al-Kitab Al- Bari fi Al-Luqoh, Az-Zubaidy ahli tata bahasa dan masih banyak lagi.

4) Sejarah dan geografi

Dalam bidang ini, Spanyol Islam khususnya wilayah Islam bagian barat telah banyah melahirkan penulis terkenal, seperti Ibn Zubair dari valancia yang telah menulis sejarah tentang negeri-negeri muslim Mederania serta Sisilia. Ibn khaldun dari Tunis adalah seorang perumus filsafat sejarah. Para sejarawan tersebut semula bertempat tinggal di Spanyol dan kemudian pindah ke Afrika.

5) Fiqih

Dalam buidang fiqih, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut madzab maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah ziyad ibn Abd Al – Rahman. Perkembangan selanjutnya di tentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisyam ibn Abd AL-Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya diantaranya adalah Abu Bakar ibn Al-Qurthiyah, Munzir ibn Sa’id Al-Baluthi, dan Ibn Hazm yang terkenal.

6) Kemajuan pembangunan fisik

Dalam pembangunan fisik umat Islam Spanyol telah membuat bangunan –bangunan fasilitas sepertiu perpustakaan, jembatan-jembatan air, irigasi, roda air dan lain-lain. Disamping itu terdapat juga, istana-istana, masjid yang besar-besar, tempat pemandian beserta taman-taman.

Selain bukti-buktipembangunan fisik diatas , masih banyak bukti kemegahan lain yang dibangun umat islam pada waktu itu, seperti istana Al-Hamra dan istan Raja Az-Zahra dengan gaya arsitektur yang tinggi yang di rancang oleh arsitek terkemuka sedunia.

Kemajuan pesat tersebut merupakan sebuah proses panjang yang didukung oleh faktor kerja sama yang baik antara para sarjana dan intelektual muslim denagn didukung oleh kebijakan pemerintah serta kemampuan ekonomi serta semangat keberagaman dan persaudaraan yang kuat.

C. Penyebab Kemunduran dan Kehancuran

Suatu kebudayaan tentu akan mengalami pasang surut sebagaiman berputarnya sebuah roda, kadang ada diatas kadang ada dibawah. Hal ini tentu telah menjadi hukum alam. Demikian juga dengan kekuasaan sebuah imperium, satu saat dia muncul, berkembang pesat, lalu jatuh dan hilang.

Kekuasaan Islam di Spanyol telah banyak memberikan sumbangan yang tak ternilai harganya bagi peradapan dunia saat ini. Tetapi imperium yang begini besar akhirnya mengalami nasib yang sangat memilukan. Ada beberapa faktor penyebab kemunduran yang akhirnya membawa kehancuran Islam di Spanyol.

1. Konflik Islam dengan Kristen

Para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan kristen dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata.[1] Namun demikian, kehadiran Arab telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal ini menyebabkan kehidupan negara islam di spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M umat kristen mewmperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran.

2. Munculnya Kholifah-Kholifah yang Lemah

Masa kejayaan Isalam di Spanyol dimulai dari periode Abd. Rahman III yang kemudian dilanjutkan oleh putranya, yaitu Hakam.pada masa ini, keadaan politik dan ekonomi mengalami puncak kejayaan dan kestabilan.

Keadaan negara yang stabil dan penuh kemajuan ini tidak dapat bertahan lagi setelah Hakam II wafat yang baru berusia 11 tahun. Dalam usia yang sangat muda ini, ia harus memikul tanggung jawab yang amat besar. Karena tidak mampu mengendalikan roda pemerintahan, jalannya pemerintahan dikendalikan oleh ibunya dengan dibantu oleh Muhammad Ibn Abi Umar – yang bergelar Hajib Al-Mansur- yang bambisius dan haus kekuasaan. Sejak saat itu, khalifah hanya dijadikan sebagai boneka oleh Al-Mansur dan para penggantinya.

3. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu

Kalau ditempat-tempat lain, para mukallaf diperlakukan sebagaimana orang islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah ‘ibad dan muwalladun kepada para mukallaf itu, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Dari sini tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan, di samping figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu.

4. Kesulitan Ekonomi

Diparuh kedua masa Islam Spanyol, para penguasa mementingkan pembangunan fisik dengan mendirikan bangunan-bangunan megah dan monumental. Demikian juga, bidang IPTEK. Pemerintahan denagan giat mengembangkan bidang ini, sehingga bidang perekonomian kurang mendapat perhatiaan. Selain itu, banyak anggaran negara yang terserap untuk membiayai tentara bayaran demi keamanan negara.

5. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan

Hal ini menyebabkan nperebutan kekuasaan diantara ahli waris. Bahkan , karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al- Thawaif muncul. Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ketangan Ferdinand dan Isabella.

6. Keterpencilan

Spanyol islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

@ Sebelum menaklukkan Spanyol, umat Islam terlebih dahulu menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Bani Umayah.

@ Ada beberapa factor yang mendukung proses penguasaan umat Islam atas Spanyol.

Pertama, sikap penguasa Ghotic

Kedua, perselisihan antara Raja Roderick denganWitiza (Walikota Toledo)

Ketiga, factor lain yang tak kalah pentingnya adalah bahwa tentara Roderick tidak menpunyai semangat perang (Shmad Aalabi, jilid III, 1965: 30).

@ Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di antaranya:

1. ilmu filsafat

2. ilmu sains

3. ilmu sasatra dan musik

4. ilmu sejarah dan geografi

5. ilmu fiqih

6. kemajuan pembangunan fisik

@ Penyebab kemunduran dan kehancuran diantaranya:

1. Konflik Islam dengan Kristen

2. Munculnya Kholifah-Kholifah yang Lemah

3. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu

4. Kesulitan Ekonomi

5. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan

6. Keterpencilan

B. Saran

Alhamdulillah makalah kami dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua amin.

Maka untuk lebih menyempurnakan makalah kami tidak menutupi saran dan kritik dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri.1993. Sejarah Peradaban Islam Dirosah Islamiyah II. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.



[1] Armand Abel, “Spanyol:Perpecahan dalam negeri”,dalam Gustav E.von Grunebaum (ED), Islam: Kesatuan dan Keseragaman, (Jakarta: Yayasan Perkhidmatan, 1983), hlm. 243.

No comments:

Post a Comment