Saturday, May 8, 2010

“TEORI BELAJAR JEAN PEAGET (KOGNITIF DEVELOPMENT)”

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Teoritis kognitif yang telah kita bahas sampai disini menekankan penjelasan mengenai persepsi, motivasi dan pemecahan masalah dimana semua itu beroperasi pada individu pada saat tertentu. Pada dasarnya psikologi gestalt bukan merupakan teori pembelajaran, dan pengamatan kita pada teori lewin menunjukkan sebab-sebab mengapa upayanya untuk membahas topic pembelajaran tidak selalu berhasil. Adapun pada teori peaget, perubahan dan perkembangan yang dihasilkan dari pembelajaran berlangsung dengan amat lambat dan kita sering kali kesulitan untuk memastikan variable independent apa yang menyebabkan perubahan tertentu. Akibatnya kedua teori ini tidak memiliki jawaban atas pertanyaan-prtanyaan yang dipandang amat penting oleh banyak teoritis pembelajaran. Sehingga Peaget mengemas perkembangan kognitif dengan beberapa tahapan.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana biografi Jean Peaget?
  2. Apa pengertian teori kognitif development Jean Peaget?
  3. Ada berapakah tahapan perkembangan kognitif dalam teori Jean Peaget?
  4. Bagaimana karakteristik tahapan perkembangan kognitif dalam teori Jean Peaget?


BAB II

PEMBAHASAN

  1. Biografi Jean Peaget

Jean Peaget adalah salah seorang pakar terkemuka dalam disiplin psikologi kognitif dan psikologi anak. Ia lahir di swiss mulanya ia adalah ahli biologi pada usia 15 tahun ia dikenal umum karena publikasinya mengenai hewan kerang bagaimana juga minatnya pada logika dan sumber-sumber pengetahuan kemudian menuntutnya pada psikologi kognitif sehingga menjadi salah seorang yang terkenal sebagai kognitif jenius yang berhasil menulis lebih dari 30 judul buku yang bertemakan perkembangan anak dan kognitif.

  1. Pengertian Teori Kognitif Development Jean Peaget

Istilah kognitif sering kali dikenal dengan intelek. Intelek berasal dari bahasa inggris "intellect" yang menurut Jean Peaget diartikan sebagai akal budi berdasarkan kognitifnya khususnya proses berpikir lebih tinggi. Sedangkan "intelligence" diartiakan sama dengan kecerdasan yaitu seluruh kemampuan berfikir dan bertindak secara adaptif.. Dalam arti sempit, intelegensi seringkali diartikan sabagai intelegensi operasional, termasuk pula tahapan-tahapan yang dimulai dari tahap sensori-motoris sampai dengan operasional formal.

  1. Tahapan Perkembangan Kognitif

Jean Peaget membagi perkembangan konitif menjadi empat tahapan:

1. Tahap sensori-motor (0-2 tahun)

Dalam tahap ini intelegensi yang dimiliki anak itu masih primitive tapi sebenarnya itu adalah intelegensi yang sangat berarti karena ia menjadi pondasi pada tipe-tipe intelegensi yang akan dimiliki kelak. Dan pada tahap ini anak berinteraksi dengan lingkungan termasuk orang tuanya yang dikembangkan melalui sentuhan dan gerakan.

2. Tahap pra-operasional (2-7 tahun)

Dalam tahap ini intelegensi itu dapat berkembang dengan adanya penguasaan yang sempurna mengenai objek permanence yang telah dimiliki oleh anak. Dan pada tahap ini anak tidak hanya ditentukan oleh indrawi saja tapi juga pada intuisi. Anak mampu menyimpan kata dan menggunakannya.

3. Tahap konkrit-operasional (7-11 tahun)

Dalam tahap ini cara berfikir anak yang bersifat konkrit menyebabkan mereka belum mampu menangkap yang abstrak atau melakukan abstraksi tentang sesuatu yang konkrit dan pada tahap ini anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkrit dan mulai berkembang rasa ingin tahu.

4. Tahap formal-operasional (11 tahun keatas)

Dalam tahap ini anak dirasa sudah dapat mengatasi masalah keterbatasan pemikiran konkrit operasional sehingga mampu mewujudkan sesuatu dalam pekerjaan yang merupakan hasil berfikir logis.

  1. Karakteristik Tahapan Perkembangan Kognitif

Pada tiap-tiap tahapan itu memiliki karakteristik sendiri sebagai perwujudan kemampuan intelek individu sesuai dengan tahap perkembangannya. Adapun karakteristik setiap tahapan perkembangan intelek tersebut adalah:

1. Karakteristik tahap sensori-motor

Tahap sensori-motoris ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut:

a. Segala tindakannya masih bersifat naluriah

b. Aktivitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman indera

c. Individu baru mampu melihat dan meresapkan pengalaman, tetapi belum mampu untuk mengkatagorikan pengalaman itu

d. Individu mulai belajar menangani obyek-obyek konkrit melalui skema-skema sensori-motorisnya.

2. Karakteristik tahap pra-oprasional

Tahap pra-operasional ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut:

a. Individu telah mengkombinasikan dan mentransformasikan sebagai informasi

b. Individu telah mampu mengemukakan alasan-alasan dalam menyatakan ide-ide

c. Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa konkrit, meskipun logika tentang hubungan sebab akibat itu tentu belum tepat

d. Cara berfikir individu bersifat egosentris yang ditandai oleh tingkah laku berikut ini:

1). Berfikir imanigatif

2). Berbahasa egosentris

3). Memiliki "aku" yang tinggi

4). Menampakkan dorongan ingin tahu yang tinggi

5). Perkembangan bahasa mulai pesat.

3. Karakteristik tahap operasional-konkrit

Tahap operasional-konkrit ini ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut:

a. Segala sesuatu dipahami oleh individu sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana kenyataan yang mereka alami

b. Cara berpikir individu belum menangkap yang abstrak meskipun cara berpikirnya sudah nampak sistematis dan logis

c. Dalam memahami konsep, individu sangat terkait kepada proses mengalami sendiri. Artinya, individu akan mudah memahami konsep kalau pengertian konsep itu dapat diamati atau individu itu melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut.

4. Karakteristik tahap operasional-formal

Tahap operasional-formal ini ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut:

a. Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi

b. Individu mulai mampu berpikir logis dengan obyek-obyek yang abstraksi

c. Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis

d. Individu bahkan mulai mampu membuat prakiraan (forecasting) dimasa depan

e. Individu mulai mampu untuk mengintrospeksi diri sendiri sehingga kesadaran diri sendiri dapat berkembang dengan baik

f. Individu mulai membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan sebagai orang dewasa

g. Individu mulai mampu untuk menyadari diri, mempertahankan kepentingan masyarakat di lingkungannya, dan kepentingan seseorang dalam masyarakat tersebut.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Jean Peaget adalah salah seorang pakar terkemuka dalam disiplin psikologi kognitif dan psikologi anak.

2. Intelek berasal dari bahasa inggris "intellect" yang menurut Jean Peaget diartikan sebagai akal budi berdasarkan kognitifnya khususnya proses berpikir lebih tinggi.

3. Jean Peaget membagi perkembangan konitif menjadi empat tahapan:

a. Tahap sensori-motor (0-2 tahun)

b. Tahap pra-operasional (2-7 tahun)

c. Tahap konkrit-operasional (7-11 tahun)

d. Tahap formal-operasional (11 tahun keatas)

4. Karakteristik tahapan perkembangan kognitif

a. Karakteristik tahap sensori-motor

Segala tindakannya masih bersifat naluriah darn pengalamannya berdasarkan pada pangalaman indera.

b. Karakteristik tahap pra-operasional

Individu telah mampu mengkombinasikan dan mentransformasikan berbagai informasi serta mampu mengungkapkan alasan-alasan dalam menyatakan ide-ide.

c. Karakteristik tahap konkrit-operasional

Individu memahami segala sesuatu sebagaimana kenyataan yang mereka alami.

d. Karakteristik tahap formal-operasional

individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunkan abstraksi.



DAFTAR PUSTAKA

Hill, Winfred F. 2010. Teories of Learning. Bandung: Nusa Media.

Asrori, Muhammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan. Ciputat: Gaung Persada Press.

No comments:

Post a Comment