Tuesday, April 13, 2010

TINDAKAN DAN PERILAKU ILMU DAKWAH

Oleh : Muhammad hamdan yuwafi & Nur Ahmad shohib

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Dakwah adalah ilmu untuk mengkomunikasikan pesan Islam kepada manusia. Secara lebih operasional, dakwah adalah mengajak atau mendorong manusia kepada tujuan yang defenitif yang rumusannya bisa diambil dari Al Qur’an dan Hadits atau dirumuskan oleh da’i sesuai dengan ruang lingkup dakwahnya.

Sebagai peristiwa komunikasi, aktivitas dakwah dapat menimbulkan berbagai peristiwa di tengah masyarakat yang harmoni, menegangkan dan kontroversial, bisa juga melahirkan berbagai pemikiran baik yang moderat maupun yang ekstrim, yang sederhana maupun yang rumit, yang parsial maupun yang komprehensif.

Manusia sebagai objek dakwah (mad’u) individu maupun kelompok memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Begitu juga da’i ada yang berfikiran sempit dan ada yang luas, da’i tak cukup menguasai materi dakwah tetapi harus memahami karakteristik mad’u.

B. Rumusan Masalah

1. Apa hakikat dari ilmu dakwah itu?

2. Bagaimanakah tindakan dan perilaku ilmu dakwah yang benar?

BAB II

PEMBAHASAN

A. TINDAKAN DAN PERILAKU ILMU DAKWAH

Pada hakikatnya, gerakan dakwah Islam berporos pada amar ma’ruf nahi munkar. Ma’ruf mempunyai pengertian segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, sedangkan munkar adalah segala perbuatan yang menjauhkan diri pada-Nya. Pada dataran amar ma’ruf, siapapun bisa melakukannya, karena kalau hanya sekedar “menyuruh” kepada kebaikan itu mudah dan tidak ada resiko bagi si “penyuruh” . lain halnya dengan nahi munkar, jelas mengandung konsekuensi logis dan beresiko bagi yang melakukannya karena “mencegah kemunkaran” itu melakukannya dengan tindakan konkret, nyata dan dilakukan atas dasar kesadaran tinggi dalam rangka menegakkan kebenaran.

Inilah sesungguhnya cikal bakal perintah dakwah yang diwajubkan oleh Allah SWT, pada setiap pribadi seorang muslim yang mengaku beriman. Sesungguhnya dakwah yang diajarkan oleh para Nabi dan rasul-Nya menurut ketentuan al-Qur’an, dakwah Islam hendaknya disampaikan dengan cara-cara yang baik dan bahasa yang dapat dipahami pula. Bahkan tidak kalah pentingnya lagi ialah, seorang muslim dalam berdakwah dilarang untuk memaki seorang kafir yang dikhawatirkan nantinya akan menyebabkan ia memaki Allah SWT.

Demikianlah perilaku ilmu dakwah yang telah termaktub dalam al-Qur’an secara rinci, tegas dan sempurna sebagai acuan bagi seorang muslim untuk menyampaikan kebenaran dari Allah SWT., dengan meletakkan al-Qur’an sebagai sumber utama landasan epistemologis dan aksiologisnya.

Berangkat dari pemaparan tersebut di atas, dalam perilaku ilmu dakwah Islam selanjutnya, perlu kiranya dirumuskan secara tegas mengenai epistemologis dakwah secara keilmuan. Rumusan di sini menayangkut hal-hal yang berkenaan dengan hakikat, landasan, batas-batas keilmuannya termasuk di dalamnya pengetahuan ilmiah dan persoalan ilmiah yang dapat diuji, di samping patokan kesahihannya

Salah satu langkah yang penting dilakukan dalam ikhtiar dalam mengembangkan ilmu dakwah adalah menelusuri terlebih dahulu landasan ilmiah yang mungkin dapat dibangun. Ini dilakukan terutama untuk menentukan kerangka pemikiran yang jelas dalam merumuskan teori-teori baru berkaitan dengan ilmu dakwah. Selain itu pentingnya penelusuran itu juga karena telah banyak teori yang mendahului lahir, sekaligus telah relatif mapan dalam konteks pengembangan ilmu-ilmu sosial.

Pemilihan ilmu sosial sebagai landasan pijakan pengembangan ilmu dakwah, didasarkan pada satu asumsi bahwa teori-teori dakwah yang hendak dibangun merupakan produk generalisasi dari fenomena sosial. Ilmu dakwah dengan sendirinya merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosial, yang dirumuskan serta dikembangkan dengan mengikuti norma ilmiah dari ilmu-ilmu sosial. Misalnya teori-teori itu dirumuskan melalui pendekatan rasional, empiris dan sistematis.

Untuk membangun teori-teori dakwah, kita dapat melakukannya melalui kegiatan ilmiah yang dapat memberikan konsep dan generalisasi baru yang diangkat dari penemuan-penemuan ilmiah, atau fakta-fakta sosial yang berkembang. Jika kegiatan ini terus dilanjutkan, maka pada tahap-tahap tertentu akan ditemukan titik-titik pertemuan antara teori-teori sosial yang telah dulu lahir dengan kenyataan-kenyataan empiris baru yang ditemukan pada dataran kegiatan dakwah.

Pertemuan antara dua sisi inilah yang akan melahirkan suatu rumusan dalam perspektif tertentu. Bila kenyataan empiris itu bertemu dengan teori-teori psikologi misalnya maka ia disebut dengan “perspektif psikologi” begitu juga dengan yang lainnya.

B. Masalah Penelitian Untuk Tindakan Ilmu Dakwah

Dalam setiap ilmu, penelitian memiliki peran yang signifikan dalam pengembangannya. Demikian juga dalam ilmu dakwah, kedudukan penelitian memiliki dimensi yang penting dalam pengembangan dakwah islam sebagai fenomena keilmuan. Tujuan penelitian dakwah itu sendiri mengacu pada aplikasi tujuan penelitian terhadap tujuan keilmuan dakwah dalam tatanan epistemologis.

Masalah penelitian dakwah, baik Tabligh, Irsyad, Tadbir maupun Tathwir mengacu pada problem masing-masing bidang dakwah tersebut, yang dilahirkan dari interaksi antar unsu-unsur dalam proses pelaksanaanya, dengan meng-qiyas kan pada problem yang dilahirkan oleh interaksi antara unsur-unsur dakwah.

BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

1. Penting bagi pelaku dakwah untuk bertindak dan berperilaku amar makruf nahi munkar.

2. Ilmu dakwah adalah bagian dari ilmu sosial,

3. Rumusan di sini menayangkut hal-hal yang berkenaan dengan hakikat, landasan, batas-batas keilmuannya termasuk di dalamnya pengetahuan ilmiah dan persoalan ilmiah yang dapat diuji, di samping patokan kesahihannya

B. SARAN

Semoga dengan hadirnya makalah dengan judul “ Tindakan dan perilaku ilmu dakwah” bisa menjadi suatu motivasi bagi kita para calon da’I untuk bertindak dan ber prilaku pada semua umat muslim disekitar kita umumnya dan khususnya bagi diri kita dan pribadi kami selaku makhluk yang memang pastinya mempunyai banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran dari teman teman dan khususnya dari bapak dosen selalu kami harapkan sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA

Thoha yahya umar, Ilmu Dakwah

Habib, Syafaat. Buku Pedoman Dakwah, Jakarta : Penerbit Widjaya, 1982.

No comments:

Post a Comment