Tuesday, April 13, 2010

Majaz ‘Aqly Wa ’Alaqotuhu

A. Pengertian dan Macam-macam Majaz

a) Majaz (konotasi) adalah makna baru yang muncul dari pwenggunaan sebuah bahasa atau disebut makna far’iy (makana tambahan) karena tidak menunjukan lagi makna aslinya.

Contoh:خطبت الشمس ا ما م القوم

“matahari itu berpidato di depan masyarakat.”

b) Macam-macam majaz

Majaz dibagi menjadi dua :

1. Majas lughowi adalah perubahan kata dari makna denotatif kedalam makna konotatif.

Majaz lughowi dibagi 2

- Isyti’aroh : Majaz yang ‘alaqohnya berbentuk keserupaan (Musyabbah)

Contoh:

جاء اسد الي المدرسة

“ datang seekor singa ke sekolah”

- Mursal: Majaz yang ‘aloqohnya berbentuk bukan kesertupaan

Contoh:

بني الآمير المسجد

“ Presiden membangun masjid”

2. Majaz ‘aqly adalah majas yang menghubungkan sebuah fi’il (kata kerja)dengan kata yang sejatinya tiodak pantas untuk dijadikan fa’ilnya(pelaku).

Contoh:

اشتغل نهارالعامل

“Siang harinya buruh itu sibuk”

B. ‘Alaqoh Majaz ‘Aqly

1. Menghubungkan fi’il dengan waktu

اشتغل نهار العامل

“Siang harinya buruh itu sibuk”

2. Menghubungkan Fi’il dengan tempat

ذهبنا إلي حديقة غناء

“Kami berangkat ke kebun yang banyak bernyanyi”

3. Menghubungkan fi’il dengan sebab

بني الامير المدرسة

“Pemerintah telah mendirikan sekolah”

4. Menghubungkan Fi’il dengan Masdar

Masdar, dalam kalimat yang mengandung isnad hakiki, biasanya dijadikan sebagai penguat (taukid) bagi fi’il yang ada sebelumnya. Namun dalam isnad majaz ‘aqli masdar dijadikan sebagai fa’il dari fi’il terserbut.

حزن حزن محمد

“sedih kesedihan Muhammad”

C. Perbedaan dan Nilai Majaz ‘Aqly dan Lughowi (Mursal)

Contoh Majaz ‘Aqly

بني اسماعيل كثيرا من المدارس

“Ismail membangun banyak Madrosah”

Ø Disini, seolah-olah Ismail yang membangun sendiri. Padahal Ismail hanya memerintahkan pembangunannya. Jadi, penyandaran tersebut adalah majaz ‘aqly yang hubungann maknanya adalah sabbabiyah.

Contoh Majaz lughowi

بني الآمير المسجد

“Presiden membangun Masjid”

Ø Disini, Majaz mursal yang menggunakan sesuatu yang menjadi penyebab sebagai bahasa ungkapan, sedangkan makna yang dimaksud adalah akibat atau musyabbabnya.

Dari kedua contoh diatas kita dapat membedakan mana yang majaz ‘aqly dan majaz lughowi (mursal) sesuai sudut pandang (pemahaman) pembaca. Kalau Majaz ‘Aqly diketahua kemajazannya dengan pemikiran sedangkan Majaz Mursal tnpa pemikiran pun sudah dapat diketahui kemajazannya. Selain itu yang membedakan disini adalah ‘alaqohnya; kalau majaz ‘aqly ‘alaqohnya adalah fi’il dengan syabbabiyah sedangkan majaz Lughowi hanya Musyabbabiyahnya saja.

Sedangkan nilai yang dikandung dari kedua Majaz tersebut yakni sama-sam mengandung makna yang berlebihan.



3 comments: