Thursday, March 25, 2010

IBADAH ADALAH BAGIAN DARI KEMULYAAN

Ada beberapa hal yang dapat merintangi ibadah seseorang, sehingga keteguhan hati dan kuatnya iman sangatlah dibutuhkan untuk menyingkirkan rintangan-rintangan tersebut, sebab dengan keberhasilan kita dalam melewati rintangan tersebut maka ibadah-ibadah yang kita lakukan akan mendaopatkan kedudukan yang tinggi di sisi Allah yang nantinya akan mendatangkan kemulyaan bagi abid tersebut. Disini akan kami uraikan mengenai rintangan yang harus kita lalui untuk mendapatkan kemulyaan dari ibadah yang kita lakukan.

1. Rintangan terhadap : Dunia dan seisinya

Untuk menghilangkan rintangan tersebut, kita harus menghilangkan ketergantungan terhadapnya& memalingkan diri darinya, adapun yang mengharuskan berbuat demikian ada 2 hal :

1) Agar ibadah kita lurs dan bertambah banyak sebab kecintaan terhadap dunia akan merintangi ibadah, karena karena hati dan nafsu merupakan suatu hal yang satu, jika hati telah sibuk memikirkan sesuatu maka ia pasti akan melupakan kebalikanya.

Dunia an akhirat bagaikan dua wanita yang dimadu , jika kita membahagiakan yang satu maka yang satunya akan kecewa karena merasa terliupakan, keduanya bagaiokan timur dan barat, jika kita menghadap kesalah satu sisinya tentu saja sisi yang lain di belakang kita.

Keterangan yang menyebutkan bahwa kesibukan mencari dunia secara lahir dapat merintangi ibadah adalah apa yang diceritakan oleh abu Dar’da ra beliau berkata : ‘tiada hentinya aku menyatukan ibadah dan berdagang ternyata keduanya tidak dapat menyatu, kemudian aku memilih beribadah dan meninggalkan perdagangan.

Diceritakan pula bahwa sahabat Umar ra berkata : ‘jika keduanya (ibadah dan mencari dunia) dapat bersatu pada diri seseorang, tentu aku dapat menyatukan diriku dengan kekuatan dan kelembutan yang dianugerahkan Allah kepadaku.

Bila demikian adanya maka tinggalkan dunia yang pastti rusak an pilihlah (akhirat yang menjanjikan) keselamatan.

Adapun secara batin, hati akan sibuk memikirkanya karena hati adalah tempat berkeinginan, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW beliau bersabda “Barang siapa mencintai dunia, niscaya ia akan merugi di akhirat, barang siapa mencintai akhirat dunianya akan terbengkalai, oleh karena itu pilihlah hal yang bersifat abadi seraya meninggalkan sesuatu yang dijamin pasti binasa”.

2) Sikap zuhud akan membuat semakin berharga, berkedudukan dan bertambah mulia Rosulullah bersabda, yang artinya “Dua rakaat yang dikerjakan oleh seorang alim dan berhati zuhud itu lebih baik dan lebih icina Allah dari pada amal yang ikerjakan oleh ahli ibadah sepanjang hidupnya secara terus-menerus”

Apabila ibadah yang bertambah mulia dan banyak karena zuhud, maka seharusnya orang yang inin beribadah bersikap zuhud dan berpaling dari dunia.

Jika anda bertanya :”apakah arti zuhud di dunia dan bagaimana cara yang benar untuk melakukanya?” Maka jawabnya adalah, menurut para ulama’ zuhud dibagi menjadi dua, zuhud yang berada di luar jangkauan manusia.

Zuhud yang berada dibawah kemampuan manusia terbagio menjjadi tiga :

I. Tidak mencari cari sesuatu yang tidak menjadi miliknya.

II. Membagikan apa yang telah berkumpul kepada orang lain.

III. Di dalam hati toidak menghendaki dunia dan berusaha mendapatkanya.

Zuhud yang berada di luar jangkauan manusia adalah sesuatu yang tidak bisa mempengaruhi hati agar berpaling dari ibadah.

Banyak org yg secara lahir meniggalkan dunia tapi di dalam batin tetap menginginkanya, jadi dia hanya tenggelam dalam pergaulan, dan penderitaan yang melelahkan dirinya seniri, dan segala persoalan zuhud sbnrxa bermuara pada ” sikap masa bodoh terhaap dunia ini” Allah SWT telah berfirman :

Artinya : ”Negeri akhirat itu, kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. dan kesudahan (yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S Al Qashaas : 83)

Allah menyadarkan hukum pada ”tidak adanya keinginan” bukan ”tidak mencari tahu” atau dk mewujudkan keinginan. Jg firman Allah SWT brkt in i (Q.S Asy syuraa : 20) :

Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.”

Allah juga berfirman :

Artinya : "Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.(Q.S. Al Israa : 19)"

Semua petunjuk yang telah diuraikan diatas adalah menuju kemasalah irodah (keinginana), karenanya, dalam keadaan seperti itu irodah, karenanya dalam keadaan sepeti itu irodah sangatlah penting, akan tetapi jika hamba tersebut tekun rajin melakukan dua hal yang pertama, yaitu membagi (harta yang dimiliki) dan kelak mencari cari (harta yang bukan miliknya) maka ia masih bisa mengharap anugrah Allah agar dia memberikan taufik untuk menolak keinginan.

Adapun pilihan itu berasal dari hati, karena sesungguhnya Allah pe4mberi Anugrah dan maha mulia.Kemuian hal yang memootivasi anda agar tidak mencari-cari perkara yang tidak ada dan memberikan yang sudah menjadi milik kita serta dapat memudahkan hal tersebut adalah mengingat akibat buruk yang ditimbulkan serta kekurangan-kekuranganya.

Telah banyak ulama’ yg membicarakan ttg hal ini, diantaranya adlah ucapan seorang ulama brkut ini : ”kutinggalkan dunia karena manfaatnya hanya sedikit, sangat melelahkan, mudah rusak dan kehinaan orang yang menjadikanya sebagai teman.

Abu bakar Al-Warraq berkata ”pertanyaan seperti ini memang benar tetapi semerbak berbau cinta, sebab orrang yang mengeluhkan suatu perpisahan tentu merasa senang bila bertemu kembali dan barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena adanya orang lain yang ikut memilikinya tentu akan merasa senag jika ia memilikinya sendirian oleh karena itu, ungkapan yang paling tepat adalah apa yang di utarakan oleh Abu bakar Al warraq ”sesunguhnya di dunia ini adalah musuh Allah sedang anda orang mencintainya, dan barang siapa mencintai seseorrang tentu akan membenci musuh kekasihnya.”

Al-Ghozali berkata ”sesungguhnya dunia berasal dari kotoran bangkai, denan keadaan kotior, binasa, rusak dan habis, tapi karena bangkai tersebut diperciki wewangian dan di bungkus dengan perhiasan, maka orang orang yang lalai menjadi tertipu dengan melihat sisi luarnya, orang-orang yang sempurna akalnya akan pergi menghindar darinya.” mereka juga tidak merelakanku, aku berkata : ”jangan mencegahku menjalani keduanya” mereka malah mencegahku, aku berkata :”angan mengajakku melakukan sesuatu yang tidak di ridlhohi Allah dan jangan memusuhi aku bila aku tidak mengikuti kalian, mereka juga tidak melakukanya, maka akupun meninggalkan mereka dan sibuk mengurusi diri sendri secara khusus.

Kita harus mengetahi bahwa zaman tlh menjadi sangat rusak, dan manusia mengalami banyak bahaya karena mereka sibuk dan melupakan ibadah kepada Allah, sampai-sampai kita tidak bisa melakukan ibadah, lalu mereka telah merusak apa yang telah anda dapatkan sehingga hampir saja ibadah yang anda lakukan tidak selamat. Ada sebuah syair yang indah yang berbunyi :

”Waktu kosong menuntunku pada keselamatan-Mu kadang-kadang orang menganggur melakukan sesuatu yang tidak berguna.”

Bila kita telah menjalani ibadah sebagaimana mstinya, niscaya kita akan merasakan manisnya bermunajat, merasa tentram dg kitab Allah, melupakan masyarakat & tdk merasa nyaman berkawan serta berbicara dg mereka.

2. Rintangan yang kedua yaitu: Makhluk

Hendaknya kita menyendiri dari masyarakat hal itu dilakukan karena 2 hal :

1) Linkungan masyarakat akan membuat kita sibuk dan melupakan ibadah keada Allah sesuaia dengan apa yang diceritakan oleh eorang ulama’ bahwa beliau bekata ”aku berjalan dengan menemukan sekelompok orang memanah sementara itu ada seseorang yang duduk agak jauh dan mereka dan aku bermaksud mengajaknya berbicara akan tetapi ia berkata ”aku lebih tertaik mengingat (dzikir) Allah dari pada pembicaraanmu” aku berkata :”apakah anda sendirian?” adan dia menjawab ”aku bersama tuhan dan malaikat(pencatat amal) ku” aku bertanya :”siapa yang menang diantara mereka?” ia menjawab ”orang uang diampuni Allah” aku bertanya ”dimana jalan untuk mendapatkanya?” dia mennjuk dengan tangaya kearah langit dan meninggalkanku seraya bergumam ”kebanyakan makhluk telah melupakan-Mu”

Dengan demikian masyarakat akan membuat kita sibuk dan meninggalkan ibadah menghalangi kita atau bahkan menjerumuskan kedalam perbuatan yang buruk dan merusak seperti yang dikatakan oleh halim Al asham rahimahumllah : aku berusaha menapatkan lima hal dari masyarakat tapi tidak bisa menemukanya ku berusaha agar mereka berbuat taat dan berzuhud tapi mereka melakukanya, aku berkata : ”jika kalian tidak melakukanya, maka tolonglah agar aku bisa melakukanya, dan merekapun tiak melakukan hal itu.

3. Rintanga ketiga yaitu : Setan

Kemudian hendaklah kita memerangi setan & mengalahkanya Krna 2 hal :

1) Yaitu musuh yang menyesatkan dengan nyata, tidak ada sedikitpun harapan kebaikan darinya, dia tidak akan membiarkan kita dan bahkan sama sekali tidak merasa puas kecuali setelah melihat kerusakan pada diri kita, dengan begitu tiak ada alasan untuk merasa aman dari musuh yang sifatnya seperti ini dan juga tidak boleh lengah renungkanlah dua ayat dari kitab Allah yang salah satunya adalah sebagai berikut :

Artinya : ”Bukankah Aku Telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu",(Q.S. yasiin : 60)

Ayat yang kedua yaitu :

Artinya : ”Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Mka anggaplah ia musuh(mu), Krna Sesungguhnya syaitan-syaitan itu Hanya mengajak golongannya spya mereka menjadi penghuni neraka yg menyala-nyala” (Q.S faathir : 6)

2) Dia diberi watak untuk selalu memusuhi kita, ia juga mempersiapkan diri ntuk memerangi qt selama-lmanya, siang malam ia melemparkan panah kpd anda bdi saat lengah, lalu apa yg terjd?

Disisi lain ada hal penting yang terjadi , yaitu kita menjalankan ibadah kepada Allah dan mengajk masyarakat menuju pintu-Nya dengan perbuatan serta ucapan kita sedangkan hal semacam ini bertentangan dengan pekerjaan, cita cita, keinginan dan perbuatan setan, sekali lagi kita memancing kemarahan setan, berusaha dan mengalahkan setan, pasti iapu akan bersiap menyingsingkan lengan bajunya, untuk memusuhi, memerangi dan berupaya dengan berbagai cara sampai berhasil merusak ibadah kita, atau bahkan menghancurkan kita secara total.

Ada beberapa cara untuk memerangi dan menolak syetan, diantaranya adlah :

a) Cara terbaik untukmenolak syetan tak lain ádala memohon perlindungan pada Allah, karena sesungguhnya syetan hádala anjing yang diberi kewenangan mencelakakan manusia, jira manusia sibuk memerangginya, tentu akan kesulitan, waktu anda terbuang dan iapun mendapat kemenangan.

b) Cara yang benar hádala berjuang, senantiasa menolak dan tidak mengikutinya.

4. Rintangan yang ke empat yaitu : Nafsu

Dalam beribadah henmdaknya kita berhati-hati dalam menjaga nafsu yg sllu memerintahkan kedalam hal hal yang buruk, ia adala musuh yang Sgt berbahaya, cobaan teramat berat, paling sulit diobati, penyakit yg ditimbulkan teramat berat &sulit serta untuk mengobatinya juga sulit, hal itu harus dilakukan karena 2 hal :

1) Nafsu hádala musuh yang datang dari dalam tubuh :Jira seorang pencuri berasal dari dalam rumah, maka jalan untuk menyiasatinya Sangay sulit & kerugian yang ditimbulkan juga besar.

Benar sekali apa yang dikatakan oleh seorang penyair :

“nafsuku senantiasa mengajakku pada hal hal yang membahayakan dan memperbanyak penyakitku, bagaimana menghindari dari musuh jira ia berada dalam tulang igaku.”

2) Ia ádala musuh yang disukai

Biasanya seseorang tidak melihat kekurangan yang ada pada kekasihnya, hampir ia sama sekali tidak melihat kekuranganya, seperti yang dikatakan oleh seorang penyair :

”dan kamu tidak melihat kekurangan pada kekasih dan sauara mu, bahkan sebagianya saja tidak kau lihat jika telah merasa senang, tatapan mata yang senang menutupi nya dari segala kekurangan tapi tatapan mata yang benci akan menampakkan berbagai keburukan.”

Kalau sudah begitu seseorang tentu menganggap baik segala keburukan dari orang yang disukainya, ia nyaris tidak melihat kekuranganya, sementara nafsu masi daam permusuhan dan penggodaanya, tidak berapa lama nafsu akan menjerumuskanya ke dalam cemoohan dan kerusakan, orang itu tidak akan merasa kecuali bila Allah memeliharanya dengan anugerah-Nya, dan memberikan pertolongan untuk mengalahkan nafsu dengan rahmat-Nya.

Hal-hal yang khusus yang diberikan kepada orang-orang yang bvertaqwa dalam kaitanya dengan ibadah ada tiga macam :

I. Taufik dan pertolongan yang pertama kali khusus diberikan orang-orang yang bertaqwa, firman Allah (Q.S At taubah : 36):


Artinya : ”dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

II. Perbaikan amal dan penyempurnaan kekurangan, Allah berfirman.:


Artinya : "Sesungguhnya Allah Hanya menerima (korban) dari orang2 yg bertakwa".(Q.S Al maidah : 27)

III. Perbaikan amal dan penyempurnaan kekurangan, firman Allah :


Artinya : ”Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia Telah mendapat kemenangan yang besar.” (Q.S Al ahzab : 71)

Jadi poros perputaran ibadah itu ada tiga : yang pertama yaitu taufiq yang membuat anda bisa mengerjakan amal, yang kedua yaitu memperbaiki kekuangan sampai betul-betul sempurna.

Inilah tigahal yang digunakan sebgai sarana untuk merrendahkan diri kepada Allah oleh para hamba, mereka meminta sebagai berikut : ”ya tuhan kami ! berilah petnjuk agar kami taat kepada-Mu sempurnakanlah kekurangan kami dan terimalah ketaatan ini dari kami”

Tapi sebenarnya Allah menjanjikan semua itu bagi orang yang bertaqwa, ia meminta ataupun tidak pasti diberi, oleh karena itu hendaknya kita selalu bertaqwa biloa ingin bisa beribadah kepada Allah SWT atau bahkan untuk meraih keuntungan dunia dan akhirat sekalipun.

“RUANG LINGKUP KITAB SAHIH MUSLIM BESERTA SUBTANSINYA”

Oleh : Eny Khusniatul Wakhidah, Eka Rumsatut Yunita, Faizah Azza Nastiti, Hanny Istiana, Hayati, Heni Novita Sari , Eka Zeni Fitriana, Fatimah & Ema Kurniati

A. Pendahuluan

Para ulama' Rahimakumullah telah bersepakat bahwa kitab terbaik setelah Al-quran adalah kitab Sahih Al Bukhori dan Sahih Muslim. Kedua kitab ini telah terbukti diterima dengan lapang dada dan tangan terbuka oleh muslimin, namun kitab Sahih Al Bukhori dianggap lebih sahih serta lebih banyak mengandung faedah dan pengetahuan. Telah diriwayatkan dari jalur yang sahih bahwa Imam Muslim Rahimahullah termasuk orang yang telah mengambil faedah dari Imam Al Bukhori Rahimahullah.

Kitab Al-Jami' As-Shahih karya Imam Muslim muncul pada periode ke-5 jika dilihat dari periodesasi sejarah dan perkembangan hadis. Dan tepatnya pada masa-masa pemerintahan dinasti Bani Abbas, sekitar abad ke-3 H. Dan peran kitab Al-Jami' As-Shahih itu sendiri sebagai hasil dari upaya Imam Muslim dalam melakukan penyaringan dan seleksi akan hadis-hadis yang telah ditadwin pada periode sebelumnya. Karena pada periode sebelumya yakni pada awal-awal kodifikasi dinilai masih banyak hadis-hadis yang tercampur antara yang sahih dengan yang dhoif, sehingga para ulama' periode berikutnya melakukan penyaringan dan menghimpunnya dalam kitab-kitabnya masing-masing dengan mengembangkan metode dan sistem pentadwinannya. Seperti Imam Muslim dengan Al-Jami' As-Sahihnya.

B. Biografi Imam Muslim

Nama lengkap Imam Muslim adalah Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslimn bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Beliau dilahirkan di daerah Naisabur pada tahun 206 H. Tetapi menurut redAksi kitab lain Imam Muslim dilahirkan pada tahun 204 H.

Namanya dinisbahkan kepada Naisabur, karena ia di lahirkan di Naisabur, sebuah kota kecil di Iran bagian timur laut. Di samping itu, namanya juga dinisbahkan kepada nama nenek moyang atau kabilahnya, yaitu Qusyair bin Ka'ab bin Rabi'ah bin Sa'sa'ah, sebuah keluarga bangsawan yang sangat besar.

Sejak kecil Ia memang suka belajar hadis. Ia mulai mengkaji hadis pada usia kurang lebih 12 tahun. Begitu seriusnya mempelajari hadis, sehingga pada masanya ia dikenal sebagai orang yang gemar berhijrah ke berbagai daerah atau negara untuk menimba ilmu hadis.

Beberapa daerah atau negara yang pernah beliau jajaki antara lain :

1. Di khurasan, ia belajar hadis kepada Yahya bin Yahya, Ishaq bin Rahawaih dan ulama' hadis lainnya.

2. Di kota Ray, ia belajar hadis kepada Muhammad bin Mahram, Abu Gasan, dan lain-lain.

3. Di kota Hijaz, ia belajar hadis kepada Sa'id bin Mansyur dan Abu Mas'ab.

4. Di kota Mesir ia belajar hadis kepada Amir bin Sawad,Harmalah bin Yahya, dan ulama' hadis lainyya.

5. Di mekah, ia belajar hadis kepada Qa'nabi.

6. Di kota Bagdad, ia belajar hadis kepada Imam Bukhori, beliau memakan kurun waktu yang cukup lama ketika belajar hadis kepada Imam Bukhori.

Di samping itu, Imam Mulim juga dikenal sebagai tokoh yang sangat ramah, tawadzu', wara', dan memiliki kehalusan budi bahasa. Bahkan, menurut adz-Dzahabi, ia dikenal dengan sebutan "Muslim dari Naisabur".

Imam Muslim wafat pada hari ahad sore, 24 Rajab 261 H/875 M, dalam usia 55 tahun. Jenazahnya dimakamkan esok harinya, yaitu hari senin,25 Rajab 261 H/875 M di kampung Nasr abad, Salah satu daerah di sebelah Naisabur.

Beberapa karya-karya beliau adalah :

1. Al-Asma’ wal-Kuna.

2. Irfadus Syamiyyin.

3. Al-Arqaam.

4. Al-Intifa bi Juludis Siba’.

5. Auhamul Muhadditsin.

6. At-Tarikh.

7. At-Tamyiz.

8. Al-Jami’.

9. Hadits Amr bin Syu’aib.

10. Rijalul ‘Urwah.

11. Sawalatuh Ahmad bin Hanbal.

12. Thabaqat.

13. Al-I'lal.

14. Al-Mukhadhramin.

15. Al-Musnad al-Kabir.

16. Masyayikh ats-Tsawri.

17. Masyayikh Syu’bah.

18. Masyayikh Malik.

19. Al-Wuhdan.

20. As-Shahih al- Masnad.

Kitab-kitab nomor 5, 19, dan 20 telah dicetak, sementara nomor 1, 12, dan 14 masih dalam bentuk manuskrip. Sedangkan karyanya yang monumental adalah Shahih dari judul singkatnya, yang sebenarnya berjudul, Al-Musnad as-Shahih, al-Mukhtashar minas Sunan, bin-Naqli al-’Adl ‘anil ‘Adl ‘an Rasulillah.

C. Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan Imam muslim dalan mengarang kitab Sahih Muslim yaitu:

1. Judul Asli

Kitab himpunan hadis sahih karya Imam Muslim ini berjudul asli :

"المسند الصحيح المختصر من السنن بنقل العدل عن العدل عن رسول الله صلي الله عليه وسلم".

2. Motif

Motif yang mendorong Imam muslim untuk menyusun kitab Sahih Muslim sekurang-kurangnya karena ada dua alasan pokok,yaitu:

1. Pada masanya masih sangat saulit mencari referensi koleksi hadis yang memuat hadis-hadis sahih dengan kandungan yang komplit dan sistematis.

2. Pada masanya terdapat kaum zindik yang selalu berusaha membuat sebuah hadis palsu dan menyebarkannya, serta mencampuradukkan antara hadis-hadis yang sahih dan dhaif.

Dengan menilik periodesasi sejarah dan perkembangan hadis, dapat dinyatakan bahwa kitab sahih muslim muncul pada periode ke-5 ( Abad ke-3 H ), yaitu masa pemurnian dan penyempurnaan hadis.

3. Masa Penyusunan

Penyusunan kitab tersebut memakan waktu sekitar 15 tahun. Sebagaimana pernyataan salah satu muridnya yang mendampingi beliau dalam penyusunannya , yakni Ahmad bin Salamah, beliau mengatakan ,"Aku menulis bersama muslim untuk menyusun kitab Sahih itu selama 15 tahun. Kitab itu berisi 12.000 hadis". Dan kitab ini disusun baik ketika Imam Muslim berada di tempat tinggalnya maupun ketika beliau melakukan rihlah ilmiah ke berbagai wilayah. Dalam proyeknya itu beliau menyeleksi dari hafalan dan catatannya yang berjumlah 300.000 hadis. Perlu diketahui, bahwa pada mulanya sosialisasi kitab ini menggunakan model diperdengarkan kepada kaum muslimin. Secara garis besar ada dua jalur penyebarannya,yakni ke arah timur melalui Abu Ishaq bin Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan, dan ke arah barat melalui Abu Muhammmad Ahmad bin Ali.

4. Jumlah Hadis

Dalam penyusunan kitab tersebut, ia menyeleksi ribuan hadis, baik dari hafalan maupun catatannya. Informasi lain menuturkan bahwa kitab sahih Muslim merupakan hasil seleksi atas sekitar 300.000 hadis. Imam Muslim berkata ,"Kitab sahih ini aku saring dari 300.000 hadis".

Kitab ini memuat banyak hadis. Hanya saja, mengenai akurasi jumlah hadisnya tidak ada kesatuan pendapat. Informasi yang beredarpun masih simpang siur. Menurut keterangan Ahman bin Salamah, seorang sahabat Imam Muslim sekaligus penulis naskah kitab ini, Sahih Muslim memuat 12.000 hadis. Sementara ulama' lain menyebutkan, jumlah hadis yang tertera dalam kitab ini sebanyak 7275 hadis. Pendapat lain menyebutkan jumlahnya 5632 hadis. Ada juga yang menyebutkan 4.000 hadis. Ada pula yang berkesimpulan bahwa jumlah hadis kitab ini adalah 3033 hadis.

5. Kedudukan

Para ulama' menempatkan Kitab Al-Jami' As-Shahih karya Imam Muslim pada peringkat ke-2 setelah Al-Jami' As-Shahih yang disusun oleh Imam Bukhori. Hal ini berdasarkan kualitas kesohihannya. Dan kitab inipun termasuk ke dalam kutubus sittah yang dinilai sebagai karya-karya monumental dalam sejarah kehidupan umat islam. Hal ini berkat ketelitian Imam Muslim dalam memasukkan hadis. Beliau pernah berkata: " Aku tidak mencantumkan satu hadispun ke dalam kitabku ini melainkan karena ada alasannya. Aku tidak menggugurkan satu hadispun di dalam kitabku ini melainkan karena ada alasannya".

Dari pernyataanya di atas , maka kita bisa melihat akan kecermatan Imam Muslim di dalam menyeleksi sebuah hadis untuk beliau susun dalam sebuah kitab. Namun tidak hanya kecermatan yang dimiliki oleh Imam Muslim di dalam menetapkan kualitas suatu hadis.

6. Metode Penyusunan

Metode yang ditempuh oleh Imam Muslim dalam menyusun kitabnya Al-Jami' As-Sahih sangat bagus sekali. Beliau menempatkan hadis-hadis yang memiliki kesamaan tema di tempat yang sama, dan tidak menempatkannya secara terpisah atau di tempat yang berbeda. Sehingga kitab Al-Jami' As-Sahih karyanya memliliki nilai sistematika ynag tinggi. Karena memang Imam Muslim tidak memiliki tujuan untuk mengaitkan dengan masalah fikih sebagaimana Imam Bukhori. Oleh karena itu tidak ada hadis yang sama di letakkan pada dua tema yang berbeda. Selain itu apabila ada seorang rawi berbeda dengan seorang rawi lainnya dalam menggunakan redaksi, padahal subtansi dan tujuannya sama,maka Imam Muslim menjelaskannya. Begitu pula apabila seorang rawi menggunakan lafad ا خبرنا ( ia mengabarkan kepada kami ), sedang rawi yang lain menggunakan lafad حدثنا ( ia menceritakan kepada kami ), maka beliaupun menjelaskan perbedaan tersebut.

7. Syarat-syarat Imam Muslim

Setelah melakukan penelaahan seecukupnya, para ulama' berkesimpulan bahwa syarat yang dipakai oleh Imam Muslim untuk menerima sebuah hadis dan layak dimasukkan ke dalam kitab sahihnya adalah :

a. Perawi adalah orang yang dikenal adil dan dhobit (kuat hafalannya dan tidak mudah lupa).

b. Hadis tersebut adalah musnad (lengkap rangkaiaan sanadnya),muttasil (sanadnya bersambung), dan marfu' (disandarkan kepada Rasulullah Saw). Sebagai implikasinya ,ia enggan menerima hadis yang muallaq dan mauquf .

8. Kriteria Hadis

Imam Muslim dalam menyeleksi hadis-hadis yang dimasukkan ke dalam kitabnya.Ia mengategorikan hadis dalam tiga macam yaitu:

1. Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh para perawi yang adil dan dhabit.

2. Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh para perawi yang tidak diketahui keadaanya (mastur) dan kekuatan hafalannya sedang-sedang saja.

3. Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh para perowi yang lemah hafalannya dan hadisnya ditinggalkan oleh para ulama'.

9. Subtansi kitab Sahih Muslim

Subtansi kitab Sahih Muslim terdiri dari dua bagian yaitu :

a. Muqoddimah

Kitab Al-Jami' As-sahih yang disusun oleh Imam Muslim diawali oleh mukaddimah yang bernilai tinggi dan bermanfaat. Dalam mukaddimahnya beliau menjelskan haramnya berdusta atas nama Rasulullah, Anjuran agar berhati-hati dalam meriwayatkan, keadaan para perawi dan menerangkan illat hadis, larangan meriwayatkan hadis dari perawi yang lemah dan banyak salahnya, pembagian dan macam-macam hadis, dan hadis-hadis yang ditulis dalam sahihnya. Juga menerangkan bahwa sanad hadis itu adalah bagian dari ketentuan agama, dan menjelaskan panjang lebar tentang berhujjah dengan hadis mu'an'an. Itulah di antara manfaat yang terkandung dalam mukaddimah sahih Muslim.

b. Isi Hadis

Untuk Mengetahui isi dan sistematika Sahih Muslim secara rinci, di bawah ini dikemukakan susunanannya, yaitu :

1. Kitab tentang iman.

2. Kitab tentang taharah.

3. kitab tentang haid.

4. Kitab tentang solat.

5. Kitab tentang masjid.

6. Kitab tentang solat para musafir.

7. Kitab tentang solat jumat.

8. Kitab tentang dua hari raya.

9. Kitab tentang salat istisqo'.

10. Kitab tentang gerhana matahari dan gerhana bulan.

11. Kitab tentang solat jenazah.

12. Kitab tentrang zakat.

13. Kitab tentang puasa.

14. Kitab tentang iktikaf .

15. Kitab tentang haji.

16. Kitab tentang pernikahan.

17. Kitab tentang (penyusuan).

18. Kitab tentang perceraian.

19. Kitab tentang sumpah li'an.

20. Kitab tentang pemerdekaan budak.

21. Kitab tentang jual beli.

22. Kitab tentang akad penyiraman tanaman ( al-musaqah ).

23. Kitab tentang waris-mewarisi.

24. Kitab tentang hibah.

25. Kitab Tentang wasiat.

26. Kitab tentang nazar.

27. Kitab tentang sumpah.

28. Kitab tentang qisos dan diat.

29. Kitab tentang hudud.

30. Kitab tentang al-aqdiyah ( pemutusan perkara ).

31. Kitab tentang barang temuan.

32. Kitab tentang jihad.

33. Kitab tentang kepemimpinan.

34. Kitab tentang perburuan dan sembelihan.

35. Kitab tentang hewan kurban.

36. Kitab tentang minuman.

37. Kitab tentang pakaiaan.

38. Kitab tentang adab.

39. Kitab tentang akad pesanan ( as-salam ).

40. Kitab tentang lafal-lafal adab dan sejenisnya.

41. Kitab tentang syair.

42. Kitab tentang mimpi (ar-ru'ya).

43. Kitab tentang keutamaan.

44. Kitab tentang keutamaan Sahabat.

45. Kitab tentang kebaikan dan menyambung persaudaraan.

46. Kitab tentang qadar.

47. Kitab tentang ilmu.

48. Kitab tentang zikir, do'a, tobat, istigfar.

49. Kitab tentang tobat.

50. KItab tentang sifat orang-orang munafik.

51. Kitab tentang surga.

52. Kitab tentang fitnah-fitnah dan tanda-tanda kiamat.

53. Kitab tentang kezuhudan.

54. Kitab tentang tafsir.

D. Kelebihan dan Kelemahan Hadis

Beberapa kelebihan kita Sahih Muslim dalah :

a. Susunan isinya sangat tertib dan sistematis.

b. Pemilihan redaksi (matan) hadisnya sangat teliti dan cermat

c. Seleksi dan akumulasi sanadnya dijalankan dangan seksama tidak tertukar-tukar, serta tidak lebih dan tidak kurang.

d. Meanempatkan hadis ke dalam tema tertentu dengan baik, sehingga sedikit sekali terjadi pengulangan.

Setelah kita ketahui beberapa kelebihan dari kita Sahih Muslim, ada beberapa juga kelemahan dari kitab Sahih Muslim, diantaranya :

a. Kesahihan hadis yang dipakai Imam Muslim lebih longgar.

b. Imam Muslim tidak mensyaratkan adanya pertemuan antara guru dan murid bagi perawi hadis dalam kitabnya. Tetapi beliau hanya mensyaratkan bahwa guru dan murid yang meriwatkan hadis tersebut pernah hidup dalam satu masa, maka riwayatnya sah.

E. Komentar Ulama' Tentang Sahih Muslim

Beberapa komentar ulama' tentang kitah sahih Muslim ini ada yang memberikan sanjungan atau pujian ada juga yang mengkritik kelemahan kitab ini. Di antara ulama' yang berkomentar tentang kitab Sahih Muslim yaitu :

1. Makki bin Abdain dari Naisabur, beliau diperlihatkan kitab Sahih Muslim kemudian beliau memvonis bahwa ada sebuah hadis yang lemah, maka Imam Muslim segera meninggalkan hadis itu.

2. Imam ad-Daruqutni memberikan sanjungan, '' Seandainya tidak ada Imam Bukhori dan Imam Muslim, tentu pembahasan hadis tidak akan muncul."

3. Menurut sebuah penelitian, salah satu hadis dalam Sahih Muslim adalah maqlub (terbalik). Misalnya, hadis riwayat Abu Hurairah berikut:

"ورجل تصدق بصدقة فاخفاها حتى لاتعلم يمينه ما تنفق شماله"

" Seseorang yang menyedekahkan sesuatu dengan cara sembunyi-sembunyi, sehingga tangan kanannya seolah tidak mengetahui apa yang telah diinfaqkan oleh tangan kirinya ".

DAFTAR PUSTAKA

Dzulmani, 2008. Mengenal kitab-kitab Hadis.Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Khumaidi, Irham, 2008. Ilmu Hadis untuk Pemula. Jakarta Barat: CV Artha Rivera.

Rahman, Fathur. cet ke-1. 1974. Ikhtisar musthplah Hadis. Bandung: PT Al- Ma'arif .

Soleh, Komaruddin. 2009. Mangenal Sahih Muslim. Diambil pada tanggal 02 Januari 2009. (http://members.tripod.com/fitrah_online/thema/des98/1298)

Dan (http://www.kotasantri.com/galeria.php?aksi=DetailArtikel&artid=171)