1. Rintangan terhadap : Dunia dan seisinya
Untuk menghilangkan rintangan tersebut, kita harus menghilangkan ketergantungan terhadapnya& memalingkan diri darinya, adapun yang mengharuskan berbuat demikian ada 2 hal :
1) Agar ibadah kita lurs dan bertambah banyak sebab kecintaan terhadap dunia akan merintangi ibadah, karena karena hati dan nafsu merupakan suatu hal yang satu, jika hati telah sibuk memikirkan sesuatu maka ia pasti akan melupakan kebalikanya.
Dunia an akhirat bagaikan dua wanita yang dimadu , jika kita membahagiakan yang satu maka yang satunya akan kecewa karena merasa terliupakan, keduanya bagaiokan timur dan barat, jika kita menghadap kesalah satu sisinya tentu saja sisi yang lain di belakang kita.
Keterangan yang menyebutkan bahwa kesibukan mencari dunia secara lahir dapat merintangi ibadah adalah apa yang diceritakan oleh abu Dar’da ra beliau berkata : ‘tiada hentinya aku menyatukan ibadah dan berdagang ternyata keduanya tidak dapat menyatu, kemudian aku memilih beribadah dan meninggalkan perdagangan.
Diceritakan pula bahwa sahabat Umar ra berkata : ‘jika keduanya (ibadah dan mencari dunia) dapat bersatu pada diri seseorang, tentu aku dapat menyatukan diriku dengan kekuatan dan kelembutan yang dianugerahkan Allah kepadaku.
Bila demikian adanya maka tinggalkan dunia yang pastti rusak an pilihlah (akhirat yang menjanjikan) keselamatan.
Adapun secara batin, hati akan sibuk memikirkanya karena hati adalah tempat berkeinginan, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW beliau bersabda “Barang siapa mencintai dunia, niscaya ia akan merugi di akhirat, barang siapa mencintai akhirat dunianya akan terbengkalai, oleh karena itu pilihlah hal yang bersifat abadi seraya meninggalkan sesuatu yang dijamin pasti binasa”.
2) Sikap zuhud akan membuat semakin berharga, berkedudukan dan bertambah mulia Rosulullah bersabda, yang artinya “Dua rakaat yang dikerjakan oleh seorang alim dan berhati zuhud itu lebih baik dan lebih icina Allah dari pada amal yang ikerjakan oleh ahli ibadah sepanjang hidupnya secara terus-menerus”
Apabila ibadah yang bertambah mulia dan banyak karena zuhud, maka seharusnya orang yang inin beribadah bersikap zuhud dan berpaling dari dunia.
Jika anda bertanya :”apakah arti zuhud di dunia dan bagaimana cara yang benar untuk melakukanya?” Maka jawabnya adalah, menurut para ulama’ zuhud dibagi menjadi dua, zuhud yang berada di luar jangkauan manusia.
Zuhud yang berada dibawah kemampuan manusia terbagio menjjadi tiga :
I. Tidak mencari cari sesuatu yang tidak menjadi miliknya.
II. Membagikan apa yang telah berkumpul kepada orang lain.
III. Di dalam hati toidak menghendaki dunia dan berusaha mendapatkanya.
Zuhud yang berada di luar jangkauan manusia adalah sesuatu yang tidak bisa mempengaruhi hati agar berpaling dari ibadah.
Banyak org yg secara lahir meniggalkan dunia tapi di dalam batin tetap menginginkanya, jadi dia hanya tenggelam dalam pergaulan, dan penderitaan yang melelahkan dirinya seniri, dan segala persoalan zuhud sbnrxa bermuara pada ” sikap masa bodoh terhaap dunia ini” Allah SWT telah berfirman :
Artinya : ”Negeri akhirat itu, kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. dan kesudahan (yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S Al Qashaas : 83)
Allah menyadarkan hukum pada ”tidak adanya keinginan” bukan ”tidak mencari tahu” atau dk mewujudkan keinginan. Jg firman Allah SWT brkt in i (Q.S Asy syuraa : 20) :
Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.”
Allah juga berfirman :
Artinya : "Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.(Q.S. Al Israa : 19)"
Semua petunjuk yang telah diuraikan diatas adalah menuju kemasalah irodah (keinginana), karenanya, dalam keadaan seperti itu irodah, karenanya dalam keadaan sepeti itu irodah sangatlah penting, akan tetapi jika hamba tersebut tekun rajin melakukan dua hal yang pertama, yaitu membagi (harta yang dimiliki) dan kelak mencari cari (harta yang bukan miliknya) maka ia masih bisa mengharap anugrah Allah agar dia memberikan taufik untuk menolak keinginan.
Adapun pilihan itu berasal dari hati, karena sesungguhnya Allah pe4mberi Anugrah dan maha mulia.Kemuian hal yang memootivasi anda agar tidak mencari-cari perkara yang tidak ada dan memberikan yang sudah menjadi milik kita serta dapat memudahkan hal tersebut adalah mengingat akibat buruk yang ditimbulkan serta kekurangan-kekuranganya.
Telah banyak ulama’ yg membicarakan ttg hal ini, diantaranya adlah ucapan seorang ulama brkut ini : ”kutinggalkan dunia karena manfaatnya hanya sedikit, sangat melelahkan, mudah rusak dan kehinaan orang yang menjadikanya sebagai teman.
Abu bakar Al-Warraq berkata ”pertanyaan seperti ini memang benar tetapi semerbak berbau cinta, sebab orrang yang mengeluhkan suatu perpisahan tentu merasa senang bila bertemu kembali dan barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena adanya orang lain yang ikut memilikinya tentu akan merasa senag jika ia memilikinya sendirian oleh karena itu, ungkapan yang paling tepat adalah apa yang di utarakan oleh Abu bakar Al warraq ”sesunguhnya di dunia ini adalah musuh Allah sedang anda orang mencintainya, dan barang siapa mencintai seseorrang tentu akan membenci musuh kekasihnya.”
Al-Ghozali berkata ”sesungguhnya dunia berasal dari kotoran bangkai, denan keadaan kotior, binasa, rusak dan habis, tapi karena bangkai tersebut diperciki wewangian dan di bungkus dengan perhiasan, maka orang orang yang lalai menjadi tertipu dengan melihat sisi luarnya, orang-orang yang sempurna akalnya akan pergi menghindar darinya.” mereka juga tidak merelakanku, aku berkata : ”jangan mencegahku menjalani keduanya” mereka malah mencegahku, aku berkata :”angan mengajakku melakukan sesuatu yang tidak di ridlhohi Allah dan jangan memusuhi aku bila aku tidak mengikuti kalian, mereka juga tidak melakukanya, maka akupun meninggalkan mereka dan sibuk mengurusi diri sendri secara khusus.
Kita harus mengetahi bahwa zaman tlh menjadi sangat rusak, dan manusia mengalami banyak bahaya karena mereka sibuk dan melupakan ibadah kepada Allah, sampai-sampai kita tidak bisa melakukan ibadah, lalu mereka telah merusak apa yang telah anda dapatkan sehingga hampir saja ibadah yang anda lakukan tidak selamat. Ada sebuah syair yang indah yang berbunyi :
”Waktu kosong menuntunku pada keselamatan-Mu kadang-kadang orang menganggur melakukan sesuatu yang tidak berguna.”
Bila kita telah menjalani ibadah sebagaimana mstinya, niscaya kita akan merasakan manisnya bermunajat, merasa tentram dg kitab Allah, melupakan masyarakat & tdk merasa nyaman berkawan serta berbicara dg mereka.
2. Rintangan yang kedua yaitu: Makhluk
Hendaknya kita menyendiri dari masyarakat hal itu dilakukan karena 2 hal :
1) Linkungan masyarakat akan membuat kita sibuk dan melupakan ibadah keada Allah sesuaia dengan apa yang diceritakan oleh eorang ulama’ bahwa beliau bekata ”aku berjalan dengan menemukan sekelompok orang memanah sementara itu ada seseorang yang duduk agak jauh dan mereka dan aku bermaksud mengajaknya berbicara akan tetapi ia berkata ”aku lebih tertaik mengingat (dzikir) Allah dari pada pembicaraanmu” aku berkata :”apakah anda sendirian?” adan dia menjawab ”aku bersama tuhan dan malaikat(pencatat amal) ku” aku bertanya :”siapa yang menang diantara mereka?” ia menjawab ”orang uang diampuni Allah” aku bertanya ”dimana jalan untuk mendapatkanya?” dia mennjuk dengan tangaya kearah langit dan meninggalkanku seraya bergumam ”kebanyakan makhluk telah melupakan-Mu”
Dengan demikian masyarakat akan membuat kita sibuk dan meninggalkan ibadah menghalangi kita atau bahkan menjerumuskan kedalam perbuatan yang buruk dan merusak seperti yang dikatakan oleh halim Al asham rahimahumllah : aku berusaha menapatkan lima hal dari masyarakat tapi tidak bisa menemukanya ku berusaha agar mereka berbuat taat dan berzuhud tapi mereka melakukanya, aku berkata : ”jika kalian tidak melakukanya, maka tolonglah agar aku bisa melakukanya, dan merekapun tiak melakukan hal itu.
3. Rintanga ketiga yaitu : Setan
Kemudian hendaklah kita memerangi setan & mengalahkanya Krna 2 hal :
1) Yaitu musuh yang menyesatkan dengan nyata, tidak ada sedikitpun harapan kebaikan darinya, dia tidak akan membiarkan kita dan bahkan sama sekali tidak merasa puas kecuali setelah melihat kerusakan pada diri kita, dengan begitu tiak ada alasan untuk merasa aman dari musuh yang sifatnya seperti ini dan juga tidak boleh lengah renungkanlah dua ayat dari kitab Allah yang salah satunya adalah sebagai berikut :
Artinya : ”Bukankah Aku Telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu",(Q.S. yasiin : 60)
Ayat yang kedua yaitu :
Artinya : ”Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Mka anggaplah ia musuh(mu), Krna Sesungguhnya syaitan-syaitan itu Hanya mengajak golongannya spya mereka menjadi penghuni neraka yg menyala-nyala” (Q.S faathir : 6)
2) Dia diberi watak untuk selalu memusuhi kita, ia juga mempersiapkan diri ntuk memerangi qt selama-lmanya, siang malam ia melemparkan panah kpd anda bdi saat lengah, lalu apa yg terjd?
Disisi lain ada hal penting yang terjadi , yaitu kita menjalankan ibadah kepada Allah dan mengajk masyarakat menuju pintu-Nya dengan perbuatan serta ucapan kita sedangkan hal semacam ini bertentangan dengan pekerjaan, cita cita, keinginan dan perbuatan setan, sekali lagi kita memancing kemarahan setan, berusaha dan mengalahkan setan, pasti iapu akan bersiap menyingsingkan lengan bajunya, untuk memusuhi, memerangi dan berupaya dengan berbagai cara sampai berhasil merusak ibadah kita, atau bahkan menghancurkan kita secara total.
Ada beberapa cara untuk memerangi dan menolak syetan, diantaranya adlah :
a) Cara terbaik untukmenolak syetan tak lain ádala memohon perlindungan pada Allah, karena sesungguhnya syetan hádala anjing yang diberi kewenangan mencelakakan manusia, jira manusia sibuk memerangginya, tentu akan kesulitan, waktu anda terbuang dan iapun mendapat kemenangan.
b) Cara yang benar hádala berjuang, senantiasa menolak dan tidak mengikutinya.
4. Rintangan yang ke empat yaitu : Nafsu
Dalam beribadah henmdaknya kita berhati-hati dalam menjaga nafsu yg sllu memerintahkan kedalam hal hal yang buruk, ia adala musuh yang Sgt berbahaya, cobaan teramat berat, paling sulit diobati, penyakit yg ditimbulkan teramat berat &sulit serta untuk mengobatinya juga sulit, hal itu harus dilakukan karena 2 hal :
1) Nafsu hádala musuh yang datang dari dalam tubuh :Jira seorang pencuri berasal dari dalam rumah, maka jalan untuk menyiasatinya Sangay sulit & kerugian yang ditimbulkan juga besar.
Benar sekali apa yang dikatakan oleh seorang penyair :
“nafsuku senantiasa mengajakku pada hal hal yang membahayakan dan memperbanyak penyakitku, bagaimana menghindari dari musuh jira ia berada dalam tulang igaku.”
2) Ia ádala musuh yang disukai
Biasanya seseorang tidak melihat kekurangan yang ada pada kekasihnya, hampir ia sama sekali tidak melihat kekuranganya, seperti yang dikatakan oleh seorang penyair :
”dan kamu tidak melihat kekurangan pada kekasih dan sauara mu, bahkan sebagianya saja tidak kau lihat jika telah merasa senang, tatapan mata yang senang menutupi nya dari segala kekurangan tapi tatapan mata yang benci akan menampakkan berbagai keburukan.”
Kalau sudah begitu seseorang tentu menganggap baik segala keburukan dari orang yang disukainya, ia nyaris tidak melihat kekuranganya, sementara nafsu masi daam permusuhan dan penggodaanya, tidak berapa lama nafsu akan menjerumuskanya ke dalam cemoohan dan kerusakan, orang itu tidak akan merasa kecuali bila Allah memeliharanya dengan anugerah-Nya, dan memberikan pertolongan untuk mengalahkan nafsu dengan rahmat-Nya.
Hal-hal yang khusus yang diberikan kepada orang-orang yang bvertaqwa dalam kaitanya dengan ibadah ada tiga macam :
I. Taufik dan pertolongan yang pertama kali khusus diberikan orang-orang yang bertaqwa, firman Allah (Q.S At taubah : 36):
Artinya : ”dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”
II. Perbaikan amal dan penyempurnaan kekurangan, Allah berfirman.:
Artinya : "Sesungguhnya Allah Hanya menerima (korban) dari orang2 yg bertakwa".(Q.S Al maidah : 27)
III. Perbaikan amal dan penyempurnaan kekurangan, firman Allah :
Artinya : ”Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia Telah mendapat kemenangan yang besar.” (Q.S Al ahzab : 71)
Jadi poros perputaran ibadah itu ada tiga : yang pertama yaitu taufiq yang membuat anda bisa mengerjakan amal, yang kedua yaitu memperbaiki kekuangan sampai betul-betul sempurna.
Inilah tigahal yang digunakan sebgai sarana untuk merrendahkan diri kepada Allah oleh para hamba, mereka meminta sebagai berikut : ”ya tuhan kami ! berilah petnjuk agar kami taat kepada-Mu sempurnakanlah kekurangan kami dan terimalah ketaatan ini dari kami”
Tapi sebenarnya Allah menjanjikan semua itu bagi orang yang bertaqwa, ia meminta ataupun tidak pasti diberi, oleh karena itu hendaknya kita selalu bertaqwa biloa ingin bisa beribadah kepada Allah SWT atau bahkan untuk meraih keuntungan dunia dan akhirat sekalipun.