Friday, February 26, 2010

TRICKS MENJADI PENYIAR BERITA TV NEWS

PENYIAR BERITA TV NEWS
Dokter Penyiar menyadari bahwa banyak orang yang berminat muncul di TV, tapi hanya
sebagian yang mau jadi Penyiar Berita di TV. Apakah kurang prestisius dibandingkan
misalnya pembawa acara Infotainment? Banyak sekali yang bisa ditulis ttg profesi ini,
tetapi Dokter Penyiar bisa menyampaikan ringkasannya buat Anda yang berminat terjun:

1. Istilah

Ada yang menyebut profesi ini sbg “Newsreader” (1 kata) atau “News Presenter” (2 kata).
Istilah “Newscaster” adalah sebutan untuk Broadcaster yang bergerak di bidang News,
tapi tidak eksklusif untuk Penyiar TV. Sedangkan “News Anchor” (atau “Anchorwoman”/
“Anchorman”) merujuk pada fungsi Penyiar tsb yang menjadi kendali-acara bagi berbagai
reporter yang sedang meliput berita di lapangan pada saat bersamaan.

Dokter Penyiar merasa bahwa para praktisi kurang menyukai istilah “Newsreader”
karena memberi kesan bahwa Penyiar tsb hanya membacakan naskah berita saja,
padahal seorang Penyiar berita TV profesional juga turut sibuk mencari beritanya,
meng-edit naskahnya dan (seringkali) turut meng-edit videonya. Sedangkan istilah
"Berita" bisa diartikan sebagai kejadian nyata yang penting untuk diceritakan segera
kepada Pendengar/Pemirsa.

2. Fakta

Hakikat program berita yang “aktual” (harus segera disampaikan kepada Pemirsa)
menyebabkan seorang Penyiar berita TV harus tampil dalam kondisi “live”, meskipun
ada sesekali keadaan di mana sang Penyiar terpaksa meminta program beritanya tsb
direkam dulu sebelum diudarakan pada waktunya. Namun secara umum sifat sebuah
program berita adalah”aktual/up-to-date” dan “tidak ada siaran ulangan” karena
siaran selanjutnya (mis. 1 jam kemudian) harus siap menampilkan berita lebih baru lagi.

3. Sejarah

Di Indonesia, pembaca berita TV dipelopori oleh TVRI selama puluhan tahun, dan ada
programnya yang paling kondang yaitu Dunia Dalam Berita (“DDB”). Secara khusus,
TVRI Stasiun Pusat (di Senayan, Jakarta) telah menelurkan berbagai Pengajar Broadcasting
yang menyebar mengajar di radio & TV seluruh Indonesia (Bahkan Delta-FM Jakarta masih
memakai pengajar dari TVRI untuk training penyiarnya di tahun 2005!). Beberapa Penyiar
asal TVRI pun pindah ke TV Swasta sehingga di tahun 90an sempat timbul kesan bahwa
TV Swasta belum pandai menyelenggarakan pelatihan untuk para Penyiarnya. Contoh
penyiar TVRI ? Sandrina Malakiano dari TVRI Stasiun Denpasar, pindah ke ANTV lalu ke
Metro-TV. Ida Arimurti dari TVRI Stasiun Jakarta, lalu ke Radio FeMale dan Delta-FM.

Di akhir tahun 80-an, muncullah RCTI dan acara berita Seputar Indonesia yang (tak heran)
pernah menguasai pangsa iklan tayang di TV. Zaman sekarang ini semua stasiun TV
merasa harus punya program berita, termasuk stasiun TV yang ngakunya “remaja” dan
“lifestyle”. Dokter Penyiar merasa bahwa acara Good Morning-nya Ferdi Hasan di Trans-TV
adalah contoh program yang “hybrid” : News sekaligus Human Interest (alias gosip).

4. Peluang

Meskipun Anda tidak punya pengalaman sebagai Penyiar radio dan belum punya Sertifikat
pelatihan Broadcasting (mis. dari Interstudi atau dari Workshop@Penyiar.com) namun
peluang Anda untuk menjadi pembaca berita TV tetap ada. Acara seperti Menuju Liputan Enam
adalah bukti bahwa semua stasiun TV berkepentingan untuk dapat menjaring calon-calon
Penyiar berita sebelum dicaplok oleh TV lain. TV asing pun mencari-cari penyiar Indonesia,
dan Dokter Penyiar tahu beberapa Penyiar Indonesia yang bahkan bisa tinggal di Hong Kong
atau USA (untuk Voice of America) untuk menjalani karirnya sebagai Penyiar berita TV.

Yang penting bagi setiap Stasiun TV adalah Anda dapat membuktikan kemampuan diri
pada saat dilakukan screen-test, simulasi reportase & wawancara di lapangan, dialog di studio,
dan menyampaikan berita dari materi yang muncul di Teleprompter. Sedangkan yang penting
bagi Anda adalah persiapan sendiri : latihan mengatasi grogi di depan kamera serta
membekali diri dengan pelatihan Penyiar yang berkualitas. Contoh: Jika ingin jadi penari balet
yang handal, tentu Anda harus mencari guru yang telah menghasilkan penari2 balet terbaik.

Dokter Penyiar teringat ada seorang gadis yang di tahun 1999 mengambil gelar Master
bidang Broadcasting di Amerika, namun sampai sekarang belum tercapai cita-citanya untuk
menjadi Penyiar berita TV. Yang lebih penting dari gelar? Pengalaman (mis. jadilah reporter
terlebih dahulu). Yang lebih penting dari pengalaman? Kemampuan (karena ada juga lho
Penyiar baru yang lebih bagus dari seniornya berkat ketekunan dan disiplin dirinya).

5. Tembus ke TV

Bagi Anda yang sudah maupun belum terjun di dunia Broadcasting tentu ingin tahu caranya
agar bisa “tembus” ke Stasiun TV yang Anda targetkan. Jangan ragu2 untuk mengirimkan
lamaran dan foto (dan VCD rekaman diri, kalau bisa) ke Stasun TV tsb tanpa menunggu
masa rekrutmen. Jika Anda terlihat telah membuat dan mengirimkan lamaran tsb dengan niat
maka niscaya mereka akan menyimpannya untuk dipertimbangkan kelak jika waktunya tiba.

Dokter Penyiar bisa menyampaikan beberapa kiat untuk membuat mereka tidak terfikir
untuk membuang Surat Lamaran Anda :

- Mengantarkan sendiri Surat Lamaran (biar terlihat PD-nya).
- Bertemu langsung dengan staf bagian News atau HRD (tebar pesona!).
- Ngobrolnya dengan artikulasi jelas dan kecepatan yg nyaman didengar.
- Foto diri dgn busana seperti Penyiar TV (yaitu blazer/jas atau yg gelap).
- Wajah yg tersenyum (di foto maupun saat Anda mengantar lamaran).
- Rekaman diri sbg Penyiar TV (pada format VCD/DVD, bukan MiniDV).
- Sertifikat dari pengajar2 yang memang dipercaya oleh Stasiun2 TV.
- Selalu meninggalkan kesan positif (dan tidak ngambek jika tak diterima).
- Secara umum memancarkan kesan bahwa "kalo gak terima juga nggak apa2 koq
karena masih ada TV lain yang mau terima saya!”

6. Training
Selain “Diklat TVRI” di Jakarta yang bisa diikuti oleh peserta umum dari seluruh Indonesia,
Dokter Penyiar tidak pernah dengar adanya satu tempat yang telah teruji menggembleng
khusus Penyiar berita TV saja. Ada memang beberapa Penyiar berita TV yang menawarkan
pelatihan untuk umum, namun biasanya belum ada satupun alumninya yang sukses atau
Penyiar tsb belum dipakai sebagai pengajar di stasiun2 TV lainnya. Di U.I. ada Pendidikan
Broadcasting Terapan untuk Penyiar Radio, Penyiar TV, Staf Creative, dan Account Executive.
Sedangkan Eko Junor yang pernah mengajar Penyiar di Trans-TV (2004), Televisi O-Channel
(2005) dan ANTV (2005) juga hanya sesekali mengadakan workshop intensif Penyiar Berita
dengan 5-7 peserta saja.

Tapi jangan khawatir, karena kalaupun Anda (dengan atau tanpa pembelajaran sebelumnya)
dianggap cukup layak (karena pendidikan/pengalaman/cantik?) untuk menjadi calon Penyiar
berita di Stasiun TV tsb, maka pasti Anda akan tetap diberi sebuah program training.
Tidak perlu heran jika para Penyiar senior Anda juga belum pernah menjalani sebuah
pelatihan resmi, karena di Indonesia belum terbudaya memanggil professionals dari
berbagai keahllian untuk datang ke Stasiun TV dan mengajar para Penyiarnya. Namun
nampaknya kemampuan tetap lebih penting daripada gelar maupun cakepnya Anda. Dengan
kata lain, indikator akhir tetaplah kemampuan Anda saat menjadi Penyiar di depan kamera!

7. Yang Harus Dikuasai

Penyiar Berita TV punya tuntutan khusus yaitu harus mampu “menyampaikan” suatu materi
bicara yang sebenarnya “dibaca”. Para Penyiar program non-berita juga harus membaca dari
alat “teleprompter”, namun sifat kaku dalam menyampaikannya bisa mereka tutupi dengan
gerakan badan dan kepala; sedangkan Penyiar berita cenderung lebih tersiksa karena ia
dibatasi gerakan tangannya, apalagi kepalanya. Banyak penyiar radio yang pandai “ngécap”
selama berjam-jam di depan mic, tapi belum tentu ia bisa lancar saat disuruh menyampaikan
sebuah naskah yang sudah disiapkan oleh orang lain. Dan melihat ke satu titik, pula!

Dokter Penyiar merasa bahwa satu trik yang sangat membantu adalah kemampuan mata Anda
untuk men-survei jauh ke depan, untuk memberi waktu bagi perangkat ekspresi Anda
(wajah, mulut, mata, dll) untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kata/kalimat yang akan
disampaikannya. Karena Penyiar berita biasanya menggunakan bahasa formal, maka Anda
bisa melatihnya dengan membaca koran atau majalah. Seperti halnya Penyiar acara lainnya,
seorang Penyiar Berita pun harus lancar dan nyaman dalam menyampaikan naskah yang sudah disiapkan di teleprompter.

8. Hakikat Siaran Langsung

Tidak seperti mayoritas acara lainnya di TV, program Berita hampir selalu disiarkan secara
langsung. Kelebihannya dari siarang langsung adalah waktu kerja Anda menjadi singkat :
datang dua jam sebelumnya untuk pemakaian make-up (termasuk tata rambut) dan busana,
kemudian satu jam sebelumnya memeriksa naskah/teleprompter dan membiasakan diri
dengan topik atau istilah2 yang ada dalam naskah2 tsb. Setelah program berita tsb selesai,
Anda langsung kembalikan busana siaran kepada bagian Wardrobe dan Anda bisa segera pulang
atau bahkan langsung ke pesta (karena tata rambut dan make-up sudah siap-sedia!).

Bandingkan dengan program yang direkam : bukan hanya shooting yang bisa terlambat
sambil menunggu seluruh crew siap di tempat, namun sang sutradara/pengarah juga
leluasa untuk meminta “take-ulang” jika Anda dianggap belum optimal. Alhasil, sebuah
acara berdurasi 30menit yang produksinya pre-recorded bisa menghabiskan waktu 6jam,
sedangkan sebuah program live hanya memakai 3jam dari hidup Anda. Bagi Anda yang
senang "tabrak-lari" dalam mencari nafkah, Dokter Penyiar menganjurkan siaran langsung
ketimbang acara yang pre-recorded.

9. Dinamika di Studio

Hal paling mengejutkan bagi para Penyiar Radio yang mencoba jadi Penyiar TV adalah
transisi dari studio siaran yang hanya dia seorang diri (dan leluasa berekspresi dengan
segila-gilanya) lalu berganti menjadi sebuah studio siaran TV yang dipenuhi oleh
petugas2 lainnya, misalnya :
- Kamerawan (satu/dua untuk News, hingga tiga untuk program seperti Extravaganza),
- Floor Director (menjembatani antara tuntutan Produser dengan kondisi kerja Penyiarnya),
- Scriptwriter (utk mengedit teleprompter atau menambahkan materi jika ada Breaking News),
- Petugas make-up/wardrobe yang siap menyempurnakan wajah/rambut/busana Anda.
- Program Director / Producer (biasanya di ruang Master Control mengawasi urutan item Berita
dan menyutradarai programnya secara umum)

Kerumitan dan perhatian berbagai orang tsb harus Anda netralisir (baca: cuekin) karena
perhatian Anda adalah berinteraksi dengan Audience melalui materi baca. Belum lagi jika
ada urutan perpindahan kamera yang harus Anda hafalkan, misalnya Opening di Cam-1,
Materi Berita di Cam-2, dan Closing di Cam-3. Sambil ini semua berlangsung, waktu dan
siaran berjalan terus sehingga Anda tak pernah boleh lupa atau salah bicara. Floor Director
(FD) membantu Anda dalam berbagai hal, misalnya memberi Anda aba-aba “5, 4, 3, 2…”,
memeriksa sudut & zoom Camera terhadap Anda, memastikan semua peralatan (mic, kamera,
lampu, monitor, dll) bekerja dengan baik, dan mengoperasikan scrolling pada teleprompter.
Untuk Program non-news yang besar seperti Gebyar BCA, seorang FD dan asistennya punya
tugas tambahan sebagai "cheerleader" dan "applause-prompter" yang memandu penonton
agar hening atau bertepuk-tangan.

10. Penyampaian Beritanya

Cara seorang Penyiar membaca materi berita dari teleprompter (atau naskah di meja siaran)
haruslah seakan-akan dia memahaminya dan mengalaminya sendiri. Jika ia terkesan kaku
atau malah terdengar hanya membaca naskah milik orang lain, maka penonton tidak akan
terhibur mendengarnya/melihatnya. Pemirsa akan berpikir, “Kalo baca aja sih, saya juga
bisa sendiri dari koran!”. Karena asumsi sederhana inilah maka Dokter Penyiar meyakini
bahwa berita di TV harus bisa memberi sebuah “pengalaman lebih” dibandingkan yang
diterima pemirsa jika ia hanya membacanya (di koran) atau mendengarnya (di radio).

Keistimewaan dunia televisi terletak pada kepandaiannya dalam “storytelling” sebuah berita,
atau memunculkan video peristiwanya, maupun juga wawancara blak-blakan dengan seorang
narasumber yang kompeten. Tuntutan & keinginan pemirsanya harus dipenuhi Stasiun TV tsb.
Kalau Anda ingin jadi Penyiar Berita TV tapi tidak mengerti ketiga hal tsb, sebaiknya Anda
beralih ke profesi yang tidak terlalu “melayani orang lain”.

11. Melayani melalui Interaksi

Lupakan sejenak pertanyaan Vina tentang “The Do’s and the Don’t’s of being a TV Newsreader”,
dan pikirkanlah dulu kesediaan Anda untuk terjun ke dunia Broadcasting yang hakekatnya
adalah “melayani pemirsa/pendengar”. Kalau Dokter pikir-pikir lagi, dunia Perhotelan
(Hospitality Industry) dan Penyiaran sama-sama menawarkan ”tempat mangkal” yang enak
buat target-persons mereka. Bagaimanakah para Hoteliers and Broadcasters menyenangkan
para pelanggannya? Dengan memberikan persis apa yang mereka cari!

Meskipun penonton berita ingin terutama mencari informasi, namun delivery (penyampaian)
tetap menjadi jembatan Penyiar dalam berinteraksi dengan Pemirsanya. Gaya tsb banyak
variasinya di Indonesia sehingga ada pemirsa yang “fanatik RCTI” atau ia nonton Metro-TV
sekedar karena naksir sama Tommy Cokro. Di luar berbagai bentuk interaksi Penyiar tsb,
Dokter Penyiar yakin bahwa jika penyampaian Anda tidak “entertaining” maka pemirsa
program Anda akan berkurang dan beralih ke TV/program lainnya.

12. Skilled & Mentally Prepared

Guru terbaik memang pengalaman, jadi bagi Anda yang sama sekali belum pernah
mencicipi rasanya di depan kamera video atau membaca naskah maka akan
kesulitan sekali untuk terjun sebagai Penyiar berita TV. Namun setidak-tidaknya
tulisan ini bisa Anda jadikan pegangan awal. Berbagai pelatihan di Penyiar.com maupun
dari lembaga-lembaga pendidikan dapat menjadi pilihan Anda untuk mengimbangi
“kemauan” Anda dengan “kemampuan” yang seimbang.

Jikalaupun Anda diterima untuk training di suatu Stasiun TV maka Anda belum tentu
dipakai untuk bertahun-tahun. Lagipula sebagai salah satu dari sekian banyak Penyiar
(berita maupun non-news) di Stasiun TV tersebut, Anda tetap akan diarahkan, dibandingkan,
dipacu, dan dikomentari oleh orang-orang yang berniat baik maupun tidak. Apakah Anda
merasa siap? Dokter Penyiar mengingatkan bahwa tanpa kesiapan mental dan keterampilan
maka Anda akan mudah sekali tersisih dalam persaingan untuk tembus ke dunia Broadcasting
secara umum dan sebuah Stasiun TV secara khusus.

Selamat mencoba dan kita tunggu penampilan Anda di layar kaca!

No comments:

Post a Comment